Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ambisi Turki di Pusaran Konflik Bersenjata di Libya

image-gnews
Logo Te.co Blank
Logo Te.co Blank
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik bersenjata di Libya kini di tepi jurang perang proxy dengan keterlibatan Turki dan beberapa negara besar lainnya. Negara-negara ini  memberikan dukungan dana, senjata dan politik kepada dua pemimpin yang bermusuhan di Libya.

Media internasional melaporkan Turki mengirimkan tentara bayaran dan senjata berat untuk berperang melawan pasukan yang dipimpin panglima perang angkatan bersenjata nasional Libya, Jenderal Khalifa Haftar.

Turki selama ini mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional yang dipimpin Perdana Menteri Fayez al-Sarraj di Tripoli. PBB hanya mengakui pemerintahan al-Sarraj.

Sekalipun PBB resmi memberikan dukungan kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional, beberapa negara besar malah memberikan dukungan kepada panglima perang Libya Jenderal Khalifa Haftar.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Prancis, dan Rusia merupakan negara yang secara terbuka mendukung Haftar, dengan memberikan bantuan dana maupun senjata canggih.

Haftar pun menjadi kekuatan yang tidak mudah ditundukkan oleh para musuhnya .

Haftar, bekas tangan kanan Muammar Ghadafi, saat ini menguasai separuh Libya. Pasukan Haftar telah menguasai kawasan timur Libya dan beberapa daerah di kawasan Barat.

Turki di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyib Erdogan tampak yang paling aktif dalam pusaran konflik Libya untuk menjatuhkan Haftar.

Presiden Erdogan mengatakan pihaknya intens melobi Rusia dan Amerika Serikat untuk memberikan dukungan kepada pemerintahan al-Sarraj.

Menurut laporan Daily Sabah, 9 Juni 202O, Presiden Erdogan mengatakan dia sudah mencapai kesepakatan dengan Presiden Donald Trump untuk membangun era baru di Libya.

Sebulan berselang, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memberikan peringatan bahwa konflik di Libya telah memasuki fase baru yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya, yakni intervensi negara asing termasuk dengan senjata canggih dan tentara bayaran.

"Waktu tidak berada di pihak kami di Libya," kata Guterres mendesak masyarakat internasional untuk menggunakan segala peluang untuk membuka kembali dialog antar dua kekuatan di Libya.

PBB memaparkan konflik di Libya sudah membuat hampir 30 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pertempuran sengit dua kubu di kawasan pinggiran selatan kota Tripoli dan Tarhouna.

Lebih dari 400 ribu orang mengungsi. Misi Dukungan PBB di Libya melaporkan antara 1 April hingga 30 Juni sedikitnya 356 korban, termasuk 102 warga sipil tewas, dan 254 lainnya luka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bau permusuhan semakin kental ketika Haftar secara terbuka memerintahkan Turki menarik semua tentara bayarannya dan persenjataannya dari Libya atau senjata yang akan bicara.

Haftar saat berpidato di hadapan pasukannya untuk memperingati Idul Adha menuding presiden Turki datang ke Libya untuk mencari "warisan para leluhurnya".

Haftar menegaskan, Libya tidak akan pernah menerima kolonialisme. Turki selama 300 tahun menjajah Libya tidak menyaksikan apapun kecuali iblis.

Apa kepentingan Turki di Libya dengan mendukung pemerintahan al-Sarraj?

Erdogan ini menjaga stabilitas dan keamanan di Libya sehingga Ankara mendapat akses untuk mengeksplorasi gas di sepanjang perbatasan laut kedua negara.

Analis senior di Rystad Energy, Aditya Saraswat mengatakan, Turki berkepentingan untuk melakukan eksplorasi gas di sepanjang perbatasan laut Turki dan Libya di bagian timur laut Mediterania.

Perbatasan laut sepanjang 200 mil ini akan menjadi lahan eksplorasi gas Turki.

Kesepakatan Libya dan Turki dalam eksplorasi gas telah dikecam negara tetangganya. Siprus mengatakan, zona ekonomi eksklusif baru yang disepakati Turki dan Libya telah menerobos perbatasan internasional Siprus.

Libya merupakan negara pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika dengan perkiraan 48,4 miliar barel atau terbesar kedelapan di dunia.

Analis ekonomi Libya dan mantan direktur Malita Oil Company, Mahmoud AlAun mengatakan, Pemerintah Kesepakatan Nasional tidak lagi mampu menolak tawaran Turki karena dukungan politik dan militer yang diberikan.

"Turki ingin mendapatkan pasar terbesar dari proyek-proyek rekonstruksi dan kesepakatan perdagangan dan untuk berbagi pengelolaan sumur minyak," kata AlAun.

Organ Oytun dari Pusat Studi Strategis Timur Tengah mengatakan, ketamakan akan minyak dan gas menjadi salah satu faktor penentu Ankara ikut campur di Libya.

