TEMPO.CO, Jakarta - Angin segar datang usai FIFA menunjuk Indonesia menggantikan Peru sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023. Penunjukkan ini bak pelipur lara setelah Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Rencananya, Piala Dunia U-17 berlangsung mulai 10 November hingga 2 Desember 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun terang-terangan mendukung penyelenggaran event tersebut. Dia mengaku telah bertemu dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dan berdiskusi ihwal persiapan ajang olahraga tingkat dunia ini. Bagi Sri Mulyani, menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 adalah kesempatan besar bagi Indonesia.
“Saya pastikan Kemenkeu mendukung penuh Pak Erick dan PSSI dalam menyiapkan kontestasi bergengsi ini,” ujar Sri Mulyani melalui unggahan di akun Instagram resmi @smindrawati pada Selasa, 27 Juni 2023.
“Ini adalah kesempatan kita untuk kembali menunjukkan ke dunia bahwa kita adalah sebuah bangsa yang besar.”
Mendukung suksesnya Piala Dunia U-17 pun bukan cuma perkara gengsi. Lebih jauh, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, bicara soal dampak ekonomi. Meski tidak menutup kerugian usai batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Nailul mengatakan Indonesia bisa tetap mendapat cuan.
Nailul memprediksi perputaran uang yang terjadi di Piala Dunia U-17 ini bisa mencapai Rp 1,02 triliun. Adapun sektor yang paling diuntungkan, antara lain sektor akomodasi, penyediaan makan dan minum, serta transportasi.
Namun, kata Nailul, angka Rp 1,02 triliun baru dihitung dari hasil tiga komponen, yakni biaya wisatawan mancanegara timnas luar; biaya pengeluaran penonton pertandingan; dan biaya penyelenggaraan pemerintah.
"Jika dihitung dari penciptaan wisatawan non pertandingan, angkanya bisa lebih besar lagi," ujar Nailul kepada Tempo, Rabu, 28 Juni 2023.
Oleh karena itu, lanjut Nailul, pemerintah mesti lekas mengambil celah. Sebab, penyelenggaraan Piala Dunia U-17 bukan sekadar urusan sepak bola, tapi sekaligus upaya mengenalkan pariwisata Indonesia ke kancah global. "Harusnya sebelum event berlangsung, harus ada promosi wisata dan Piala Dunia U-17 secara bersamaan," kata dia.
Hal senada juga disampaikan praktisi pariwisata dari Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azahari. Dia menyebut Piala Dunia U-17 memberi banyak keuntungan. “Bukan cuma dampak ekonomi, dampak politis sport tourism dari Piala Dunia U-17 sangat tinggi.”
Karena itu, Azril mengatakan pemerintah mesti serius dalam melakukan persiapan. Terlebih, Piala Dunia U-17 disebut bentrok jadwal dengan event besar lainnya, yakni konser Coldplay yang bakal digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Saking besarnya potensi dari Piala Dunia U-17, Azril pun mengatakan ajang olahraga tersebut layak menjadi prioritas utama. Meskipun, Piala Dunia U-17 dan konser Coldplay mesti sama-sama harus tetap terselenggara. “Harus ada solusi yang sepadan. Keputusan bisa diambil Presiden atau minimal setingkat menteri koordinator. Bukan sekadar PSSI.