Virus Diprediksi Telah Bermutasi
China telah diperingatkan akan menghadapi berbagai gelombang infeksi virus corona karena varian Omicron bermutasi menjadi lebih baik dalam menyebarkan dan menghindari kekebalan. Ahli virologi Shan-Lu Liu dari The Ohio State University di Amerika Serikat mengatakan bahwa ketika perlindungan vaksin berkurang, tingkat infeksi ulang akan meningkat. “China kemungkinan akan mengikuti tren, dan mengulangi gelombang infeksi seperti yang terlihat di bagian lain dunia,” kata Liu dikutip CNA.
Para ilmuwan masih mencoba memahami dasar-dasar mengapa beberapa orang yang sembuh dari Covid-19 bisa terinfeksi lagi. Namun Liu mencatat, Omicron yang merupakan varian dominan di seluruh dunia selama lebih dari setahun, memiliki tingkat infeksi ulang tertinggi.
Namun adanya varian Covid baru, diragukan oleh Direktur Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan, Chris Murray. Ia menekankan kemungkinan ada miliaran infeksi omicron di seluruh dunia tahun ini, tetapi tidak ada varian baru yang muncul, dan hanya subvarian omicron.
“Itulah mengapa saya akan menempatkan risiko yang cukup rendah bahwa ada varian baru yang berbahaya di China,” kata Murray, dilansir CNBC. Dia mencatat bahwa beberapa karakteristik yang sangat khusus yang akan diperlukan untuk varian baru muncul dan menggantikan omicron.
Ahli virologi Universitas Hong Kong Jin Dong-yan mengatakan pada podcast independen bulan lalu bahwa orang tidak perlu takut dengan risiko varian baru yang lebih mematikan di China. "Banyak tempat di seluruh dunia telah mengalami (infeksi skala besar) tetapi varian yang lebih mematikan atau patogen tidak muncul setelahnya," kata Jin.
"Saya tidak mengatakan bahwa munculnya strain (yang lebih mematikan) sama sekali tidak mungkin, tetapi kemungkinannya sangat kecil."