Perlu diingat juga, banyak perusahaan Turki yang telah menjalankan bisnisnya di Libya di masa Ghadafi yang mengalirkan dana miliar dollar Amerika ke Turki. Perang saudara membuat perekonomian Libya hancur lebur. Turki ingin membangun bisnisnya kembali dari Libya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Libya Temukan 15 Jasad di Dua Kuburan Massal Sirte

1 September 2022

Pelayat menunjukkan potret di dekat jenazah yang digali dari kuburan massal di Tarhouna, sebelum dimakamkan kembali di Tripoli, Libya 22 Januari 2021. REUTERS/Hazem Ahmed
Libya Temukan 15 Jasad di Dua Kuburan Massal Sirte

Dua kuburan massal itu ditemukan di kebun Rumah Sakit Ibn Sina berkat petunjuk dari Kantor Jaksa Distrik Sirte. Libya


Setelah Gaddafi, Panglima Pengepung Tripoli Khalifa Haftar Ikut Pilpres Libya

17 November 2021

Khalifa Haftar. [Reuters]
Setelah Gaddafi, Panglima Pengepung Tripoli Khalifa Haftar Ikut Pilpres Libya

Setelah Saif al-Islam Gaddafi yang menjalani vonis mati ikut Pilpres Libya, Khalifa Haftar, yang mengepung Tripoli mengumumkan pencaloannya


Panglima Militer Libya Ultimatum Erdogan Tarik Pasukannya atau Hadapi Senjata

3 Agustus 2020

Khalifa Haftar, komandan militer yang menguasai wilayah timur Ibu Kota Tripoli. Sumber: al-Jazeera
Panglima Militer Libya Ultimatum Erdogan Tarik Pasukannya atau Hadapi Senjata

Panglima militer Libya di wlayah timur, Jenderal Khalifa Haftar mengultimatum Presiden Erdogan untuk menarik keluar pasukannya atau menghadapi senjata


Parlemen Mesir Restui Presiden El-Sisi Kirim Pasukan ke Libya

21 Juli 2020

Presiden Mesir Abdel Fattah el Sisi berbicara ketika bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di sela-sela Sidang Umum PBB tahunan di New York City, New York, AS, 23 September 2019. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Parlemen Mesir Restui Presiden El-Sisi Kirim Pasukan ke Libya

Parlemen Mesir merestui Presiden Abdel Fattah el-Sisi mengirim pasukan ke Libya. Intervensi militer Mesir akan membuka konfrontasi dengan Turki.


Harga Minyak Dunia Naik Setelah Pelabuhan Minyak Libya Ditutup

20 Januari 2020

Pemberontak pimpinan Khalifa Haftar menyerukan blokade terminal pelabuhan ekspor minyak Libya timur pada Jumat, 17 Januari 2020. [Esam Omran Al-Fetori / Reuters]
Harga Minyak Dunia Naik Setelah Pelabuhan Minyak Libya Ditutup

Harga minyak dunia naik pada Senin setelah Jenderal Khalifa Haftar menutup dua ladang minyak besar Libya dan pelabuhan ekspor Jumat kemarin.


Sekjen PBB Antonio Guterres Prihatin Kondisi di Libya

20 Januari 2020

Sekjen PBB Antonio Guterres menemui pemimpin Pasukan Nasional Libya (LNA), Jenderal Khalifa Haftar. REUTERS
Sekjen PBB Antonio Guterres Prihatin Kondisi di Libya

Penutupan sejumlah ladang minyak utama di Libya membuat Antonio Guterres khawatir kondisi di negara itu bakal semakin memburuk.


KTT Berlin : Ketegangan di Libya Harus Dihentikan

20 Januari 2020

Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Rusia, Vladimir Putin menghadiri pertemuan satu hari yang membahas kondisi di Libya, 19 Januari 2020. Sumber: Reuters.
KTT Berlin : Ketegangan di Libya Harus Dihentikan

Jerman dan beberapa negara kekuatan dunia lainnya setuju ketegangan di Libya harus dihentikan dengan menjadikan gencatan senjata aturan permanen.


Khalifa Haftar Tutup Pelabuhan Ekspor Minyak Libya Timur

18 Januari 2020

Jenderal Khalifa Haftar dari Kota Benghazi, bekas anak buah pemimpin Libya, Moammar Gaddafi. Middle East Monitor
Khalifa Haftar Tutup Pelabuhan Ekspor Minyak Libya Timur

Jenderal Khalifa Haftar menutup semua pelabuhan ekspor minyak Libya timur dan tengah mulai Sabtu yang mengakibatkan hilangnya ekspor 700.000 bph.


Erdogan Mau Kirim Pasukan Turki ke Libya, Kontra dengan Rusia

27 Desember 2019

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan selama konferensi pers setelah pembicaraan mereka di Sochi, Rusia 22 Oktober 2019. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]
Erdogan Mau Kirim Pasukan Turki ke Libya, Kontra dengan Rusia

Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan mengirim pasukan ke Libya. Putusan ini membuka perselisihan dengan Rusia yang mendukung Khalifa Haftar.


44 Tewas dalam Serangan Udara ke Pusat Penahanan Migran Libya

4 Juli 2019

Imigran korban serangan udara mendapat perawatan di Rumah Sakit Tripoli, Libya, Rabu, 3 Juli 2019. Saat serangan udara, ada sekitar 120 imigran yang berada di dalam ruangan di pusat penahanan dan penampungan tersebut. REUTERS/Ismail Zitouny
44 Tewas dalam Serangan Udara ke Pusat Penahanan Migran Libya

Sedikitnya 44 orang tewas dan 130 lebih terluka dalam serangan udara ke pusat detensi migran di ibu kota Libya, Tripoli, pada Selasa kemarin.