Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polusi Debu Batu Bara Ancam Paru-paru Warga Marunda Cilincing

image-gnews
Sugiyanto, warga Marunda Pulo menunjukkan sisa debu batubara di kusen rumahnya, Selasa 23 Juli 2019. Tempo/M Julnis Firmansyah
Sugiyanto, warga Marunda Pulo menunjukkan sisa debu batubara di kusen rumahnya, Selasa 23 Juli 2019. Tempo/M Julnis Firmansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara akibat debu batu bara di Marunda diduga menyebabkan banyak warga kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, menderita ISPA.   

Debu berwarna hitam pekat itu tampak jelas menempel di dinding dan kusen jendela rumah Sugiyanto di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Dengan jari-jarinya, pria 49 tahun itu kemudian menyentuh debu itu untuk diperlihatkan kepada Tempo.

Sugiyanto mengatakan debu hitam yang ia tunjukkan itu terhitung sedikit. Sebab, pada musim angin barat daya pada November–Februari, tebal tumpukan debu bisa lebih dari 1 sentimeter. “Ini debu batu bara,” kata dia, pekan lalu.

Perkampungan Marunda Pulo yang terdampak polusi debu dari PT KCN di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Menurut Sugiyanto, debu batu bara berbeda dengan debu pada umumnya. Selain warnanya hitam, debu batu bara sangat sulit dibersihkan karena memiliki kandungan minyak. Dia juga meyakini debu batu bara berdampak buruk bagi kesehatan. “Kalau terhirup, tenggorokan terasa gatal,” ujar Sugiyanto.

Persoalan debu hitam ini bukan hanya dirasakan Sugiyanto dan warga Kelurahan Marunda. Khasan Hunang yang tinggal di Kelurahan Cilincing juga memiliki keluhan serupa. Dia juga meyakini gangguan pernapasan warga Cilincing disebabkan oleh debu hitam itu. Khasan yang menjabat Ketua RT 11 Kelurahan Cilincing berharap masyarakat mendapat kompensasi atas penyebaran debu batu bara tersebut.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Slamet Riyadi, mengatakan sudah memerintahkan anak buahnya untuk menelusuri debu hitam yang dikeluhkan masyarakat di Marunda dan Cilincing.

Dari penelusuran itu diketahui, debu hitam itu adalah residu batu bara. Debu itu berasal dari pelabuhan bongkar-muat milik PT Karya Citra Nusantara (KCN) yang berada di Marunda. Jaraknya sekitar 2 kilometer dari permukiman penduduk di Cilincing. 

Pelabuhan KCN selama ini menjadi tempat singgah ratusan ton batu bara, sebelum disalurkan ke industri yang membutuhkan, seperti pabrik semen, pembangkit listrik tenaga uap, dan trading. Tidak kurang dari 907 ribu ton batu bara masuk ke Pelabuhan Marunda milik PT Karya Citra Nusantara (KCN) dalam tiga bulan terakhir. 

Menurut Slamet, Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara telah memediasi pertemuan antara PT KCN dan masyarakat. Dalam pertemuan itu, PT KCN berjanji akan mengurangi residu batu bara agar tidak menyebar ke permukiman. “Jadi, mereka akan memasang semacam jaring basah agar debu batu bara tidak terlalu banyak terbawa angin,” ujar Slamet. 

Khasan Hunang menunjukkan debu batubara yang dikumpulkannya di rumahnya di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, 23 Juli 2019. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Polusi debu batu bara terbentuk saat proses bongkar-muat dari kapal tongkang ke pelabuhan. Partikel debu itu terbawa oleh angin dan menyebar. Pada musim angin barat daya pada November–Februari, debu pasti beterbangan ke permukiman penduduk di Marunda dan sekitarnya.

Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Dwi Sawung, mengatakan debu batu bara sangat berbahaya untuk kesehatan manusia. Meskipun tidak melalui proses pembakaran, debu batu bara tetap menghasilkan particulate matter (PM) 2,5, yakni debu melayang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer atau 3 persen dari diameter rambut manusia.

Masker biasa tidak mampu mencegah partikel debu masuk ke tubuh manusia lewat pernapasan. “Harus menggunakan masker khusus yang memiliki filter PM 2,5,” kata Dwi. “Harga masker ini 10 kali lipat lebih mahal dibanding masker biasa.” 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dwi menjelaskan PM 2,5 yang menumpuk di paru-paru akan menyebabkan penyakit gangguan pernapasan. Namun ada satu penyakit yang terkait langsung dengan debu batu bara, yaitu black lung (pneumokoniosis) atau paru-paru hitam. Mereka yang tinggal dekat dengan area pertambangan atau bongkar-muat batu bara rentan terkena penyakit ini.

