Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Dikritik Hentikan Kerusuhan 22 Mei dengan Kekerasan

Reporter

image-gnews
Seorang pria berjalan melewati ban yang terbakar dalam kerusuhan 22 Mei di Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. Sampai saat ini, aparat dibantu masyarakat masih bersiaga di lokasi tempat terjadinya kericuhan. REUTERS/Willy Kurniawan
Seorang pria berjalan melewati ban yang terbakar dalam kerusuhan 22 Mei di Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. Sampai saat ini, aparat dibantu masyarakat masih bersiaga di lokasi tempat terjadinya kericuhan. REUTERS/Willy Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTangis Anisa pecah saat menunggu keranda yang berisi jasad Harun Ar Rasyid tiba di rumahnya di RT 09 RW 10 Nomor 81, Duri Kepa, Jakarta Barat, pada Jumat, 23 Mei 2019. Tangisan perempuan yang mengenakan gamis dan kerudung hitam itu semakin menjadi saat mendapatkan kabar bahwa jenazah adiknya yang meninggal saat kerusuhan 22 Mei akan tiba di rumah.

Baca: Pria di Video Masjid Al Huda Jadi Tersangka Kerusuhan 22 Mei

“Aku mau gotong dan peluk Abang. Ini ada yang jahat sama Abang” ujar perempuan berusia 19 tahun itu sambil terduduk di kursi. Meski lebih tua, Anisa memang memanggil sang adik sebagai abang.

Raut muka sedih tidak hanya terpancar dari wajah Anisa. Duka juga tergambar jelas di raut muka ayah dan ibu Harun serta kawan-kawannya. Mereka tak menyangka jika Harun menjadi korban tewas kerusuhan 22 Mei lalu. Kerusuhan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei 2019 itu merenggut nyawa delapan orang. Salah satunya ialah Harun, siswa Kelas VII SMP Islam Assa’adatul Abadiyah.

Salah seorang kawan Harun berinisial ATS juga tidak menyangka bahwa ajakan Harun untuk melihat demonstrasi pada Rabu lalu mengakibatkan kawannya itu meninggal. “Ayo coba lihat ke Slipi katanya di sana ada demo,” tuturnya menirukan ajakan Harun.

Baca: MER-C Punya Bukti Ada Kekerasan Aparat di Kerusuhan 22 Mei

Menggunakan sepeda motor, Harun bersama ATS lantas menuju daerah Slipi, Jakarta Barat, untuk melihat unjuk rasa. Unjuk rasa di kawasan itu kemudian diwarnai kericuhan antara massa dengan polisi pada malam harinya.  “Saya terpisah dengan Harun akibat gas air mata,” ujar anak berusia 15 tahun itu.

ATS kemudian mengira bahwa Harun telah pulang ke rumahnya. Dia kemudian memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Namun, Kamis pagi ia terkejut mendapatkan kabar bahwa Harun telah meninggal.

Sejak 21 Mei 2019, kerusuhan memang terjadi di sejumlah titik di Jakarta. Kericuhan ini pecah sekitar 30 menit setelah ratusan pengunjuk rasa dari Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat membubarkan diri setelah menggelar aksi sepanjang hari di Gedung Badan Pengawas Pemilu 2019. GNKR berunjuk rasa terkait dugaan adanya kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2019.

Massa GNKR sebenarnya sudah membubarkan diri pada Selasa, 21 Mei 2019 malam, setelah salat tarawih. Polisi pun mengendorkan penjagaan karena para pengunjuk rasa sudah meninggalkan gedung Bawaslu. Namun, ujug-ujug, datang lima puluhan orang yang memprovokasi polisi. Mereka mengguncang-guncang barikade polisi. Tak hanya itu, mereka juga melempari polisi dengan batu dan petasan. Kerusuhan pun pecah.

Baca: KPAI Jelaskan Kronologis Tewasnya Dua Remaja di Kerusuhan 22 Mei

Polisi memukul mundur massa ke arah Pusat Grosir Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meski sudah mundur, para perusuh ini pun terus melempari polisi. Pasukan Brimob pun membalas dengan tembakan air mata. Rupanya, kerusuhan 21 Mei 2019 malam ini meluas. Sejumlah orang tak dikenal bahkan membakar belasan mobil di Asrama Brimob, Petamburan yang lokasinya tak jauh dari markas pusat Front Pembela Islam (FPI).

Tak hanya di Petamburan, kerusuhan yang terus berlanjut sampai siang hari pun meluas ke daerah jembatan layang Slipi. Di sana, massa membakar bus milik polisi yang terparkir.

Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebut para pelaku kerusuhan yang ditangkap berasal dari luar DKI Jakarta. Bahkan beberapa pelaku dalam kondisi sedang mabuk. Tito mencium ada upaya untuk membuat Jakarta ricuh dengan menunggangi unjuk rasa damai di Bawaslu. “Kami sedang mendalami aktor di balik kerusuhan ini,” kata Tito.

Total jenderal, Polri telah menetapkan 300 orang sebagai tersangka terkait kerusuhan 22 Mei. Ratusan orang itu ditangkap di tiga lokasi yakni Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Petamburan dan Gambir, Jakarta Pusat.

"Sekarang masih diperiksa, kemudian dipilah-pilah pelaku lapangan, koordinator lapangan, kemudian aktor intelektualnya," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat dihubungi, Kamis, 23 Mei 2019.

Langkah polisi dalam menangani kerusuhan 22 Mei ini pun tak lepas dari kritik. Direktur Eksekutif Amnesty Usman Hamid meminta kepolisian dan Komisi Nasional HAM untuk bersama-sama segera menginvestigasi segala bentuk potensi pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi setelah aksi 22 Mei 2019 di Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: 2 Insiden oleh Polisi Seputar Kerusuhan 22 Mei

Usman memberi catatan kepada insiden penyerangan asrama Brimob, Petamburan, Jakarta Barat. Dalam insiden tersebut, beberapa pengunjuk rasa meninggal karena luka tembak. "Kemudian ada juga penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat dalam menangkap salah seorang warga di Kampung Bali, Jakarta Pusat," ujar Usman melalui siaran pers, Sabtu, 25 Mei 2019.

Menurut Usman, para pelaku kekerasan, baik berasal dari kepolisian maupun pihak-pihak dari luar yang memicu kerusuhan, harus diinvestigasi dan dibawa ke muka hukum untuk diadili.

Polisi memang diduga melakukan kekerasan saat menangani kerusuhan 22 Mei. Sejumlah relawan Dompet Dhuafa, misalnya, mengalami kekerasan oleh polisi seputar kerusuhan 22 Mei 2019 di sekitar Gedung Bawaslu RI. Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, menyebut tindakan represif tersebut terjadi pada Kamis dini hari, 23 Mei 2019, di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat. Akibatnya, tiga anggotanya terluka dan dua kendaraan tim Dompet Dhuafa rusak.

Baca: Begini Semestinya Polisi Menangani Kerusuhan Aksi 22 Mei

Saat kejadian, anggota Brimob Polri dan polisi berpakaian preman sedang memukul mundur massa di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin. Pasukan juga menghampiri tim medis Dompet Dhuafa di Jalan Abdul Muis, sekitar belakang Gedung Mahkamah Konstitusi  Tim medis di dalam kendaraan Dompet Dhuafa diminta turun.

Polisi disebutnya memukul kendaraan tim pertama dengan tongkat kayu dan tameng. Sementara itu anggota medis di tim dua diminta jongkok di depan kendaraan. Satu anggota tim lainnya terjatuh dari kendaraan dan langsung dipukul dan diinjak oleh polisi. Bahkan, salah satunya mengeluarkan pistol FN.

Masalah tersebut  sudah diselesaikan secara damai. Imam sudah melakukan audiensi dengan Polri lalu menyatakan bahwa kasusnya telah selesai.

Baca: Pedagang Korban Kerusuhan 22 Mei Terima Banyak Bantuan

Selain itu, polisi pun ditengarai memukuli seseorang di halaman Masjid Al-Huda di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Peristiwa ini terekam dalam sebuah video dan viral. Dalam video itu terlihat polisi bahkan menghajar seseorang dengan popor senjata. Tak hanya itu, lelaki yang tak berdaya tersebut juga diinjak-injak.

Kelompok relawan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) berencana menginvestigasi dugaan kekerasan dalam aksi 22 Mei. Bahkan mereka akan melaporkan hal tersebut ke pengadilan tinggi tingkat internasional.

MER-C memilih melaporkan ke ICC (International Crime Court) atau Mahkamah Pidana Internasional dan ICJ (International Court of Justice) alias Mahkamah Internasional karena dinilai paling bisa menangani kasus seperti ini.

Kepolisian memastikan akan menghukum anggotanya yang melakukan kekerasan dalam pengamanan aksi 22 Mei di kawasan Badan Pengawas Pemilu. Pemeriksaan bakal melalui mekanisme sidang disiplin. "Ya melalui sidang disiplin," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Kemananan, Jakarta, Sabtu, 25 Mei 2019.

