Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

ASEAN Terjebak Kudeta Militer Myanmar

image-gnews
Logo Te.co Blank
Logo Te.co Blank
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada Senin meminta Myanmar untuk mencari "dialog, rekonsiliasi, dan normalisasi situasi" setelah militer Myanmar melakukan kudeta menjatuhkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi.

"Kami tegaskan kembali bahwa stabilitas politik di Negara Anggota ASEAN sangat penting untuk mencapai Komunitas ASEAN yang damai, stabil dan sejahtera," kata ASEAN pada 1 Februari, dikutip dari Reuters.

Ketua ASEAN saat ini, Brunei Darussalam, menegaskan agar pihak yang berseteru di Myanmar mematuhi prinsip yang tertuang dalam Piagam ASEAN, termasuk kepatuhan pada prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum dan pemerintahan yang baik, penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.

Pada awal-awal kudeta anggota ASEAN tidak memberikan satu suara menyikapi kudeta Myanmar.

"Itu urusan internal mereka," kata wakil perdana menteri Thailand Prawit Wongsuwan kepada wartawan ketika ditanya tentang kudeta di tetangga utara negara itu.

Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin Jr, mengatakan apa yang terjadi di Myanmar bukan kudeta dan menyamakan situasi di Myanmar dengan "gerakan catur" yang mungkin dilakukan untuk melindungi demokrasi di negara tersebut, Rappler melaporkan.

Pemimpin Kamboja Hun Sen juga menyebut kudeta militer Myanmar sebagai "urusan dalam negeri" negara itu, dan menolak memberikan komentar lebih lanjut.

"Kamboja sama sekali tidak mengomentari urusan dalam negeri negara mana pun, baik dalam kerangka ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) atau negara lain," katanya.

Negara anggota ASEAN lain punya sikap lain pula. Indonesia, Singapura, dan Malaysia, mengungkapkan kekhawatirannya atas situasi di Myanmar dan meminta semua pihak berdialog.

Sehari kemudian pada hari Selasa, 2 Februari, Filipina mengubah retorikanya atas situasi Myanmar dengan mengatakan pihaknya memandang pengambilalihan militer oleh pemerintah Myanmar dengan "keprihatinan yang mendalam".

Sementara Brunei Brunei Darussalam, Vietnam, dan Laos, belum mengeluarkan pernyataan terkait kudeta Myanmar.

Sebagai organisasi internasional, ASEAN telah mengumandangkan prinsip non-intervensi yang ketat dari tiap-tiap negara anggota, yang tertuang pada pasal 2 Piagam ASEAN. Tetapi di satu sisi, Piagam ASEAN juga mendesak negara anggota mematuhi asas demokrasi, HAM, dan pemerintahan konstitusional.

Beberapa pengecualian pasal non-intervensi memang pernah terjadi, menurut The Diplomat, yakni ketika Topan Nargis melanda Myanmar pada 2008. ASEAN merespons kemarahan internasional atas buruknya penanganan bencana oleh pemerintahan militer Myanmar.

Dan ketika negara ASEAN, meski dalam tingkatan yang terlampau minimal, mengungkapkan keprihatinan atas genosida Rohingya oleh militer Myanmar.

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. REUTERS/Stringer

Hanya segelintir negara ASEAN yang prihatin dengan kudeta di Myanmar. Pada 5 Februari Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin membahas masalah di negara tetangganya.

Kedua kepala negara sepakat untuk menggelar pertemuan khusus mengenai perkembangan di Myanmar.

Presiden Jokowi mengatakan hukum yang ada harus ditaati untuk mewujudkan visi komunitas ASEAN. "Terutama prinsip Rule of Law, good governance, demokrasi, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang konstitusional," kata Jokowi.

Baca juga: Ribuan Pegawai Negeri Sipil Myanmar Ikut Menentang Kudeta Militer

Senada dengan Jokowi, Muhyiddin Yassin mengatakan Malaysia juga memandang serius situasi politik di Myanmar. Muhyiddin khawatir pergolakan politik di Myanmar akan berpengaruh pada keamanan dan kestabilan negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Antara melaporkan, kelompok hak asasi manusia dan aktivis pro demokrasi berharap pemerintah Indonesia untuk mendorong ASEAN lebih tegas terhadap kudeta Myanmar, yang disampaikan dalam seminar oleh Migrant CARE, Human Rights Working Group (HRWG), Asia Democracy Network (ADN), Jembatan Flinders, dan SAFENet, pada Kamis pekan lalu.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Profesor Hikmahanto Juwana, mengatakan sikap non-intervensi Piagam ASEAN telah menjadi prinsip lama negara-negara ASEAN, dan semua negara ASEAN pernah mengalami dinamika dalam negeri. 

