Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gertakan Erdogan dan Hubungan Turki- AS yang Terus Memanas

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota Partai AK yang berkuasa selama pertemuan di parlemen di Ankara, Turki, 23 Desember 2020. [Kantor Pers Kepresidenan / Selebaran melalui REUTERS]
Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota Partai AK yang berkuasa selama pertemuan di parlemen di Ankara, Turki, 23 Desember 2020. [Kantor Pers Kepresidenan / Selebaran melalui REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tensi hubungan Turki dan negara-negara Barat sempat naik menyusul pernyataan bersama 10 duta besar berisi tuntutan agar filantropis Osman Kavala, yang ditahan 4 dengan tuduhan mendanai demo dan percobaan kudeta, dibebaskan. Alasannya, penahanan itu melanggar HAM.

Kemenlu Turki langsung memanggil dubes Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Kanada, Denmark, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Selandia Baru, Selasa, 19 Oktober 2021, sehari setelah pernyataan bersama itu. Mereka dipandang telah mencampuri urusan dalam negeri Turki.

Presiden Turki, Tayyip Erdogan, melihat tindakan Kemenlu itu kurang tegas. Ia pun memerintahkan Kemenlu untuk mengusir 10 dubes itu, Jumat pekan lalu. Namun kemarahannya mereda setelah para dubes menyatakan mematuhi konvensi diplomatik tentang non-intervensi.

"Tujuan kami bukan untuk menciptakan krisis, itu adalah untuk melindungi hak, hukum, kehormatan, dan kedaulatan negara kami," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi setelah memimpin rapat kabinet, Senin, 25 Oktober 2021.

"Dengan pernyataan baru yang dibuat oleh kedutaan yang sama hari ini, sebuah langkah mundur diambil dari fitnah terhadap negara dan bangsa kita ini. Saya percaya para duta besar ini ... akan lebih berhati-hati dalam pernyataan mereka mengenai hak kedaulatan Turki."

Jika pengusiran benar terjadi, dampaknya bisa sangat buruk terutama untuk Turki. Negara Barat tentu tak akan diam saja. Padahal baru sampai ancaman saja, pada Senin, 25 Oktober 2021, lira mencapai titik terendah baru sepanjang masa di awal perdagangan Asia.

Nilai tukarnya melemah 1,6% menjadi 9,75 per dolar AS dalam sebuah langkah yang dikaitkan oleh para bankir dengan komentar Erdogan. Lira Turki telah kehilangan hampir seperempat dari nilainya sepanjang tahun ini.

Kemal Kilicdaroglu, pemimpin oposisi utama CHP, mengatakan "Erdogan dengan cepat menyeret negara ke jurang".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Alasan dari langkah-langkah ini bukan untuk melindungi kepentingan nasional tetapi untuk menciptakan alasan buatan atas kehancuran ekonomi," katanya di Twitter.

Negara Barat terlihat dingin menanggapi ancaman Erdogan yang akan mengusir dubes mereka itu. Ini bukan kali pertama Erdogan menantang Barat, khususnya Amerika Serikat. Ketika permintaannya untuk bisa memiliki jet tempur F-35 ditolak Gedung Putih, Erdogan belanja rudal S-400 dari Rusia yang nyata-nyata merupakan  ancaman pesawat siluman AS itu.

Alasan Erdogan saat membeli rudal Rusia itu adalah sebagai anggota NATO, mereka tidak mendapat pasokan mesin pertahanan yang memadai. Kini ia menggoda AS lagi dengan menyatakan akan menambah S-400 lagi di tengah permintaannya untuk mendapatkan F-16.

Gaya Erdogan menaikkan posisi tawar juga digunakan dalam krisis diplomatik ini. Apalagi hubungan Washington dan Ankara  tidak terlalu mulus dalam lima tahun terakhir, di antaranya karena ketidaksepakatan tentang kebijakan terhadap Suriah, hubungan yang lebih dekat antara Ankara dengan Moskow, ambisi angkatan laut Turki di Mediterania timur, tuduhan AS terhadap bank milik negara Turki, dan pandangan terhadap hak dan kebebasan di Turki.

AS tampaknya juga tidak mau kehilangan muka. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pernyataan Senin di Twitter itu "untuk menggarisbawahi bahwa pernyataan yang kami keluarkan pada 18 Oktober konsisten dengan Pasal 41", meski mereka mengaku akan melanjutkan dialog dengan Turki.

"Kami teguh dalam komitmen kami untuk mempromosikan supremasi hukum, untuk mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia secara global," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price seperti dikutip Reuters.

Jadi hubungan Ankara dan Washington tampaknya akan terus “panas”.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

9 jam lalu

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) berpose saat berkunjung ke Tembok Cina di Beijing, Cina 21 Februari 2019. Mohammed bin Salman berkunjung ke Tembok Cina menjelang melakukan pertemuan penting dengan Presiden Xi Jinping. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.


Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

10 jam lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.


Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

11 jam lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.


Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

15 jam lalu

Ilustrasi koran. Shutterstock
Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif


Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Sebuah truk bantuan masuk dari Mesir dalam perjalanan ke Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di penyeberangan Kerem Shalom, di Israel, 22 Desember 2023. Dewan Keamanan PBB menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan untuk Gaza. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.


Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

2 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.


26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

2 hari lalu

Sejumlah massa dari Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar China, Jakarta, Jumat, 3 Februari 2023. Dalam aksi tersebut mereka menuntut agar Pemerintah China bertanggungjawab atas segala bentuk tindakan kekerasan dan pelanggaran HAM terhadap kelompok muslim Uighur khususnya tragedi di Ghujla 5 Febuari 1997. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.


Penembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya

2 hari lalu

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico. REUTERS/Laurent Dubrule
Penembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya

Robert Fico ditembak saat menghadiri pertemuan pemerintahannya di Handlova


PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

Seorang petugas polisi menggunakan anjing pelacak untuk memeriksa kapal kargo yang memuat bantuan kemanusiaan ke Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di pelabuhan Larnaca, Siprus, 16 Maret 2024. REUTERS
PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat


Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour berpidato di depan para delegasi di Majelis Umum PBB sebelum melakukan pemungutan suara mengenai rancangan resolusi yang akan mengakui Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota penuh PBB, di New York City, AS, 10 Mei 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel