TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pesepeda disabilitas terlihat mengayuh kereta anginnya di jalur sepeda terproteksi di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Video pesepeda itu pun viral di media sosial.
"Masihkah ada yang bertanya untuk apa jalur sepeda terproteksi di Jakarta? Mari cek nasib Pak Budi yg sedang bersepeda. Lebar jalur sepeda cuma 2 meter kurang - tapi masih saja berusaha dirampas aksesnya sama kendaraan bermotor," tulis Elisa Sutanudjaja lewat akun Twitternya, Jumat 18 Juni 2021.
Pada Jumat lalu, para pesepeda di Jakarta bergerak mengayuh sepedanya di jalur sepeda terproteksi sepanjang Jalan Sudirman hingga MH Thamrin. Mereka menanggapi rencana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyatakan persetujuannya untuk pembongkaran jalur sepeda.
Institute for Transportation And Development Policy (ITDP) ikut turun di jalur sepeda tersebut. Mereka mengumpulkan berbagai komunitas untuk meramaikan jalur sepeda sepanjang 11 kilometer itu.
ITDP membagikan poster yang menjelaskan tujuan pesepeda menggunakan sepeda. Poster disiapkan dengan berbagai macam tulisan. Beberapa di antaranya bertuliskan "Saya bersepeda untuk antar barang" dan "Saya bersepeda untuk kota yang bebas polusi".
Manajer Komunikasi dan Kerja Sama ITDP Indonesia Fani Rachmita mengatakan, aksi ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa pesepeda memiliki tujuan dan kebutuhan yang beragam.
"Pesepeda bukan hanya satu jenis pesepeda seperti yang sekarang banyak disorot, sehingga hanya menggeneralisasi kalau sepedahan hanya untuk olahraga misalnya," kata Fani saat ditemui Tempo di depan FX Sudirman, Jumat, 18 Juni 2021.
Meski tak menunjuk pesepeda mana yang disorot, namun seperti diketahui beberapa waktu terakhir warganet banyak mengomentari rombongan road bike yang berjalan di luar jalur sepeda. Foto seorang pengendara motor yang mengacungkan jari tengah pun menjadi puncak perbincangan mengenai sikap para penunggang sepeda balap yang ada di jalan utama Ibu Kota.
Hal ini rupanya membuat banyak pihak mempertanyakan pembangunan jalur sepeda terproteksi di Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Salah satu yang kencang menyebut jalur sepeda itu tak efektif adalah politikus Partai NasDem Ahmad Sahroni. Ia menyebut jalur sepeda itu tak efektif.
Belakangan Kapolri Jenderal Listyo Sigir Prabowo ikut mengomentari soal jalur sepeda dan setuju agar jalur itu dibongkar. “Kami setuju, untuk masalah permanen akan dibongkar saja,” katanya di DPR.
***
Keberadaan jalur sepeda di Jakarta sudah dikerjakan sejak era Gubernur DKI Fauzi Bowo. Saat Joko Widodo atau Jokowi menjabat Gubernur DKI, pembangunan jalur sepeda mulai diperbanyak.
Namun, pembangunan secara masif baru dilakukan selama tiga tahun terakhir di era Gubernur Anies Baswedan. Anies bahkan sesumbar akan membangun 170 kilometer jalur sepeda hingga akhir tahun ini. Secara total, Pemprov DKI berencana membangun 500 kilometer jalur sepeda.
"Insya Allah di akhir tahun kita punya lebih dari 170 kilometer jalur sepeda. Di antaranya ada 11,2 kilometer jalur sepeda permanen yang sangat visible di Jalan Sudirman," ujar Anies.
Keberadaan jalur sepeda terproteksi adalah impian bagi para pesepeda yang biasa beraktivitas di seputaran Sudirman dan Thamrin. Para pekerja bersepeda tiap hari memanfaatkannya saat berangkat dan pulang kantor.
Karena itu Ketua Bike to Work atau B2W Indonesia Poetoet Soedarjanto menyayangkan usulan pembongkaran jalur sepeda permanen itu. Padahal, menurutnya keberadaan jalur sepeda ini sangat jelas jika merujuk pada aturan dan UU yang ada.
"Banyak pasal yang terdapat dalam UU tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di UU No 22 tahun 2009," kata dia, Kamis, 17 Juni 2021.
Poetoet melanjutkan, untuk pembangunan jalur sepeda itu sendiri pada tahun 2021 ini sudah keluar surat edaran dari Kementerian PUPR tentang panduan pembangunan jalur sepeda.
"Kalau bicara jalur Sudimarn-hTamrin ini masuk pada jalur sepeda tipe A, sesuai dengan edaran tersebut," lanjut dia.
Keberadaan jalur sepeda ini sebagai bentuk dukungan dan komitmen pemerintah itu sendiri. Sehingga jika ada pembongkaran jalur sepeda, Poetoet menilai ini seperti sebuah kemunduran.
"Sementara negara lain berlomba-lomba untuk membangun jalur sepeda," tegasnya.
Baca juga: Komunitas Sepeda: Jalur Sepeda Permanen Dibongkar Bukan Solusi