TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penambahan kasus Covid-19 mencapai 658 orang pada 7 Agustus 2020. Angka ini menjadi tambahan harian tertinggi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi diterapkan.
Rekor kasus Covid-19 di Ibu Kota saat PSBB transisi dimulai pada 8 Juli dengan tambahan pasien positif 344 orang. Kemudian jumlahnya menembus 404 kasus pada 12 Juli.
"Ini tidak boleh dianggap enteng,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam video yang ditayangkan di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Ahad sore, 12 Juli 2020.
Lonjakan ini membuat positivity rate atau persentase pasien positif Covid-19 di Jakarta ikut naik menjadi 10,5 persen. Sedangkan standar World Health Organization (WHO) maksimal 5 persen.
Rekor tertinggi tak berhenti di angka 404 pasien. Sejak saat itu, jumlah pasien positif Covid-19 di Ibu Kota terus meningkat setiap harinya. Rata-rata ada tambahan 300-500 kasus baru.
Pada 27 Juli misalnya, ada kenaikan 473 pasien positif. Dua hari kemudian, 29 Juli, pasien baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 tembus 584 orang. Hari-hari berikutnya tambahan kasus bergerak di kisaran 299-489 orang.
Lonjakan kembali terjadi pada 6 Agustus dengan tambahan pasien positif 597 orang. Hanya berselang satu hari, jumlahnya naik lagi secara signifikan, yaitu 658 orang. Dengan begitu, total pasien positif corona per 7 Agustus sebanyak 24.521 orang.
"Dari 658 kasus positif, 98 adalah akumulasi data dari hari sebelumnya yang baru dilaporkan," jelas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Weningtyas Purnomorini kemarin.
Kenaikan ini seiring dengan kemunculan klaster baru penularan virus corona. Hingga kini tercatat lima jenis klaster, yakni pemukiman, pasar rakyat, perkantoran, fasilitas kesehatan, dan rumah ibadah.
Klaster yang baru timbul di masa PSBB transisi secara berturut-turut adalah pasar, perkantoran, dan rumah ibadah. Dinas Kesehatan DKI mendata kasus aktif klaster-klaster ini pada 4 Juni-28 Juli 2020.
Dari tiga klaster itu, warga yang terinfeksi Covid-19 terbanyak ditemukan di pasar. Dinas Kesehatan mendata 107 klaster pasar dengan 555 kasus. Selanjutnya, 90 klaster perkantoran sebanyak 459 kasus. Jumlah pasien di rumah ibadah tercatat terakhir, yaitu sembilan klaster dengan 114 kasus.
Data ini diungkap oleh Tim Pakar Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, pada Rabu, 29 Juli 2020 melalui unggahan YouTube BNPB Indonesia. Menurut Dewi, klaster perkantoran sebenarnya sudah ada sebelum PSBB transisi.
Dinas Kesehatan DKI menemukan hanya 43 kasus Covid-19 di klaster perkantoran pra PSBB transisi. Namun, jumlahnya melonjak signifikan menjadi 459 setelah PSBB dilonggarkan sejak 5 Juni 2020. "Sembilan kali lebih tinggi," ujar dia.
Gubernur Anies berdalih peningkatan pasien positif Covid-19 terus bertambah lantaran tes swab yang masif. Bila mengurangi tes, angka positif Jakarta akan kelihatan rendah. “Di atas kertas akan kelihatan seperti aman padahal nyatanya wabah itu masih ada," katanya.
LANI DIANA | IMAM HAMDI | ANTARA