Selama ini, proses produksi, distribusi, dan penjualan merek minuman miliki PepsiCo di Indonesia dikuasai oleh AIBM, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP). Pada awalnya, AIBM merupakan perusahaan patungan antara ICBP dan Asahi Group Holdings Ltd, sebelum Asahi memutuskan melepas kepemilikannya.
Pelaku usaha minuman di Indonesia berharap hengkangnya Pepsi tak berdampak negatif terhadap industri ini dan justru diyakini dapat membuka peluang bagi perusahaan minuman lain.
Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Rachmat Hidayat mengatakan dampak dari hengkangnya PepsiCo dari Indonesia baru dapat dirasakan minimal tiga bulan ke depan.
Kendati demikian, dia menyebutkan pasar minuman kemasan di Indonesia masih mengalami pertumbuhan yang menjanjikan. Untuk itu, Rachmat mengharapkan hengkangnya Pepsi tidak berpengaruh terhadap industri ini.
“Kami mengharapkan keputusan PepsiCo tidak berdampak banyak bagi industri dalam negeri kita. Justru dengan hengkangnya PepsiCo membuat pemain lain di sektor serupa masuk ke Indonesia, karena ceruk pasar yang tersedia menjadi lebih luas,” tutur dia.
Adapun Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia (Asrim) Triyono Pridjosoesilo menilai hengkangnya PepsiCo dari Indonesia lebih disebabkan oleh keputusan individu perusahaan. Pasalnya, industri minuman berkarbonasi di Indonesia masih tumbuh 4 persen secara tahunan sepanjang semester I/2019.
“Kebijakan PepsiCo tersebut lebih kepada keputusan mereka sendiri dalam menanggapi dinamika pasar di Indonesia. Mungkin saja mereka akan kembali lagi ke Indonesia dengan bentuk bisnis atau jenis produk lain,” ujarnya.
Triyono meyakini dengan masih positifnya pertumbuhan industri minuman berkarbonasi dan minuman dalam kemasan di Indonesia, ceruk pasar yang ditinggalkan PepsiCo akan segera diisi oleh perusahaan lain.
FAJAR PEBRIANTO | DIAS PRASONGKO | BISNIS