TEMPO.CO, Jakarta - Ledakan kasus Covid-19 di Jakarta membuat sejumlah rumah sakit penuh. Hal ini diakibatkan kenaikan kasus harian Covid-19 yang jumlahnya sudah melewati puncak kasus harian saat Jakarta dilanda gelombang kedua pada pertengahan tahun 2021 akibat varian Delta.
"Penambahan kasus positif per Jumat mencapai 10.707," bunyi pengumuman di laman corona.jakarta.go.id pada Sabtu, 12 Februari 2022.
Sepanjang Januari 2022 atau hanya dalam waktu satu bulan saja, keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) telah mencapai 60 persen. Padahal, ledakan kasus diperkirakan masih akan terjadi hingga awal Maret 2022.
Melonjaknya kasus yang berimbas pada penuhnya rumah sakit, kemudian mendapat perhatian dari Kantor Staf Presiden (KSP). Lembaga tersebut mengatakan sudah ada aduan masyarakat kesulitan mendapatkan layanan rumah sakit dari masyarakat saat ini. "KSP sudah mulai menerima laporan warga yang kesulitan mencari rumah sakit," ujar Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo.
Tenaga medis melintas di depan gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Kamis, 10 Februari 2022. RSPI Sulianti Saroso menjadi salah satu Rumah Sakit rujukan perawatan pasien Covid-19 varian Omicron. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Abraham menjelaskan, keterisian rumah sakit didominasi masyarakat yang terdampak Covid-19 tapi sebenarnya tidak membutuhkan perawatan. Sehingga warga yang benar-benar membutuhkan kesulitan mendapatkan tempat tidur. "Masyarakat tidak perlu panik, apa lagi WHO menyebut varian Omicron lebih ringan ketimbang Delta Yang penting waspada proposional," kata Abraham.
Pernyataan Abraham ini juga diamini oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies menerangkan dari 60 persen BOR di rumah sakit, saat ini hanya 12 persen pasien Covid-19 bergejala berat dan sedang yang membutuhkan perawatan. Sedangkan 48 persen sisanya hanya bergejala ringan dan tidak perlu dirawat di rumah sakit. "Artinya memang penularannya tinggi, tapi tingkat keparahannya itu tidak tinggi," kata Anies.
Untuk masyarakat yang tidak memilki fasilitas isolasi mandiri di rumahnya, Anies mengimbau agar mereka menghubungi gugus tugas atau RW setempat untuk mendapatkan tempat isolasi terpadu. Anies pun mengimbau agar masyarakat tidak panik.
"Nah, tidak panik artinya bila terpapar positif, maka lihat gejalanya. Kalau perlu datangi fasilitas kesehatan, tapi bila gejalanya ringan atau tanpa gejala sekalipun, maka lakukan isolasi mandiri di rumah," kata Anies.
Warga mencari informasi pada aplikasi layanan Sistem Informasi Rawat Inap Rumah Sakit (Siranap RS) di Jakarta, Jumat 29 Januari 2021. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyediakan layanan Siranap RS yang dapat diunduh secara gratis dan diakses melalui situs resmi Kemenkes untuk pencarian informasi ketersediaan tempat tidur bagi pasien COVID-19 di rumah sakit seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sementara itu dari pantauan Tempo pada Sabtu, 12 Februari 2022 di aplikasi Sistem Informasi Rawat Inap Rumah Sakit atau SIRANAP milik Kementerian Kesehatan, mayoritas rumah sakit masih memiliki kapasitas menampung pasien Covid-19, walau tidak banyak.
Di kawasan Jakarta Pusat beberapa rumah sakit yang masih memiliki daya tampung, antara lain RS Umum Budi Kemuliaan yang masih terisisa tujuh bed, RSUPAD Gatot Soebroto terisisa 7 bed, dan RS St. Carolous tersisa hanya 1 bed. Sementara beberapa rumah sakit Jakarta Pusat yang sudah penuh terjadi di RSUD Tarakan, RS Pelni Petamburan, dan RS Hermina Kemayoran.
Angka keterisian rumah sakit ini terbilang masih besar, mengingat pernyataan Jakarta Pusat telah dinyatakan sebagai episentrum penyebaran Covid-19. Hal itu terjadi karena banyaknya perkantoran di kawasan Jakarta Pusat. "Iya betul, itu salah satu penyebabnya perkantoran sehingga di Jakarta Pusat ada peningkatan," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Selain di Jakarta Pusat, penuhnya kapasitas rumah sakit juga terjadi di wilayah Jakarta Timur. Seperti di RSUD Kramatjati, RSIA Sayyidah, RS Islam Pondok Kopi RSUD Budhi Asih, RS EMC Pulomas, dan RSUD Matraman. Untuk rumah sakit yang masih memiliki kapasitas cukup tinggi berada di RS UKI dengan 10 bed, RS Yadika dengan 13 bed, dan RS Adhyaksa dengan 7 bed.
Untuk wilayah Jakarta Barat, rumah sakit yang sudah penuh antara lain RS Siloam Kebon Jeruk, RS Anggrek Mas, RSUD Kembangan, RS Pelni Petamburan, RSUD Kalideres, hingga RS Ciputra Citragarden City. Di wilayah ini, rumah sakit yang masih mengalami kekosongan ada RS Cinta Kasih Tzu Chi dengan 9 bed, RS Hermina Daan Mogot dengan 13 bed , dan RS Ukrida dengan 9 bed.
Tenaga Medis tengah memantau pasien Covid-19 melalui CCTV yang terpasang di dalam ruang perawatan di RSUD Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 26 Agustus 2021. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit Covid-19 di Jakarta kini sudah semakin rendah. TEMPO/M Taufan Rengganis
Mengenai tidak meratanya tingkat keterisian rumah sakit tersebut, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan, hal ini diakibatkan masyarakat cenderung memilih rumah sakit yang diminatinya untuk dirawat.
"Karena mungkin di sebagian rumah sakit yang lebih diminati oleh masyarakat, jadi terjadi antrean atau karena beberapa pengaturan yang membutuhkan waktu agar orang bisa masuk ke ruang perawatan," ujar Dwi.
Fenomena memilih rumah sakit favorit ini membuat beberapa rumah sakit penuh, sementara rumah sakit lainnya masih memiliki kapasitas yang lumayan longgar. Dwi menerangkan, batas normal BOR di Jakarta adalah 70 persen, jika sudah mencapai angka tersebut, maka kasus kelangkaan rumah sakit seperti saat gelombang kedua akibat varian Delta bakal kembali terjadi di Jakarta.
Namun, untuk saat ini keterisian rumah sakit masih berada di angka 60 persen. Dwi mengatakan angka tersebut masih normal dan menandakan keterisian rumah sakit masih terkendali.
Apa lagi, Dwi mengatakan Pemprov DKI saat ini sedang berusaha menambah jumlah rumah sakit agar kapasitas BOR meningkat. Saat ini sudah 140 rumah sakit di Jakarta yang bisa menjadi rujukan pasien Covid-19. "Jadi ini kita de javu, mengulangi proses sama di Juni 2021," kata Dwi.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga: Keterisian Tempat Tidur Covid-19 di Rumah Sakit di Jakarta Barat Meningkat