Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Toriq Hadad dan Perjuangan Jurnalisme yang Tak Pernah Kendur

Reporter

image-gnews
Toriq Hadad menjadi Kepala Biro di Jawa Timur pada 1987-1989. Tiga tahun kemudian, pria kelahiran Surabaya 1960 ini menjabat sebagai Kepala Biro Jakarta. TEMPO/M Taufan Rengganis
Toriq Hadad menjadi Kepala Biro di Jawa Timur pada 1987-1989. Tiga tahun kemudian, pria kelahiran Surabaya 1960 ini menjabat sebagai Kepala Biro Jakarta. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

JAKARTA- Direktur Utama PT Tempo Inti Media, Tbk, Toriq Hadad, tutup usia dini hari ini, Sabtu, 8 Mei 221 di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Pria kelahiran Surabaya, 1960 itu memulai karirnya sebagai reporter Tempo setelah lulus dari Institut Pertanian Bogor pada 1984. Selama perjalanan karirnya, Toriq pernah ditugasi sebagai Kepala Biro di Jawa Timur (1987-1989) dan Kepala Biro Jakarta pada 1992 hingga Tempo dibredel pada 1994. 

Selama bertugas di keredaksian, Toriq menghasilkan berbagai laporan yang tak jarang menjadi perbincangan nasional. Misalnya saja soal pembelian kapal perang bekas Jerman Timur oleh pemerintah orde baru pada 1994. Rubrik Kecap Dapur Majalah Tempo edisi Maret, 2011, menceritakan Jumat pagi, 3 Juni 1994, Toriq mewawancarai Deputi Analisis Industri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Suleman Wiriadidjaja di Kantor BPPT, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. 

Di tengah wawancara, ia melihat keriuhan pegawai di lantai gedung yang menjadi kantor Menteri Riset dan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie. Toriq menyela wawancara dengan pura-pura hendak ke toilet. Di luar ruangan, ia mendengar para pegawai lalu-lalang sambil mengatakan ada kapal Jerman tenggelam di teluk Spanyol. Sebagai wartawan, Toriq menganggap hal itu sebagai berita besar. 

Begitu masuk kembali ke ruangan Suleman, ia langsung bertanya, “Bagaimana bisa tenggelam, Pak?” Padahal, pembicaraan sebelum ia ke toilet masih seputar tata cara pembelian 39 kapal perang eks Jerman Timur. Tanpa curiga, Suleman menjelaskan musabab tenggelamnya KRI Teluk Lampung, satu dari 39 kapal perang Jerman Timur yang dibeli pemerintah. Berbekal informasi itu, Toriq langsung menuju ke kantor Tempo yang dulu berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. 

Kisah Teluk Lampung dan kejanggalan pembelian kapal itu terbit pada Majalah Tempo edisi 11 Juni 1994. Sampulnya bergambar kapal dengan judul: “Habibie dan Kapal Itu”. Ada enam tulisan, satu di antaranya, berjudul “Mar’ie Memangkas Rp 327 Miliar” ditulis oleh Toriq.

Rezim Soeharto membredel Tempo akibat laporan tentang kapal perang eks Jerman Timur itu. Selain Tempo, Tabloid Detik dan Majalah Editor juga dibredel.

Tak menyerah, Toriq bersama Pemimpin Redaksi Goenawan Mohammad bersama puluhan wartawan yang menolak pembredelan itu berkumpul di vila milik Tempo di desa Sirnagalih, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Bab terakhir buku karya Janet Steele yang berjudul: “Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s Indonesia” (Jakarta, 2014), mencatat bahwa pertemuan di Sirnagalih itu berbuah terbentuknya Aliansi Jurnalis Independen (AJI).  

Setidaknya ada 58 orang yang menandatangani Deklarasi Sirnagalih, yang berisi tentang perjuangan untuk kebebasan mendapatkan informasi dan menolak segala bentuk intervensi, intimidasi, penyensoran, dan pembredelan lantaran dianggap melanggar kebebasan berpendapat. Di antara penandatangan deklarasi itu adalah Goenawan Mohamad, Fikri Jufri, Aristides Katoppo, Arief Budiman, Toriq Hadad, dan Bambang Harymurti. 

Pada Desember 1994, Goenawan Mohamad bertemu 
sejumlah jurnalis di sebuah restoran di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Goenawan hendak mendirikan yayasan untuk perjuangan bernama Institut Studi Arus Informasi (ISAI). Setelah pertemuan pertama, Toriq Hadad bersama Andreas Harsono diminta mengurus perencanaan untuk institut itu. 

Masih berdasarkan buku Janet Steel, Toriq mengatakan sebulan sebelum pertemuan di Blok M, Goenawan Mohamad telah memberitahunya tentang rencana membentuk institut untuk melanjutkan peran Tempo dalam hal edukasi jurnalisme. Melalui ISAI, Toriq dan sejumlah wartawan lainnya membangun media arus bawah yang dinamai Proyek Blok M. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proyek itu membagikan berita yang tak lulus sensor Orde Baru kepada pembaca yang sudah tergabung dalam mailing list. Lokasi server Proyek Blok M sangat dirahasiakan. Bahkan, Goenawan Mohamad sebagai otak dari ISAI tak mengetahui lokasinya.

