Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jeritan Petambak Garam, Kisah Pilu yang Terus Berulang

image-gnews
Petani mengumpulkan garam yang baru dipanen di lahan garam Desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, 31 Juli 2017. Setelah mengairi petakan tanah, air tersebut diuapkan di bawah terik matahari selama tujuh hari. Setelah air mengering dan berubah jadi kristal berwarna putih, barulah petani memanen garam untuk dijual. ANTARA FOTO
Petani mengumpulkan garam yang baru dipanen di lahan garam Desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, 31 Juli 2017. Setelah mengairi petakan tanah, air tersebut diuapkan di bawah terik matahari selama tujuh hari. Setelah air mengering dan berubah jadi kristal berwarna putih, barulah petani memanen garam untuk dijual. ANTARA FOTO
Iklan

Kadar itu juga diatur dalam Standar Nasional Indonesia alias SNI. Pada SNI 01-4435-2000 tentang garam bahan baku untuk industri garam beryodium, kadar NaCl minimal adalah 94,7 persen. Sementara SNI 01-3556-2010 tentang garam konsumsi beryodium, menyebut kadar NaCl minimal 94 persen. Sedangkan pada SNI 0303-2012 tentang garam industri CAP, kadar NaCl minimalnya adalah 96 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan demikian, Agung menilai adalah hal yang wajar kalau harga garam berkualitas rendah itu turun dan tidak bisa disamakan dengan yang kualitas tinggi. Bahkan ia menyebut garam KW2 dan KW3 semestinya tidak lagi diproduksi. "Industri bisa menyerap, cuma harganya pasti rendah karena rendemen kecil, jadi tidak bisa dipaksakan tinggi." 

Hal senada disuarakan oleh Direktur Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Fridy Juwono pun menceritakan sulitnya industri menyerap garam berkualitas rendah. Data Kementerian Perindustrian menyebutkan serapan dari industri mencapai 1.009.000 ton hingga awal Juli 2019, dari target 1.128.000 pada akhir bulan. Serapan itu dilakukan oleh perusahaan yang telah meneken nota kesepahaman dengan pemerintah. "Sekarang sudah 90 persen yang bisa diserap, kami masih punya waktu dan yakin mereka bisa," kata Fridy.

Dari segi impor, Kementerian Perindustrian mencatat realisasi pada semester I 2019 telah mencapai 1,2 juta ton atau setara 40 persen dari kuota impor pada tahun ini yang sebesar 2,7 juta ton. Adapun sisa kuota impor tahun ini diyakini akan dipergunakan pada semester II 2019. Kuota impor garam diberikan kepada sejumlah industri, seperti pengolahan garam, CAP, perusahaan kertas, perusahaan farmasi, hingga kosmetik.

Kualitas garam itu juga menjadi perhatian dari PT Garam untuk menyerap garam produksi petani. Hingga pekan lalu, perseroan baru menyerap garam petani sebesar 4.000 ton dari total 75.000 ton pada tahun 2019. Angka ini lebih rendah ketimbang tahun lalu, kala perseroan menyerap 120 ribu ton dari total produksi garam rakyat sekitar 2,3 juta ton.

Menurut Direktur Operasi PT Garam, Hartono, penyerapan yang belum mencapai target itu penyebabnya adalah masih banyaknya garam yang belum diolah perseroan, termasuk hasil penyerapan tahun sebelumnya. Ia memprediksi puncak produksi terjadi pada September mendatang.

Mengenai harga, ia mengatakan rata-ratanya adalah Rp 1.050.000 per ton. Harga itu lebih rendah ketimbang tahun lalu yang rata-rata Rp 1,3 juta per ton. Kata Hartono, pada tahun lalu perseroan memang berusaha mengangkat harga garam ketika anjlok. Namun, ia berujar kekuatan perseroan pun terbatas. Walhasil, ketika pemain lain tidak mengikuti harga tersebut, maka mekanisme pasar pun berlaku. 

