Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Militer Myanmar Sudah Lama Terdesak Sebelum Sanksi dan Pemberontakan Sipil

image-gnews
Logo Te.co Blank
Logo Te.co Blank
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan terhadap junta Militer Myanmar meningkat. Dalam waktu kurang dari sepekan, berbagai negara di barat beramai-ramai menjatuhkan sanksi kepada mereka. Harapannya, hal itu bisa mendesak mereka untuk mengakhiri kudeta yang masih berlangsung.

Pada Jumat pekan lalu, misalnya, Inggris menjatuhkan sanksi ekonomi dan personal terhadap tiga jenderal di Myanmar. Mereka adalah Menteri Pertahanan Mya Tun Oo, Menteri Dalam Negeri Soe Htut, dan Deputi Menteri Dalam Negeri Than Hlaing. Dengan sanksi tersebut, ketiganya tidak lagi bisa mengakses aset mereka di Inggris maupun berkunjung ke sana.

Pihak terbaru yang menjatuhkan sanksi kepada Myanmar adalah Uni Eropa. Keputusan diambil pada Senin kemarin oleh menteri-menteri luar negeri Eropa. Bentuk sanksinya tidak jauh berbeda, sanksi ekonomi dan personal terhadap militer Myanmar. Namun, Uni Eropa memastikan kerjasama dagang tidak akan dihentikan karena berdampak langsung ke warga.

"Kami sepakat secara politik untuk memberikan sanksi kepada pejabat-pejabat militer yang bertanggungjawab atas kudeta Myanmar," ujar Kepala Kebijakan Publik Uni Eropa, Josep Borrell, Selasa, 23 Februari 2021.

Dengan bergabungnya Uni Eropa, junta militer Myanmar dalam posisi yang kian terdesak. Total sudah ada Amerika, Kanada, Inggris, Uni Eropa, serta Selandia Baru yang menghajar Myanmar dengan sanksi. Hal itu belum menghitung Gerakan Pemberontakan Sipil inisiatif rakyat yang kian solid menggelar unjuk rasa.

Per hari ini, hampir sebulan warga Myanmar berunjuk rasa atas nama Gerakan Pemberontakan Sipil. Mereka 'menguasai' berbagai kota besar di Myanmar, mengajak berbagai elemen masyarakat untuk mogok kerja atau melawan junta militer. Penangkapan terhadap 500 aktivis dan pembunuhan 3 demonstran oleh Militer Myanmar tidak menghentikan mereka, malah membuat aksinya menggila.

Tumpulnya Militer Myanmar dalam membangun teror di antara warga sebenarnya bukan gejala baru. Gejala itu sudah lama dan secara gradual memburuk. Kudeta Myanmar adalah upaya mereka untuk memastikan pengaruhnya tidak hilang, namun sejauh ini kenyataan berkata beda.

Gejala mulai tumpulnya Militer Myanmar bisa ditarik mundur ke periode 2017-2018. Pada periode itu, Militer Myanmar terlibat dalam pembantaian etnis Rohingya. Korban berjatuhan dan mereka yang tersisa kabur, mengungsi di berbagai wilayah tanpa nasib yang jelas. Dampaknya kepada militer Myanmar, mereka "dipersekusi".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu bentuknya, berbagai media sosial beramai-ramai memblokir akun para pejabat Militer Myanmar, termasuk Min Aung Hlaing, di tahun 2018. Alhasil, mereka tidak bisa lagi membangun pengaruh lewat disinformasi dan propaganda yang selama ini disebarkan secara terkoordinir via media sosial.

Foto Min Aung Hlaing bersama Aung San Suu Kyi pada 2 Desember 2015. Aung Hlaing mengambil alih kepemimpinan militer pada 2011 ketika Myanmar tengah dalam masa transisi menuju negara demokrasi. Para diplomat di Yangon mengatakan bahwa dengan dimulainya masa jabatan pertama Suu Kyi pada 2016, Min Aung Hlaing berubah dari tentara pendiam menjadi politikus dan tokoh masyarakat. REUTERS/Soe Zeya Tun

Di Perserikatan Bangsa-bangsa, Min Aung Hlaing ditetapkan sebagai tersangka. Ia dianggap bertanggungjawab atas insiden Rohingya dan bakal dituntut begitu masa jabatannya berakhir. Tak lama setelah itu, berbagai negara menyusul menjatuhkan sanksi kepada Min Aung Hlaing dan orang-orang di lingkarannya.

Hukuman-hukuman itu satu per satu membuat pengaruh Militer Myanmar keropos. Puncaknya, pada Pemilu 2020, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) bentukan Aung San Suu Kyi menang telak atas partai afiliasi militer, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP).

Kudeta Myanmar adalah langkah pasrah dari Min Aung Hlaing dan militer Myanmar. Dengan cara biasa, sulit bagi mereka untuk kembali memimpin Myanmar. Mereka sadar bahwa ketika mereka memimpin pun situasinya tak lebih baik. Pertanyaannya tinggal satu, kapan Min Aung Hlaing dan Militer Myanmar akan menyerah.

Meski pengaruhnya mulai tumpul, hal itu tidak membuat Militer Myanmar kemudian tidak berbahaya. Dengan persenjataan yang mereka miliki, mereka masih bisa melakukan hal-hal tak terduga. Namun, dengan PBB sudah membidik Min Aung Hlain untuk kejahatan kemanusiaan, maka kecil kemungkinan Myanmar akan terang-terangan melakukan pembantaian terhadap warganya sendiri.

Militer Myanmar memilih kembali mengancam warga untuk tidak melanjutkan perlawanan. Jika hal itu masih berlanjut, Militer Myanmar berkata mereka tidak bisa menjamin warga akan seterusnya selamat. Namun, seperti ditulis hari ini, warga masih berdemonstrasi. Bahkan, mereka berdemo di depan Kudebes Indonesia di Yangon yang sempat dikabarkan mendukung pemilu baru seperti keinginan junta. 


ISTMAN MP

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

18 jam lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

2 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

2 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

5 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

6 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

8 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

9 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

14 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

14 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.