TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran varian Omicron virus Corona di Amerika Serikat kian tak terkendali. Pemerintah pun meminta agar warganya mau disuntik vaksin booster untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
Hingga Senin, AS mencatat infeksi Covid-19 mencapai angka tertinggi yaitu 1 juta kasus. Otoritas kesehatan AS mencatat kenaikan kasus tiga kali lipat sejak adanya varian Omicron. Menurut laporan USA Today, satu dari setiap 100 orang Amerika akan dilaporkan positif virus ini dalam sepekan terakhir.
Senin, data Universitas Johns Hopkins menunjukkan sekitar 1.042.000 kasus Covid-19, lebih banyak dibandingkan sehari sebelumnya. Angka ini bisa bertambah mengingat tak semua negara bagian melaporkan kasus terbaru.
Mudahnya penyebaran varian Omicron membuat angka kasus melonjak dua kali lipat hanya dalam hitungan hari. Pada Kamis pekan lalu, angka kasus infeksi hanya 591.000.
Virus Covid-19 juga menjangkiti pejabat negara hingga anggota kongres. Dalam tujuh hari terakhir, tingkat positif di Capitol Hill meningkat menjadi 13 persen dari sebelumnya hanya 1 persen di akhir November.
Sebagian besar infeksi virus corona di Capitol Hill terjadi pada mereka yang sudah divaksinasi. Varian Omicron mendominasi kasus infeksi yaitu 61 persen dan varian Delta 38 persen, berdasarkan sampel terbatas pada 15 Desember.
Meski angka infeksi di Capitol Hill tinggi, tidak mengakibatkan rawat inap, komplikasi serius maupun kematian.
Selain anggota kongres, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin juga terinfeksi virus Corona. Dia menyatakan dites positif COVID-19 pada Minggu dan mengalami gejala ringan.
Lloyd Austin telah divaksinasi penuh dan menerima booster pada awal Oktober. "Seperti yang dijelaskan dokter saya, status saya sudah divaksinasi sepenuhnya, dan booster yang saya terima pada awal Oktober telah membuat infeksi jauh lebih ringan daripada yang seharusnya," ujar Austin.
Lloyd Austin bukan satu-satunya yang terinfeksi Corona. Pada Oktober, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas dinyatakan positif terinfeksi virus ini.
Untuk menghentikan penyebaran Omicron maupun varian lain Covid-19, pemerintah AS gencar mendesak warganya untuk mendapatkan vaksin booster. Alasannya mereka yang tidak divaksinasi berisiko jauh lebih tinggi terkena kasus COVID-19 yang parah dan sekarat.
Pemberian vaksin booster tak hanya ditujukan untuk orang dewasa. Lembaga Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat atau FDA telah memperluas otorisasi penggunaan darurat vaksin booster virus Corona produksi Pfizer-BioNTech untuk memasukkan remaja berusia 12 hingga 15 tahun. FDA juga merekomendasikan pemberian vaksin booster untuk anak 5-11 tahun yang menderita gangguan kekebalan.
Baca: FDA Setujui Pfizer-BioNTech Jadi Vaksin Booster bagi Anak Usia 12-15 Tahun
REUTERS | NDTV | USA TODAY