"Memang betul bahwa Piagam ASEAN mengatur prinsip non-intervensi dalam negeri negara lain. Semua negara ASEAN pernah mengalami di mana ada dinamika dalam negeri. Indonesia pernah alami krisis reformasi 1998, dan saat itu tidak ada negara ASEAN yg intervensi. Jadi negara-negara ASEAN memang konservatif," kata Hikmahanto kepada Tempo saat dihubungi pada Selasa, 9 Februari 2021.

Hikmahanto mengatakan sikap diplomatis Indonesia menyikapi situasi saat ini sudah tepat. "Selain Piagam ASEAN saya yakin kita tidak ingin negara ASEAN lain turut bicara soal internal RI."

"ASEAN tidak bisa berbuat banyak," tutur Hikmahanto ketika ditanya sejauh mana ASEAN bisa memulihkan demokrasi Myanmar. 

Ketika ASEAN berjibaku bagaimana menyikapi kudeta Myanmar, komunitas internasional telah menyampaikan sikap tegas lebih dulu.

Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Uni Eropa mengutuk kudeta dan penahanan militer dan deklarasi keadaan daruratnya. Pemerintahan Joe Biden sedang mempertimbangkan sanksi terkait kudeta Myanmar.

Baru-baru ini, seperti dilaporkan Reuters, Selandia Baru memutuskan hubungan dengan pemerintahan junta militer, menangguhkan bantuan, dan melarang perjalanan para pemimpin militer Myanmar. Ini adalah aksi paling tegas yang dilakukan entitas negara atas kudeta Myanmar.

Sementara perusahaan bir Jepang Kirin membatalkan kesepakatan joint venture dengan perusahaan Myanmar yang punya koneksi dengan militer Myanmar. Pengusaha Singapura Lim Kaling mengatakan akan mencabut sahamnya dari perusahaan Myanmar untuk merespons kudeta.

Kini situasi Myanmar memanas memasuki protes anti-kudeta hari ketiga yang digelar sejak Sabtu. Meriam air polisi memporak-porandakan massa yang berunjuk rasa damai menentang kudeta.

Panglima militer Min Aung Hlaing telah menjanjikan pemilu baru dalam pidato pertamanya sejak kudeta, tetapi tidak memberikan kerangka waktu.

Sementara itu, waktu terus bergulir ketika warga Myanmar meneriakkan slogan pro-demokrasi menentang kudeta dan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi serta rekan pejuang demokrasi lain masih mendekam dalam penahanan militer.

REUTERS | THE DIPLOMAT | ASEAN | ANTARA

Catatan redaksi: perubahan dilakukan pada 9 Februari 2021 pukul 18.30 WIB di paragraf ke-20 untuk menambahkan keterangan dari narasumber

Sumber:

https://thediplomat.com/2021/02/myanmars-coup-detat-what-role-for-asean/

https://www.reuters.com/article/us-myanmar-politics-reaction-idUSKBN2A11B0

https://asean.org/asean-chairmans-statement-developments-republic-union-myanmar/

https://www.antaranews.com/berita/1982820/ri-diharapkan-dorong-asean-dan-dunia-tegas-terhadap-kudeta-myanmar

https://www.rappler.com/world/asia-pacific/asean-states-split-over-myanmar-military-takeover

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keluarga Korban Perbudakan di Myanmar Kirim Surat ke Jokowi, Minta Segera Ada Pembebasan dan Evakuasi

1 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Keluarga Korban Perbudakan di Myanmar Kirim Surat ke Jokowi, Minta Segera Ada Pembebasan dan Evakuasi

Keluarga korban perbudakan di Myanmar mengirim surat desakan ke Jokowi untuk segera dilakukan pembebasan dan evakuasi.