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto, membenarkan bahwa debu batu bara dapat menyebabkan pneumokoniosis. Penyakit ini timbul karena penumpukan debu batu bara di paru. Penumpukan itu membuat jaringan paru mengeras dan kaku sehingga fungsinya menurun. “Kasus ini umumnya muncul pada pekerja batu bara, nama lainnya coal workers pneumoconiosis,” ujar Agus.

Agus mengatakan masyarakat yang tinggal dekat dengan area yang terkontaminasi debu batu bara memiliki risiko yang sama. Umumnya, seseorang baru menyadari terkena black lung setelah 10 tahun terpapar debu batu bara. Gejala yang muncul antara lain sesak napas dan terkadang batuk dengan dahak berwarna hitam.

Selain black lung, kata Agus, debu batu bara dapat memicu penyakit pernapasan lain, seperti infeksi saluran pernapasan, bronkhitis kronis, hingga penyakit paru obstruktif kronis. “Partikel-partikel debu batu bara itu yang bikin penyakit,” ujar Agus.

Warga Marunda, Khasan Hunang, menunjukkan debu batubara yang mengambang di kolam renangnya di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa 23 Juli 2019. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Yudi Dimyati, menjelaskan sampai saat ini pihaknya belum menemukan kasus black lung di kawasan Marunda atau Cilincing. Penyakit yang paling banyak ditemukan adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). “Faktor nomor satu yang menyebabkan ISPA itu karena lingkungan (debu), bukan karena penularan,” ujar Yudi.

Direktur Utama PT KCN Widodo Setiadi tak mengelak debu hitam yang menyebar itu berasal dari bongkar-muat batu baru di pelabuhannya. Karena itu, dia bisa memahami keluhan yang disampaikan masyarakat.

Manajemen tengah menyiapkan sejumlah langkah guna mengatasi penyebaran debu. Namun rencana itu tidak bisa segera dijalankan karena perusahaan masih menghadapi persoalan hukum dan masih berfokus untuk menyelesaikannya.

Menurut Widodo, persoalan hukum yang dia maksud adalah sengketa antara PT KCN dan PT Karya Berikat Nusantara (KBN). Persoalan ini sudah sampai ke meja hijau. “Jadi, upaya untuk mengurangi polusi debu belum sempat dijalankan,” kata dia.

Soal kompensasi terhadap polusi debu yang dialami masyarakat, Widodo mengklaim sudah memberikan uang kompensasi kepada warga sekitar melalui perangkat RT dan RW. Uang tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas umum, seperti pembuatan tanggul atau fasilitas pencegahan debu. Namun ia mengaku belum melihat hasil pembangunan fasilitas tersebut.

Widodo telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mengatasi masalah itu. “Kami bekerja sama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk membentuk mini forest di sekitar pelabuhan yang berfungsi menjaring debu-debu tersebut,” ujar Widodo, Selasa lalu. 

Selain membentuk hutan mini, kata Widodo, perusahaan berencana membuat jaring basah yang mengelilingi area bongkar-muat. Jaring itu nanti dialiri air untuk memerangkap partikel debu yang terbang. “Metode ini masih dalam tahap perencanaan,” kata dia.

Di sisi lain, Widodo juga meminta pemerintah dan masyarakat turut membantu mengurangi polusi debu batu bara dengan menanam pohon di sekitar permukiman. “Mesti ada dua penangkap debu, di sini dan di sana (permukiman),” ujar dia. “Kalau sekarang, kami single fighter.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bidik 41 Juta Ton Produksi Batu Bara Akhir 2023, PTBA: Angka Ini Bisa Tercapai

1 hari lalu

Pekerja memeriksa kualitas batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, 4 Januari 2022. Pemerintah mewajibkan perusahaan swasta, BUMN beserta anak perusahaan pertambangan untuk mengutamakan kebutuhan batu bara dalam negeri. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Bidik 41 Juta Ton Produksi Batu Bara Akhir 2023, PTBA: Angka Ini Bisa Tercapai

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara mencapai 41 juta ton hingga akhir tahun 2023.


Bukan Digaruk, Ini Cara Redakan Gatal Anjuran Dermatolog

6 hari lalu

Ilustrasi kulit gatal (Pixabay.com)
Bukan Digaruk, Ini Cara Redakan Gatal Anjuran Dermatolog

Bukan digaruk, dermatolog menyarankan kompres air dingin pada kulit yang gatal. Apa lagi yang perlu diperhatikan?


