TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara di Eropa menjadi pusat penyebaran Covid-19 setidaknya dalam sebulan terakhir. WHO mencatat, jumlah kasus harian baru sebanyak 50 persen terjadi di Benua Biru itu.
Beberapa negara akhirnya memilih kembali melakukan lockdown, meski secara parsial. Austria misalnya, mulai 15 November 2021 mengunci warga yang tidak divaksinasi di rumah, kecuali untuk alasan penting yaitu bekerja atau belanja kebutuhan pokok.
Tetapi ada skeptisisme, termasuk di kalangan konservatif dan polisi, tentang bagaimana penguncian dapat ditegakkan - akan sulit untuk memverifikasi, misalnya, apakah seseorang sedang dalam perjalanan untuk bekerja, berbelanja, atau sekedar jalan-jalan.
"Tujuan saya sangat jelas: untuk mendorong yang tidak divaksinasi untuk divaksinasi, bukan untuk mengurung mereka," kata Kanselir Austria, Alexander Schallenberg kepada radio ORF
Jerman juga sedang mempertimbangkan langkah penguncian karena meningkatnya jumlah kasus harian rata-rata dalam sepekan 39 ribu, tertinggi sejak pandemi menyerang.
Baca Juga:
Musim dingin, yang diperkirakan lebih dingin daripada tahun lalu, menjadi momok bagi banyak negara sub-tropis itu. Meski penguncian bisa efektif menekan meledaknya kasus penyebaran virus corona, namun ini bukan pilihan populer apalagi menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Inggris, yang kasus hariannya sempat di atas 50 ribu lalu turun di bawah 30 ribu dan kini naik lagi sekitar 34 ribu, memilih memperluas penerima suntikan booster. Tadinya hanya untuk lansia dan tenaga kesehatan, kini diperluas untuk warga berumu 40 tahun ke atas.
Tingginya kasus harian di Eropa di tengah tingginya tingkat vaksinasi Covid-19 menimbulkan pertanyaan, apakah suntikan imunisasi masih bisa diandalkan untuk menjinakkan pandemi.
Di sejumlah negara Eropa, rata-rata tingkat vaksinasi di atas 70 persen, jauh di atas target WHO 40 persen sampai akhir 2021.
Namun sejumlah kasus menunjukkan penderita Covid-19 malah mereka yang sudah divaksin lengkap. Pakar epidemiologi melihat hal ini karena menurunnya kekuatan vaksin sebelum waktunya.
Itu sebabnya, formula 5 M: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas tetap perlu dilakukan. Hal ini tampaknya sulit dilakukan di Eropa. Apalagi banyak negara mulai membuka perbatasan untuk meningkatkan perekonomian.
Tetangga dekat seperti Singapura, Malaysia, Thailand sudah lebih dulu membuka perbatasannya dan menghilangkan kewajiban karantina untuk pendatang dari negara tertentu yang sudah divaksinasi lengkap.
Indonesia, yang kini tingkat vaksinasi Covid-19 mencapai 70 persen untuk dosis pertama dan 39 persen dosis lengkap, perlu belajar dari kejadian di Eropa. Masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.