Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beijing Tunjukkan Sinyal Marah atas Demonstrasi di Hong Kong

image-gnews
Pengunjuk rasa berhasil memasuki ruang keamanan gedung Parlemen Hong Kong saat melakukan aksi penolakan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi di Hong Kong, 1 Juli 2019. Demonstrasi terjadi pada peringatan 22 tahun penyerahan dari Inggris ke Tiongkok. REUTERS/Tyrone Siu
Pengunjuk rasa berhasil memasuki ruang keamanan gedung Parlemen Hong Kong saat melakukan aksi penolakan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi di Hong Kong, 1 Juli 2019. Demonstrasi terjadi pada peringatan 22 tahun penyerahan dari Inggris ke Tiongkok. REUTERS/Tyrone Siu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beijing akhirnya berbicara keras menanggapi demonstrasi pro demokrasi di Hong Kong karena tumpah darah di ruang publik dan aksi vandalisme pada simbol negara.

Selama sekitar 4 bulan berunjuk rasa, Cina merespons secara lunak dengan meminta pemerintah otoritas Hong Kong menyelesaikannya.

Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam telah menyatakan pembahasan Rancangan Undang-undang ekstradisi ke Cina dihentikan. Tapi Lam tidak eksplisit menyebutkan RUU itu batal dan dicabut untuk tidak lagi dibahas.

Demonstrasi penentang RUU Ekstradisi di Cina ternyata berlanjut dengan menuntut pemerintah Hong Kong yang menjadi perpanjangan tangan Cina mundur.

Pada hari Minggu malam lalu, 21 Juli 2019, demonstrasi pendukung demokrasi kembali turun ke jalan. Aksi mereka berujung kekerasan dan pertumpahan darah ketika sekelompok pria berpakaian t-shirt putih dan celana panjang hitam dan mengenakan masker.

Simbol negara Cina di gedung penghubung Cina di Hong Kong dilempari telur dan paintballs oleh demonstran di Minggu malam, 21 Juli 2019. [SOUTH CHINA MORNING POST]

Para demonstran penentang Cina yang melakukan vandalisme di gedung penghubung pemerintah Cina di Hong Kong dihadang oleh kelompok pria yang diduga anggota triad yang menguasai kawasan Yuen Long.

Beijing gerah dengan perilaku vandalisme para demonstran pro demokrasi dan aksi kekerasan yang terjadi yang dipandang sebagai mengganggu keamanan dan kedaulatan Cina.

Sejumlah pejabat top Beijing di Hong Kong pun angkat bicara yang diawali dengan pernyataan mengecam aksi kekerasan itu yang dianggap telah menyinggung perasaan seluruh rakyat Cina.

Direktur kantor penghubung Cina di Hong Kong, Wang Zhimin mengeluarkan pernyataan pribadi yang menurut laporan South China Morning Post, 23 Juli 2019, jarang diucapkan.

"Perusuh yang melempari telur ke gedung kantor penghubung di Distrik Barat dan paintballs akan dihukum oleh otoritas lokal," kata Zhimin.

"Mereka menghancurkan fasilitas keamanan kami, dan menulis kata-kata untuk menghina negara dan integritas nasional. Kantor penghubung dan berbagai sektor di Hong Kong mengeluarkan kecaman terkuat terhadap aksi seperti ini."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, sejumlah pengunjuk rasa menantang dasar dari penegakan hkum Hong Kong dan otoritas dan konstitusi dan Hukum Dasar, sama halnya dengan otoritas pemerintah pusat, kedaulatan, keamanan nasional, harga diri dan simbol.

Para perusuh menantang garis dasar dari satu negara, dua sistem.

Pengunjuk rasa membawa poster dalam demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. Pendemo kembali turun ke jalan sehari setelah pemimpin kota itu, Carrie Lam menunda pembahasan RUU Ekstradisi menyusul demonstrasi yang dilakukan sekitar 1 juta orang.. REUTERS/Tyrone Siu

Seorang anggota parlemen Cina, Leung Che-cheung, mengatakan kantor penghubung itu merujuk pada kedaulatan Cina terhadap Hong Kong.

"Kami pertama-tama memiliki satu negara, sebelum kami memiliki dua sistem. Saat mereka merusak simbol negara, mereka mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan satu negara, dua sistem dan hanya ingin Hong Kong merdeka," kata Leung dari Aliansi Demokrasi untuk Perbaikan dan Progres Hong Kong.

Adapun pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam mengatakan, pengunjuk rasa yang merusak simbol negara di luar gedung kantor penghubung akan diinvestigasi sesuai hukum yang berlaku.

"Kekerasan bukan solusi untuk bermacam masalah. Kekerasan hanya akan menjadi benih akan lebih banyak kekerasan," kata Lam.

Menurut laporan CNN, otoritas Cina dan Hong Kong memang tidak berencana mengerahkan tentara ke Hong Kong untuk menyelesaikan kerusuhan ini.

Namun, tidak ada jaminan tentang sikap Cina itu. Lagipula sulit memprediksi perkembangan reaksi Beijing. Alasannya, ketiadaan transparansi mengenai cara Cina mengatasi Hong Kong selama ini.

Aksi demonstrasi di Hong Kong tidak ada kepastian akan berujung dengan baik. Kota Hong Kong yang dulu dikenal dengan stabilitas dan kedamaian saat ini berada di tepi jurang kekacauan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

4 hari lalu

Kowloon Motor Bus Hong Kong. Unsplash.com/Wanghao Shang
Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan


Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

4 hari lalu

Pemain tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Kredit: Tim Humas PBSI
Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

5 hari lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

6 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

10 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

12 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

13 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.