Kekerasan dan Akses Kemanusiaan Ditutup, Dokter Lintas Batas Hentikan Sementara Kegiatan Medis di Rakhine Myanmar

2 hari lalu

Tentara Uni Nasional Karen (KNU) berjaga-jaga saat peringatan 70 tahun Hari Revolusi Nasional Karen di Kaw Thoo Lei, negara bagian Kayin, Myanmar, 31 Januari 2019. Warga memperingati 70 tahun merdekanya konflik Karen. REUTERS/Ann Wang
Kekerasan dan Akses Kemanusiaan Ditutup, Dokter Lintas Batas Hentikan Sementara Kegiatan Medis di Rakhine Myanmar

Dokter Lintas Batas menghentikan kegiatan medisnya di negara nagian Rakhine, Myanmar karena penutupan jalan dan pembatasan perjalanan karena konflik.


Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

3 hari lalu

Tokoh Move Forward Party dari Thailand saat mengunjungi Kantor TEMPO Media Grup di Jalan Pal Merah, Jakarta, Kamis 27 Juni 2024. TEMPO/Subekti.
Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

Juru bicara Partai Gerakan Maju (MFP) berkomentar tentang kondisi demokrasi di Thailand. Ia berpendapat masih ada sisa-sisa rezim militer di negara tersebut.


Thailand Menyelesaikan Pemilihan Senat Pertama dalam Satu Dekade

4 hari lalu

Srettha Thavisin dari Pheu Thai memberi isyarat di markas besar partai sebelum upacara dukungan kerajaan setelah parlemen Thailand menyetujui pencalonan perdana menterinya, di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Thailand Menyelesaikan Pemilihan Senat Pertama dalam Satu Dekade

Ini menjadi pemilu pertama Senat sejak kudeta militer thailand satu dekade lalu.


Rusia Kutuk Upaya Kudeta Militer Bolivia

4 hari lalu

Dmitry Peskov. REUTERS
Rusia Kutuk Upaya Kudeta Militer Bolivia

Rusia pada Kamis 27 Juni 2024 mengutuk percobaan kudeta militer Bolivia


Kudeta Militer Bolivia, Sekjen PBB Serukan Semua Pihak Lindungi Konstitusi

4 hari lalu

Kudeta Militer Bolivia, Sekjen PBB Serukan Semua Pihak Lindungi Konstitusi

Sekjen PBB Antonio Guterres 'sangat prihatin' dengan laporan percobaan kudeta militer di Bolivia


Mantan Jenderal yang Pimpin Upaya Kudeta Militer Bolivia Ditangkap

4 hari lalu

Juan Jose Zuniga, Komandan Umum Angkatan Darat Bolivia, berbicara di La Paz, Bolivia, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 25 Juni 2024. EJERCITO DE BOLIVIA VIA FACEBOOK/handout via REUTERS
Mantan Jenderal yang Pimpin Upaya Kudeta Militer Bolivia Ditangkap

Rekaman media sosial menunjukkan Juan Jose Zuniga dipaksa masuk ke mobil polisi Bolivia di luar barak militer


Transparansi Anggaran Indonesia Stagnan, FITRA: Partisipasi Publik Rendah

4 hari lalu

Seknas Fitra. seknasfitra.org
Transparansi Anggaran Indonesia Stagnan, FITRA: Partisipasi Publik Rendah

Riset Open Budget Survey (OBS) menunjukkan transparansi anggaran Indonesia stagnan. Seknas FITRA menyorot rendahnya partisipasi publik di penganggaran


Pakar PBB Soroti Bank-bank Asing Jadi Sumber Senjata dan Uang Junta Myanmar

4 hari lalu

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih melalui kudeta pada 1 Februari 2021, memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Pakar PBB Soroti Bank-bank Asing Jadi Sumber Senjata dan Uang Junta Myanmar

Junta Myanmar masih bisa mengakses uang dan senjata melalui transaksi yang difasilitasi bank-bank internasional, menurut laporan terbaru pelapor khusus PBB.


Pemerintah Quad Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa dari ASEAN

5 hari lalu

Bagi Anda yang sedang mencari beasiswa di luar negeri, maka harus tahu negara dengan pendidikan gratis. Berikut ini ulasannya. Foto: Canva
Pemerintah Quad Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa dari ASEAN

Quad menawarkan beasiswa bagi mahasiswa dari negara-negara Quad dan ASEAN untuk menempuh gelar magister dan doktor di bidang sains di Amerika Serikat