Namun begitu, Hartono berharap agar harga garam itu tidak terlalu anjlok, khususnya garam kualitas KW1. PT Garam memang hanya menyerap garam berkualitas tinggi tersebut. "Supaya ada pembelajaran di petani agar tidak produksi asal-asalan," ujar dia.

Untuk memperbaiki kualitas garam rakyat, Pelaksana Tugas Direktur Pendayagunaan Pesisir KKP Muhammad Yusuf mengatakan sejatinya sudah ada program Pugar alias Pemberdayaan Usaha garam Rakyat untuk meningkatkan kualitas garam rakyat. Pemerintah berupaya mencoba teknologi teranyar dan integrasi lahan sekaligus perbaikan sumber daya manusia plus kelembagaan garam.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, intensifikasi lahan eksisting sudah diimplementasikan di sejumlah sentra garam yaitu Madura, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan NTB. Sementara ekstensifikasi lahan sudah dilaksanakan di Aceh dan NTT dan NTB.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. TEMPO/Tony Hartawan

Menteri Luhut pun optimistis pada 2021 Indonesia bisa terbebas dari impor garam. Pasalnya, pemerintah menyatakan telah membebaskan lahan 3.720 hektare di Kupang, Nusa Tenggara Timur, untuk lahan tambak garam. Lahan itu akan dibagi sebanyak 40 persen untuk masyarakat dan 60 persen untuk industri garam. "Jadi itu dapat kira-kira 800 ribu ton garam industri high quality," ujarnya di kantornya, Kamis, 18 Juli 2019.

Luhut juga menjanjikan garam produksi dari sentra tersebut bisa memiliki kadar NaCl 98 persen sehingga bisa langsung diserap industri. Soal pembangunan kawasan ditargetkan rampung tahun depan.

Ke depan, petambak garam seperti Waji juga ada pendampingan ketat oleh pemerintah agar bisa mendongkrak kualitas garam sehingga bisa diserap industri. "Petani hanya mengerti bikin garam, pasarnya enggak ngerti," ujar dia. Sebelum rencana-rencana itu terealisasi, Waji dan ribuan petambak garam hanya bisa berharap stok mereka di gudang bisa diserap meski kini harganya anjlok. "Tetap akan kami lepas karena ada kebutuhan ekonomi.”

CAESAR AKBAR |  HENDARTYO HANGGI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 jam lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 24 April 2024. KPK mengirimkan kembali surat pemanggilan kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), yang telah ditetapkan sebagai tersangka, untuk kooperatif hadir memenuhi panggilan penyidik menjalani pemeriksaan pada hari Jumat, 3 Mei 2024 mendatang, dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.


Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

4 jam lalu

Tangkapan layar dari video pendek pengguna TikTok @radhikaalthaf ketika curhat soal bea masuk Rp 31,8 juta yang harus dibayar atas sepatu sepak bola yang dibelinya dari luar negeri (Sumber: TikTok)
Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.


Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

14 jam lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat kunjungan pemantauan harga bahan pokok di Pasar Anyar, Bogor, Jawa Barat pada Senin, 18 Maret 2024. Tempo/Novali Panji
Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.


Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

1 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita . (ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian/rst)
Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.


Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

2 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.


Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

3 hari lalu

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani ketika ditemui di Kemenko Marves pada Selasa, 22 Agustus 2033. TEMPO/Riri Rahayu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.


Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

4 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.


BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

4 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.


Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

4 hari lalu

Warga menggiling biji kopi Robusta  petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 20 Juli 2023. Harga biji kopi Robusta basah saat ini melonjak menjadi Rp11.500 per kilogram dari harga tahun lalu yang hanya Rp7.000 per kilogram, yang menurut pedagang harga tersebut merupakan termahal sepanjang sejarah kopi di Indonesia. ANTARA/Anis Efizudin
Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.


Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

5 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.