Setelah serangan 6 Januari di Capitol, beberapa anggota DPR dari Partai Demokrat memperkenalkan RUU yang berusaha melarang Trump memegang jabatan lagi dengan menerapkan Amandemen ke-14. Di dalamnya melarang siapa saja yang telah "terlibat dalam pemberontakan atau pemberontakan" atau "memberikan bantuan atau kenyamanan" kepada musuh-musuh AS setelah mengambil sumpah untuk mendukung Konstitusi. RUU itu tidak pernah berhasil diterbitkan oleh DPR sebelum Partai Republik mengambil kendali pada bulan Januari.
Meski boleh maju sebagai calon presiden AS, bekas Gubernur Arkansas Asa Hutchinson meminta agar Trump mundur. Hutchinson pada Minggu, 2 April 2023, mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat. Itu artinya, Hutchinson menjadi kandidat pertama dari Partai Republik yang maju dalam pemilu 2024 setelah mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak jadi mencalonkan diri.
Menurut Hutchinson, masalah hukum yang sedang membelit Trump telah menjadi kendala untuk maju dalam pemilu presiden tahun depan dan menjalankan pemerintahan secara efektif. “Trump harus keluar dari pemilu karena dia harus berkonsentrasi pada masalah-masalah hukum yang dia hadapi. Sedangkan rekan-rekannya di Partai Republik harus membiarkan prosedur berjalan, bukannya merusak apa yang sudah bagus bagi Amerika dalam hal sistem peradilan,” kata Hutchinson.
Dia menekankan tidak ingin dianggap sebagai anti-Trump. Hutchinson ingin bisa berbicara pada para pendukung Trump, elemen-elemen di partai khususnya kelompok Evangelicals, yang merasa kurang nyaman dengan perilaku Trump.
“Saya sangat yakin masyarakat Amerika ingin para pemimpin memberikan yang terbaik dan bukan hanya menarik naluri terburuk kita,” kata Hutchinson, yang juga pernah menjabat sebagai mantan Direktur Drug Enforcement Administration.
Sementara itu meski sedang tersandung skandal, popularitas Donald Trump justru naik dalam pooling yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos. Trump tetap unggul dari saingannya, Gubernur Florida Ron DeSantis, untuk maju dalam kontes pencalonan presiden dari Partai Republik 2024.
Sekitar 48 persen orang yang menyebut dirinya sebagai anggota Partai Republik menginginkan Trump menjadi calon presiden dari Partai Republik. Angka ini naik dari 44 persen dalam jajak pendapat 14-20 Maret. Sekitar 19 persen mendukung saingan terdekatnya, Gubernur Florida Ron DeSantis, turun dari 30 persen bulan lalu.
Jajak pendapat online dilakukan antara 31 Maret dan 3 April, setelah tersiar kabar bahwa Trump akan menghadapi tuntutan pidana terkait uang suap yang dibayarkan kepada bintang porno Stormy Daniels sebelum pemilu 2016. DeSantis dalam beberapa pekan terakhir telah diterpa kritik atas pernyataan 13 Maret 2023. Saat itu dia mengatakan bahwa AS tak harus terlibat lebih jauh dalam perang Rusia Ukraina.
Sekitar 71 persen orang Amerika, termasuk 58 persen dari Partai Republik, mengatakan dapat dipercaya bahwa Trump membayar bintang porno Stormy Daniels untuk tetap diam tentang perselingkuhan menjelang pemilihan presiden 2016. Trump telah menyatakan tidak bersalah dan menyangkal perselingkuhannya, namun dia telah mengakui membayar Daniels.
Pada saat yang sama, 51 persen responden jajak pendapat, termasuk 80 persen dari Partai Republik, mengatakan mereka yakin tuduhan itu bermotivasi politik. Angka-angka itu sebagian besar tidak berubah dari bulan lalu.
Survei terhadap 706 orang dewasa AS memiliki interval kredibilitas, ukuran presisi, plus minus 2,7 poin persentase untuk semua responden dan plus minus 4,5 poin persentase untuk Partai Republik.
CBS NEWS | NEWSWEEK | REUTERS