Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menanti Reaksi Keras Iran Atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh

image-gnews
Logo Te.co Blank
Logo Te.co Blank
Iklan

TEMPO.CO, - Para petinggi Iran berang begitu mengetahui salah satu ilmuwan nuklir ternamanya, Mohsen Fakhrizadeh, tewas akibat diberondong peluru di dalam mobilnya pada Jumat pekan lalu. Iran menuding Israel di balik peristiwa itu dan berjanji akan menuntut balas dengan keras.

Tiga hari berselang pascakematian Mohsen, belum ada kejelasan seperti apa Iran akan bertindak. Para pejabat Iran, mulai dari menteri hingga Presiden Hassan Rouhani dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei masih melontarkan kecamannya atas pembunuhan ini.

Diako Hosseini, seorang peneliti senior di Pusat Studi Strategis, badan penelitian kantor presiden Iran, menilai Iran tidak akan terburu-buru bereaksi secara militer. Namun bukan berarti pembunuhan ini akan mereka biarkan.

"Saya pikir saat ini, mengevaluasi semua aspek pembunuhan ini dan secara hukum mengejarnya akan memiliki prioritas yang lebih tinggi bagi Iran," kata Hosseini dikutip dari Aljazeera, Senin, 1 Desember 2020.

Menurut Hosseini, pemerintah Iran paham bahwa tujuan dari pembunuhan ini adalah untuk kepentingan Israel. Ia menilai Israel ingin meningkatkan ketegangan sebelum masa jabatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump habis.

“Israel ingin menyeret Iran dan AS ke dalam konfrontasi yang lebih besar yang akan membuat jalur diplomasi lebih sulit bagi pemerintahan AS berikutnya," ucap dia.

Hosseini mengatakan Israel tidak akan memperoleh apa-apa dari pembunuhan ini karena program nuklir Iran tidak bergantung pada individu. Iran memiliki struktur yang kokoh dan sejumlah besar ilmuwan muda.

Selama ini, Mohsen Fakhrizadeh dianggap oleh negara-negara barat dan Israel sebagai otak dari program nuklir Iran. Program yang ia pimpin diberhentikan pada tahun 2003 tapi, oleh banyak pihak, ia diyakini masih memimpin program-program nuklir Iran lainnya secara diam-diam.

Iran, pada 2015 lalu, ikut dalam kesepakatan nuklir dengan enam negara yang disebut sebagai JCPOA. Keenam negara itu adalah Amerika, Cina, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris. Mereka tidak ingin program pengayaan nuklir Iran sampai di luar kendali hingga nantinya menjadi ancaman terhadap stabilitas regional di Timur Tengah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Timbal balik untuk Iran, jika mengikuti kesepakatan JCPOA, adalah dihentikannya embargo perdagangan senjata oleh DK PBB. Pada Oktober kemarin, embargo tersebut berakhir. 

Amerika, yang awalnya mendukung JCPOA, berbalik memprotesnya di masa pemerintahan inkumben Donald Trump. Menurut Donald Trump, JCPOA kurang tegas terhadap Iran. Selain itu, Donald Trump juga mempermasalahkan tidak tercover-nya pengembangan misil balistik dan milisi Iran di Irak, Lebanon, Suriah, serta Yemen dalam kesepakatan JCPOA.

Ujungnya, Donald Trump menarik Amerika dari JCPOA dan menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap Iran. Sektor Migas Iran termasuk salah satu yang terpukul oleh sanksi tersebut. Di sektor lain, mereka terpaksa swasembada.

Sementara presiden AS terpilih, Joe Biden, dalam kampanye-kampanye, beberapa kali menyatakan ia akan membawa Amerika kembali ke JCPOA, bahkan memperluas cakupannya. Namun, ia juga meminta sikap kooperatif dari Iran agar mereka kembali menekan program nuklirnya. Jika tidak, maka sanksi lebih berat mengancam.

Adapun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meminta Joe Biden untuk tidak kembali ke JCPOA. Menurutnya, lebih baik Amerika tetap berada di luar kesepakatan tersebut.

"Jangan sampai kembali ke kesepakatan nuklir tersebut. Kita harus tegas dan tanpa kompromi dalam mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir," ujar Netanyahu dalam pidatonya di Israel, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 23 November 2020.

ALJAZEERA | REUTERS

https://www.aljazeera.com/news/2020/11/28/harsh-revenge-how-will-iran-respond-to-scientists-killing

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

3 jam lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.


PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

9 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut


Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

9 jam lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.


Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

12 jam lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah


Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

13 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146


Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

15 jam lalu

Polisi berjaga di dekat perkemahan pengunjuk rasa yang mendukung warga Palestina di halaman Universitas Columbia, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 30 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina


Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

15 jam lalu

Petugas membersihkan meja di restoran McDonalds yang kosong akibat boikot merek Barat di Mesir akibat pemboman Israel di Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung di Kairo, Mesir, 20 November 2023. REUTERS /Mohamed Abd El Ghany
Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza


Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

16 jam lalu

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich berbicara pada konferensi pers setelah mengumumkan akan menandatangani perintah untuk menyita dana Otoritas Palestina dan mentransfernya kepada keluarga korban serangan Palestina, di Kementerian Keuangan Israel di Yerusalem, 8 Januari 2023. REUTERS/Ronen Zvulun
Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.


Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

17 jam lalu

Benjamin Netanyahu. AP/Jim Hollander, Pool
Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan


Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

18 jam lalu

Para pengunjuk rasa melakukan aksi duduk untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Texas State University di San Marcos, Texas, AS 29 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

Top 3 Dunia, Kongres Amerika Serikat yang berupaya menghasilkan undang-undang agar bisa menghalangi ICC menerbitkan surat penahanan Netanyahu