Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Donald Trump dan Joe Biden Bujuk Pemilih Bimbang di Detik-detik Akhir Pemilu AS

image-gnews
Logo Te.co Blank
Logo Te.co Blank
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika pemilu AS tinggal menghitung delapan hari lagi pada Senin kemarin, Presiden Donald Trump, petahana dari Partai Republik berbicara kepada pendukungnya di Pennsylvania, untuk memastikan perolehan suara krusial menyusul Joe Biden, calon presiden dari Demokrat.

Donald Trump mengejar segala kemungkinan dengan mencari selisih suara dari undecided voter (pemilih yang belum menentukan pilihan). Trump berkampanye estafet dari satu negara bagian ke negara bagian lain, sementara Joe Biden tampak lebih tenang di pekan terakhir kampanye.

Terlepas dari keunggulan kuat Biden dalam jajak pendapat nasional, pertarungan tampak lebih ketat di negara bagian paling kritis yang dapat menentukan hasilnya. Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan dari 20 hingga 26 Oktober memberi Biden keunggulan tipis atas Trump di Pennsylvania.

Sebuah negara bagian di mana mayoritas pemilih dapat beralih ke salah satu partai besar, Pennsylvania telah sangat dirayu dengan kunjungan yang sering dari kedua kandidat. Trump beralih dari Allentown ke Lititz dan akhirnya ke Martinsburg, semua kota di luar pusat pinggiran kota yang besar di mana hasilnya dapat diputuskan. Trump juga merencanakan beberapa perhentian di Michigan dan Wisconsin minggu ini, serta kunjungan ke Arizona, Nebraska, dan Nevada.

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia berharap untuk memenangkan Pennsylvania dengan selisih lebih besar daripada kemenangan 0,72% yang dia raih saat mengalahkan Demokrat Hillary Clinton pada 2016.

Matematika suara elektoral (Electoral College) adalah tantangan buat Trump. Penasihat politik Trump yakin dia harus memenangkan Florida, Ohio dan North Carolina, negara bagian yang menurut jajak pendapat dan analis kalah dan di mana Biden kuat. Trump membutuhkan kombinasi negara bagian Midwest yang memberinya kursi kepresidenan pada tahun 2016: Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin, tempat Biden sekarang memiliki keunggulan, kata J Miles Coleman, analis data dari University of Virginia Center for Politics kepada Al Jazeera.

Ini adalah kekhasan dari sistem konstitusional Amerika bahwa seorang kandidat presiden dapat kehilangan suara populer tetapi masih memenangkan kursi kepresidenan dengan mendapatkan mayoritas dari 538 kursi di Electoral College.

Setiap negara bagian diberikan sejumlah delegasi di Electoral College berdasarkan populasi. Di 48 negara bagian dan District of Columbia, siapa pun yang memenangkan suara terbanyak, memenangkan kursi mereka. Maine dan Nebraska memberikan memiliki dua kursi masing-masing berdasarkan suara populer dan sisa kursi berdasarkan distrik kongres. Singkatnya, dibutuhkan mayoritas 270 suara elektoral dari total 538 untuk menang.

Presiden AS Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden menjawab pertanyaan selama debat presiden kedua dan terakhir di Curb Event Center di Belmont University di Nashville, Tennessee, AS, 22 Oktober 2020. Trump telah mengekor Biden dalam jajak pendapat selama berbulan-bulan, meskipun persaingan lebih ketat di beberapa negara bagian yang kemungkinan besar akan memutuskan pemilihan. [Morry Gash / Pool melalui REUTERS]

Dikutip dari CNN, jajak pendapat baru dari Muhlenberg College/Morning Call tentang kemungkinan pemilih Pennsylvania menemukan mantan Wakil Presiden Joe Biden 51% lebih unggul dibandingkan dengan 44% Presiden Donald Trump.

Joe Biden memiliki lebih banyak jalur menuju 270 suara elektoral daripada yang dilakukan Trump pada saat ini. Jika Trump ingin menang, dia harus memenangkan sejumlah negara bagian yang dipimpin Biden, termasuk Pennsylvania.

Jika Biden gagal menang di Pennsylvania, ada jalur lain di mana dia mencapai mayoritas Electoral College.

Seandainya Biden meraih keunggulan di negara bagian Clinton dan menduduki distrik kongres ke-2 di Arizona, Michigan, Wisconsin, dan Nebraska. Nebraska (seperti Maine) memberi pemenang di setiap distrik kongresnya satu suara elektoral, dan Biden naik lebih dari 5 poin dalam rata-rata jajak pendapat di distrik kedua. Keunggulan rata-rata Biden saat ini di Arizona adalah 4 poin.

Jalan Trump untuk meraih 270 suara elektoral jauh lebih terbatas. Bahkan jika dia akan memenangkan negara bagian di mana dia memimpin dan di mana Biden saat ini memiliki keunggulan kurang dari 5 poin termasuk Arizona, Florida dan North Carolina, Trump masih akan kekurangan 270 suara elektoral.

Yang perlu dilakukan Trump sederhana tetapi sulit: memenangkan Arizona, Florida, North Carolina, dan satu negara bagian medan pertempuran Great Lake di tambah sebagian besar negara bagian yang dimenangkannya pada tahun 2016.

