Rapor Merah Bisnis Perusahaan Ekspedisi
Kabar PHK ratusan karyawan SiCepat menambah daftar rapor merah bisnis perusahaan ekspedisi di kuartal pertama 2022. Sekitar dua bulan lalu, pesaing SiCepat Ekspres, PT Jaringan Ekspedisi Transportasi atau JET Express, mengumumkan rencana menutup perusahaannya setelah beroperasi selama tujuh tahun. Operasional JET Express resmi mandek pada Maret 2022.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohamad Feriadi mengatakan bisnis jasa pengiriman kilat sebetulnya masih tumbuh meski menghadapi pelbagai tantangan. “Namun tiap perusahaan memiliki kondisi yang berbeda,” katanya.
Feriadi menjelaskan perusahaan yang memiliki model bisnis business to business atau B to B kemungkinan tidak akan semoncer pertumbuhan bisnis untuk model yang lain. Sebaliknya, bisnis yang langsung bersinggungan dengan pelanggan, seperti business to customer (B to C) atau customer to customer (C to C) masih terlihat lebih baik pertumbuhannya.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan ada banyak faktor yang membuat pemain logistik tumbang di era meningkatnya ekosistem ekonomi digital. Pertama, pertumbuhan industri logistik tak melulu bisa diukur dari kenaikan volume transaksi e-commerce secara keseluruhan.
“Sebagian e-commerce sudah mengurangi era bakar uang. Promo dan diskon berkurang. Akibatnya, permintaan terhadap logistik berkurang,” ujar Bima. Sejalan dengan itu, booming-nya persaingan e-commerce membuat pemain di sektor jasa logistik ikut bertambah.
Pemain baru umumnya memiliki kemitraan yang kuat dengan e-commerce. Walhasil, pemain-pemain logistik lama di sektor bisnis logistik yang tidak kuat dari sisi modal bakal tersingkir.
“Permodalan adalah kunci penting bertahan di pasar yang berdarah-darah,” tuturnya.
Tak hanya itu, di tengah tekanan krisis yang membuat daya beli masyarakat menurun dan berimbas ke pemesanan jasa ekspedisi, perusahaan-perusahaan logistik melakukan efisiensi karyawan. Caranya adalah menggeser karyawan-karyawan tetap dan menggantinya dengan pekerja outsourcing.
Di sisi lain, Bhima melihat ada tekanan besar bagi industri logistik atas kenaikan biaya bahan bakar. Melonjaknya harga minyak dunia membuat struktur operasional perusahaan yang mengandalkan jasa pergerakan ini berubah. Namun, tak serta-merta perusahaan bisa menaikkan harga penjualannya.
“Sementara dengan biaya bahan bakar meningkat, perusahaan bisa meneruskan ke konsumen,” ucap Bhima.
Baca Juga: SiCepat Ekspres Janji Bayar Pesangon Karyawan yang Terimbas PHK