TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi Covid-19 di Jakarta masih berlanjut. Pemerintah DKI Jakarta masih mengejar target vaksinasi 3.000.689 orang untuk tahap pertama dan kedua. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia mengatakan, pihaknya bakal menyesuaikan target Kementerian Kesehatan. "Kami menyesuaikan dengan tahapan kementerian," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 29 Mei 2021.
Vaksin Covid-19 diberikan kepada sejumlah kelompok masyarakat di Ibu Kota. Mereka yang diutamakan adalah tenaga kesehatan, orang lanjut usia atau lansia, dan pelayan publik.
Pada tahap pertama, vaksin diberikan kepada tenaga kesehatan. Dinas Kesehatan DKI per 28 Mei 2021 menunjukkan, sudah ada 130.439 tenaga kesehatan yang menerima dosis pertama. Persentasenya 116,2 persen. Untuk dosis kedua sebanyak 112.301 orang atau 103, 8 persen.
Vaksinasi berlanjut ke tahap kedua dengan sasaran lansia dan pelayan publik. Lansia DKI yang sudah menerima dosis pertama sudah mencapai 591.661 orang atau 64,9 persen.
Lalu jumlah penerima dosis lebih sedikit, yaitu 531.718 orang atau 58,3 persen. Target vaksinasi Covid-19 bagi lansia adalah 911.631 orang.
Pada kelompok pelayan publik, vaksinasi dosis pertama telah diterima 1.707.434 orang atau 86,4 persen dari target 1.976.757 orang. Sementara penerima dosis kedua baru mencakup 1.121.955 orang atau 56,8 persen.
Pelayan publik terdiri dari TNI, polri, pedagang pasar, wartawan, dan lainnya.
Dengan begitu, total penerima vaksin Covid-19 tahap pertama di Jakarta adalah 2.429.534 orang atau 81 persen) dan tahap kedua sebanyak 1.770.292 orang atau 59 persen).
Menurut Dwi, persentase ini wajar meski penerima vaksin dosis kedua cenderung lebih sedikit dari dosis pertama. Musababnya, jatuh tempo pemberian dosis kedua berbeda-beda.
Rentang waktu dosis pertama dan kedua untuk vaksin Sinovac adalah 28 hari. Sedangkan vaksin AstraZeneca, ada jeda hingga 12 pekan. "Contohnya kalau pakai AstraZeneca 1 Februari pemberian dosis pertama, berarti 1 Mei baru dapat (dosis kedua)," kata dia.
Presiden Joko Widodo mentargetkan 70 persen masyarakat Indonesia sudah divaksin hingga akhir tahun ini. Dengan begitu, kekebalan komunal atau herd immunity masyarakat akan terbentuk dan bisa menghambat penyebaran virus corona.
"Target kami akhir tahun Insyaallah sudah selesai semua asal vaksinasinya berproses seperti ini terus," kata Jokowi seusai meninjau vaksinasi di daerah Ambon, Maluku, Kamis, 25 Maret 2021.
Untuk mengejar target ini, pemerintah DKI bakal mengikuti arahan pemerintah pusat. Vaksinasi terus diperluas ke beberapa sektor, seperti pekerja seni dan perhotelan. "Sektor-sektor strategis sudah berjalan dan semakin banyak," kata Dwi.
Vaksinasi gotong royong juga sudah dimulai di Ibu Kota sejak Senin, 17 Mei 2021. Vaksinasi gotong royong dilakukan oleh perusahaan swasta yang membagikan vaksin gratis kepada karyawannya. Hingga 28 Mei, 10.100 orang telah berpartisipasi dalam vaksinasi gotong royong.
Pemerintah DKI juga mendongkrak vaksinasi Covid-19 dengan memperluas lokasi penyuntikan. Caranya dengan membentuk sentra vaksinasi di mal dan gelanggang olahraga (GOR).
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengingatkan vaksin Covid-19 hanya salah satu cara menangani pandemi. Menurut dia, tidak tepat menjadikan vaksin sebagai senjata pamungkas mengendalikan virus.
Upaya memutus rantai penularan Covid-19, ujar dia, tetap bergantung pada 3T (Tracing, Testing, Treatment) dan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak).
ia meminta agar vaksin dianggap sebagai satu-satunya cara mengatasi pandemi. "Kita semua termakan oleh pendapat yang karena kegagalan kita menangani pandemi, semuanya bersandar pada vaksinasi Covid-19," kata Pandu dalam diskusi daring, Sabtu, 19 Desember 2020.
Baca: IDI Nilai DKI Jakarta Termasuk Berhasil Tangani Pandemi Covid-19
LANI DIANA | EGI ADYATAMA | DEWI NURITA