Kabar baik bagi Trump adalah bahwa tidak masalah negara bagian mana yang dia harus menangkan di medan pertempuran Great Lake. Kabar buruknya dia memenangkan sejumlah negara bagian di mana dia saat ini tertinggal dengan 3 poin atau lebih dan setidaknya satu negara bagian di mana dia turun lebih dari 5 poin.

Pada Senin Trump meyakinkan pendukungnya di Pennsylvania akan memenangkan suara selama kampanye terbuka di Martinsburg, acara ketiga dan terakhirnya hari itu, meskipun tertinggal dari Biden dalam sebagian besar jajak pendapat, menurut Reuters.

Sementara Biden muncul dengan agenda kecil di kota Chester, dekat Philadelphia, bertemu dengan sekitar puluhan sukarelawan kampanye dan berbicara dengan wartawan. Biden mengatakan dia tidak terlalu percaya diri tentang apa pun dan dengan kehendak Tuhan dia akan memenangkan Pennsylvania, negara bagian tempat dia dilahirkan. Pada Ahad malam, Joe Biden dan calon wakilnya Kamala Harris menggelar konser virtual kampanye bertajuk "I Will Vote Concert" untuk membujuk calon pemilih condong ke mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada jumlah pemilih bimbang (undecided voter) menjelang pemilihan, dengan jajak pendapat menunjukkan sekitar lima persen pemilih belum memilih Presiden Donald Trump atau Joe Biden.

Chris Jackson, ketua Ipsos Polling di Amerika Serikat, mengatakan kepada Newsweek jumlah pemilih yang belum menentukan sikap untuk mendukung Biden atau Trump kurang dari lima persen.

Angka ini mungkin terlihat tidak signifikan tetapi krusial menjelang akhir pemilu, seperti yang terjadi saat pertarungan Donald Trump dan Hillary Clinton pada 2016, yang akhirnya membantu Trump memenangkan pemilu.

Dengan delapan hari tersisa hingga Hari Pemilu, 62 juta pemilih telah memberikan suara lebih awal, melampaui jumlah total pada 2016 sebanyak lebih dari 12 juta, menurut NBC News Decision Desk/Target Smart.

Jumlah pemilih dini bisa mencapai 90 juta hingga 100 juta sebelum 3 November, sekitar dua kali lipat dari 50 juta yang memberikan suara pada awal 2016, menurut data proyek Decision Desks. TargetSmart adalah firma data politik Demokrat yang menyediakan data pemungutan suara ke NBC News.

Di negara bagian yang memiliki swing voters, pemungutan suara dini yang diperluas dan opsi pemberian suara melalui surat pos telah menyebabkan peningkatan besar dalam pemungutan suara pra-pemilihan. Di medan pertempuran Pennsylvania, sekitar 1,4 juta orang telah memberikan suara lebih awal atau absen sejauh ini, meningkat lebih dari 1,2 juta dari semua suara awal yang diberikan di sana pada tahun 2016.

Kedua kandidat mencoba mengejar suara undecided voters atau memastikan swing voters. Meski demikian tidak diketahui pasti jumlah undecided voters, setidaknya sampai hari pencoblosan 3 November. Sebagai contoh Trump justru menang besar di antara pemilih yang baru memutuskan di detik-detik akhir pada pemilu 2016.

Dan pada masa kritis ini, keduanya kembali mengulangi retorika masing-masing yang dipakai saat debat untuk merayu undecided voters dan swing voters.

Tingginya rekor jumlah kasus Covid-19 di AS dalam beberapa hari terakhir, telah menawarkan kampanye Joe Biden kesempatan untuk mengingatkan para pemilih tentang bagaimana Trump dan sekutunya telah mengabaikan saran para ahli kesehatan masyarakat untuk memerangi pandemi.

Semntara Trump kembali menegaskan bahwa pemerintahannya melakukan tugasnya dengan baik melawan pandemi dan menuduh Joe Biden ingin kembali menerapkan lockdown yang menurutnya akan merugikan ekonomi Amerika Serikat.

Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-usa-election/trump-biden-vie-for-votes-in-battleground-pennsylvania-as-election-nears-idUKKBN27B0BX

https://www.newsweek.com/undecided-voters-biden-trump-election-1541715

https://www.aljazeera.com/news/2020/10/26/trumps-path-to-an-electoral-college-victory-narrows

https://edition.cnn.com/2020/10/25/politics/paths-to-270-analysis/index.html

https://www.nbcnews.com/politics/2020-election/early-voting-could-hit-100-million-election-day-n1244764

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

15 jam lalu

Donald Trump. REUTERS
Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.


Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

22 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.


Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan Gedung Pengadilan Kriminal Manhattan pada hari sidangnya setelah dakwaannya oleh dewan juri Manhattan menyusul penyelidikan atas uang suap yang dibayarkan kepada bintang porno Stormy Daniels, di New York City, AS, 4 April 2023. REUTERS /Amanda Perobelli
Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.


Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.


Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146


Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

6 hari lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?


3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

6 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

8 hari lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

8 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.


Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

8 hari lalu

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada anggota militer, petugas pertolongan pertama, dan keluarga mereka pada hari peringatan 22 tahun serangan 11 September 2001 terhadap World Trade Center, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska, 11 September. 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.