Bank Mandiri, BRI dan BNI Bakal Kelola Iuran Batu Bara

7 hari lalu

Sambutan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara penghargaan keselamatan kerja minyak dan gas bumi tahun 2023 di Hotel JW Marriot, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2023. TEMPO/Defara Dhanya
Bank Mandiri, BRI dan BNI Bakal Kelola Iuran Batu Bara

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan Bank Mandiri, BRI, dan BNI akan ditunjuk menjadi pengelola iuran batu bara dari perusahaan pertambangan.


23 Tahun Usia Provinsi Bangka Belitung, Tata Kelola Pertambangan Timah Masih Bermasalah

7 hari lalu

Tambang timah ilegal yang beroperasi di bibir pantai merusak kawasan hutan lindung Pantai Penganak yang terletak di Dusun Penganak Desa Air Gantang Kecamatan Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat rusak. (istimewa)
23 Tahun Usia Provinsi Bangka Belitung, Tata Kelola Pertambangan Timah Masih Bermasalah

Persoalan pertambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum juga mampu diselesaikan meski provinsi tersebut kini sudah berusia 23 tahun.


Tata Kelola Batu Bara Dipantau Lewat Simbara, Kemenko Marves: Ketemu yang Lucu-Lucu

7 hari lalu

Jalur Khusus Angkutan Batu Bara Titan Infra Energy. titaninfra.com
Tata Kelola Batu Bara Dipantau Lewat Simbara, Kemenko Marves: Ketemu yang Lucu-Lucu

Septian Hario Seto mengatakan banyak temuan aneh dari pemantauan tata kelola batu bara di Indonesia.


Tata Kelola Nikel Bakal Dipantau Melalui Simbara Mulai Januari 2024

7 hari lalu

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto ketika ditemui di sela acara Tempo EV and Battery Conference 2023 di Jakarya, Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Tata Kelola Nikel Bakal Dipantau Melalui Simbara Mulai Januari 2024

Pemerintah sedang menyiapkan sistem pelacakan komoditas nikel untuk mengoptimalkan pengawasan dan pendapatan melalui Simbara.


MA Tolak Kasasi, Koalisi Ibukota Desak Jokowi Segera Jalankan Putusan Pengadilan Soal Udara Bersih

11 hari lalu

Sejumlah aktivis Koalisi IBUKOTA melaksanakan aksi damai di depan Balaikota DKI Jakarta, Rabu 16 Agustus 2023. Aksi menyikapi polusi udara yang melanda DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung dalam beberapa bulan terakhir menempatkan warga dalam keadaan bahaya. Selain mengancam kesehatan, polusi udara juga dapat mengancam keselamatan jiwa, terutama bagi kelompok rentan yakni anak kecil, lansia, dan orang yang memiliki penyakit bawaan. Ironisnya, respons pemerintah dalam menghadapi masalah ini terlihat kurang serius, meski pada Senin (13/8/2023) kemarin, Presiden Joko Widodo telah menggelar Rapat Terbatas dengan jajaran menteri dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. TEMPO/Subekti.
MA Tolak Kasasi, Koalisi Ibukota Desak Jokowi Segera Jalankan Putusan Pengadilan Soal Udara Bersih

Koalisi Ibukota merespon putusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi Jokowi dan Menteri LHK soal gugatan polusi udara.


Akibat Limbah Batu Bara, Nelayan Sungai Satui Membakar Perahu

11 hari lalu

Ilustrasi Batu Bara. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Akibat Limbah Batu Bara, Nelayan Sungai Satui Membakar Perahu

Nelayan Sungai Santui kesal karena limbah batu bara mencemari sungai dan menyebabkan ikan-ikan mati.


Perusahaan Tambang Batu Bara di Cina Terbakar Hebat, 25 Orang Tewas

12 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Perusahaan Tambang Batu Bara di Cina Terbakar Hebat, 25 Orang Tewas

Gedung kantor perusahaan batu bara di Cina dilalap api. Sebanyak 25 orang tewas dalam kebakaran tersebut.


Jokowi Akan Bertemu Joe Biden, Masyarakat Sipil: Harus Fokus Penghentian Batu Bara

18 hari lalu

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri Upacara Peringatan Ziarah Nasional untuk memperingati Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Jumat, 10 November 2023. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Akan Bertemu Joe Biden, Masyarakat Sipil: Harus Fokus Penghentian Batu Bara

Jokowi diminta memanfaatkan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden untuk mengatasi masalah perubahan iklim di Indonesia.