Setiap bulan Toriq menggunakan nama palsu yang berbeda-beda untuk menghindari pelacakan. Toriq menggambarkan apa yang mereka lakukan sebagai jurnalisme advokasi. Setidaknya ada sekitar tiga ribu pembaca reguler dari berita-berita yang dihasilkan oleh Proyek Blok M.

Pada 1995, Toriq bersama Yusril Djalinus dan sejumlah wartawan lainnya mendirikan situs berita online pertama di Indonesia, Tempo Interaktif. Situs itu merupakan cikal bakal Tempo.co. Berdirinya Tempo Interaktif tak terlepas dari pembredelan Majalah Tempo pada 1994 oleh pemerintahan Presiden Soeharto. Media ini menjadi sarana perjuangan atas kebebasan pers setelah Orde Baru menutup Tempo.

Direktur Eksekutif Institut Studi Arus Informasi (ISAI) Irawan Saptono dalam buku The Wars Within karya Janet Steele, mengatakan saat itu, Tempo Interaktif tampil sedikit berbeda dengan Majalah Tempo yang baru dibredel.

Toriq sebagai editor di balik berita-berita Tempo Interaktif tampil di atas permukaaan. Saat itu, Tempo Interaktif menerapkan byline pada beritanya, dan juga mempraktekkan self censorship. Meski begitu, Irawan mengatakan Tempo Interaktif tetap lebih berani ketimbang media lain pada saat itu.

Pada 2006, Toriq menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Tempo menggantikan Bambang Harymurti. Jabatan itu ia emban hingga 2010 sebelum akhirnya digantikan oleh Wahyu Muryadi. Pada 2017, Toriq menjabat Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk. Hingga akhir hayatnya, Toriq terus memperkuat pola konvergensi (cetak, online dan televisi akan menjadi satu kesatuan) di lingkungan Tempo Media Group.

Baca: Melayat Jenazah Toriq Hadad, Anies Baswedan: Dia Orang Baik

ADAM PRIREZA | MAJALAH TEMPO | BERBAGAI SUMBER

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

18 jam lalu

Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6. Wikipedia
Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?


Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

1 hari lalu

Apel Gelar Pasukan Skala Besar Pengamanan Pemilu di Lapangan Benteng Medan, Kamis 11 April 2019. Tempo/Sahat Simatupang
Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

Dwifungsi ABRI merupakan jabatan ganda prajurit TNI dan Polri sehingga mendapatkan jabatan sipil, hal itu muncul pada zaman Orde Baru. Muncul lagi?


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

5 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Warga Digusur untuk Bangun IKN, Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur Teringat Rezim Orde Baru dan Penjajahan Belanda

5 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Kantor Presiden baru ini diharapkan menjadi ikon Ibu Kota Nusantara, terutama dengan adanya burung Garuda yang menjadi simbol infrastruktur di tengah Kota Nusantara. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Warga Digusur untuk Bangun IKN, Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur Teringat Rezim Orde Baru dan Penjajahan Belanda

Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur mengeluarkan lima tuntutan atas pembangunan IKN yang mengambil hak tanah masyarakat adat dan lokal.


Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Penggusuran untuk Pembangunan IKN: Pemerintah Otoriter seperti Orde Baru

5 hari lalu

Pj Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Makmur Marbun bersama Forkopimda saat berdialog dengan sembilan warga yang menolak penggusuran untuk pembangunan IKN. Foto: ANTARA/HO-dokumen Humas Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara
Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Penggusuran untuk Pembangunan IKN: Pemerintah Otoriter seperti Orde Baru

Sebanyak 16 organisasi masyarakat sipil menolak penggusuran warga untuk pembangunan IKN. Pemerintah disebut otoriter seperti pemerintah Orde Baru.


Kian Lebar Peluang Jokowi Gabung Golkar, Ridwan Hisyam: Sudah Dari Dulu

6 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) berfoto bersama sejumlah pengunjung Mal The Park Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin, 11 Maret 2024. Jokowi menikmati suasana libur panjang Nyepi dan jelang Ramadan 2024 bersama keluarganya di Kota Solo. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Kian Lebar Peluang Jokowi Gabung Golkar, Ridwan Hisyam: Sudah Dari Dulu

Ridwan mengatakan, secara pribadi, Jokowi sebetulnya sudah menjadi bagian dari Golkar lebih dari dua dekade silam.


Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

6 hari lalu

Kantor Yayasan Supersemar di Gedung Granadi lantai 4, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu, 8 April 2009. dok/ Yosep Arkian
Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

Indonesia pernah diguncangkan dengan kasus penyelewangan dana yang dilakukan kroni Soeharto. Yayasan Supersemar kemudian jadi masalah.


Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

6 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

7 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

8 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

Fakta dan peristiwa Supersemar atau surat perintah 11 Maret yang menandai lengsernya Sukarno. Berikut 3 poin Supersemar Bung Karno kepada Soeharto.