Namun, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan efektivitas Harnolnas sangat tergantung dari dua hal. Pertama adalah besaran diskon, yang menurut dia, tidak akan banyak berubah. Meskipun berubah tidak signifikan berubahnya.
Kedua, daya beli masyarakat yang melemah pada September ini untuk berjaga-jaga kenaikan harga beras dan komoditas. Terlebih pada awal bulan ini ada perang Israel-Palestina, yang semakin membuat masyarakat menahan konsumsinya, termasuk di online commerce.
“Jadi saya melihat ada peningkatan konsumsi dibandingkan hari-hari biasa namun tidak setinggi tahun lalu. Tapi saya belum sempat menghitung,” tutur Nailul Huda.
Harbolnas di tahun 2022
Pada awal 2023, Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) melaporkan, Harbolnas 2022 menjadi bukti bahwa ekonomi digital di Tanah Air masih berjaya. Bahkan, menurut Direktur Eksekutif idEA Arshi Adini, ekonomi digital masih mampu bertumbuh di tengah berbagai tantangan global yang penuh dengan ketidakpastian.
Menurut Arshi, Harbolnas 2022 memiliki dampak lintas industri dan itu masih terus terjadi. “Kami mengenalnya sebagai pencipta tren festival belanja di angka kembar dan ternyata makin mendorong perekonomian digital di Indonesia," ujar dia dalam Pemaparan Hasil Survei Harbolnas 2022, pada 12 Januari 2023 lalu.
Dengan bertumbuhnya nilai transaksi pada Harbolnas 2022, idEA pun menilai Indonesia masih bisa mengembangkan lebih optimal momen-momen belanja, seperti Harbolnas di tahun yang baru. Namun, harus tetap disesuaikan dengan kondisi yang terus berkembang di masyarakat, sehingga dapat tetap berkontribusi untuk perekonomian nasional lewat kegiatan belanja daring.
Selanjutnya: Asosiasi, kata Arshi, benar-benar merasakan....