Baca: Pedagang Korban Kerusuhan 22 Mei Terima Banyak Bantuan

Dedi menuturkan melalui mekanisme itu akan diketahui pelanggaran yang dilakukan oleh anggota kepolisian yang diduga melakukan kekerasan. Bila terbukti melanggar prosedur pengamanan, kata dia, maka akan ditindak sesuai dengan aturan di Divisi Profesi dan Pengamanan atau Propam. "Bisa tindakan disiplin, bisa kode etik profesi, maupun pelanggaran pidana lainnya," kata dia

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Komnas HAM Soal Bentrok di Pulau Rempang, Ada Selongsong Gas Air Mata dan Warga Terintimidasi

9 jam lalu

Polisi menembakkan gas air mata saat membubarkan unjuk rasa warga Pulau Rempang di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Senin, 11 September 2023. Aksi yang menolak rencana pemerintah merelokasi mereka tersebut berakhir ricuh. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Temuan Komnas HAM Soal Bentrok di Pulau Rempang, Ada Selongsong Gas Air Mata dan Warga Terintimidasi

Selongsong gas air mata ditemukan di atap sekolah, sebelumnya polisi sebut karena terbawa angin. Berikut sederet temuan Komnas HAM di Pulau Rempang.


Kasus Pembunuhan Melonjak di Kosta Rika, Rekor Tahun Paling Mematikan

1 hari lalu

Orang-orang tampil di depan sosok
Kasus Pembunuhan Melonjak di Kosta Rika, Rekor Tahun Paling Mematikan

Kosta Rika mengalami tahun paling mematikan di 2023, mencatat lebih dari 656 kasus pembunuhan.


Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Rp900 M untuk Atasi Kekerasan di Haiti

1 hari lalu

Orang-orang membawa mayat seorang wanita yang terbunuh dalam aksi protes menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Haiti Ariel Henry setelah berminggu-minggu alami kekurangan bahan pangan dan krisis kemanusiaan, di Port-au-Prince, Haiti 10 Oktober 2022. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Rp900 M untuk Atasi Kekerasan di Haiti

Amerika Serikat akan menyumbang USD 65 juta untuk mengatasi masalah kekerasan geng di Haiti dan mendesak PBB untuk kirim bantuan.


Bayi 1 Tahun Tewas Overdosis di Tempat Penitipan Anak, Polisi New York Temukan 10 Kg Fentanil

2 hari lalu

Kantong plastik fentanil dipajang di atas meja di Bandara Internasional O'Hare di Chicago, Illinois [File: Joshua Lott/Reuters]
Bayi 1 Tahun Tewas Overdosis di Tempat Penitipan Anak, Polisi New York Temukan 10 Kg Fentanil

Otoritas AS menemukan beberapa jenis narkoba, termasuk fentanil, yang disembunyikan oleh pemilik tempat penitipan anak di New York


Penembakan di Swedia Tewaskan 2 Orang, Diduga Terkait Geng

2 hari lalu

Petugas polisi mengamankan area di luar sebuah restoran menyusul penembakan di Sandviken, Swedia timur 22 September 2023. TT News Agency/Henrik Hansson via REUTERS
Penembakan di Swedia Tewaskan 2 Orang, Diduga Terkait Geng

Dua orang tewas dan dua lainnya luka-luka ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah restoran di sebuah kota kecil di Swedia


Kantor Bupati Pohuwato Gorontalo Dibakar Massa Penambang Lokal, Polisi Sebut Situasi Telah Kondusif

3 hari lalu

Api membakar Kantor Bupati di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Kamis 21 September 2023. Kantor Bupati Pohuwato dibakar oleh massa demonstran penambang yang menuntut ganti rugi lahan dari salah satu perusahaan tambang di daerah itu. ANTARA FOTO/Mohammad Halid/aws
Kantor Bupati Pohuwato Gorontalo Dibakar Massa Penambang Lokal, Polisi Sebut Situasi Telah Kondusif

Sebelumnya sebanyak 650 personel gabungan Polda Gorontalo dan Polres Pohuwato dikerahkan untuk mengamankan demonstrasi dari massa penambang.


H-1 Pembongkaran Tenda Dekat JIS, Polisi Datangi Eks Warga Kampung Bayam

3 hari lalu

Eks warga Kampung Bayam yang tinggal di tenda di depan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Rabu 20 September 2023. Pemda DKI meminta Eks warga Kampung Bayam pindah sebelum Piala Dunia U-17 2023 dihelat pada 10 November-2 Desember. Eks warga Kampung Bayam memilih tinggal di tenda-tenda yang dipasang di depan JIS sebagai bentuk protes terhadap Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Warga yang huniannya digusur demi pembangunan JIS ini belum bisa menempati Kampung Susun Bayam karena belum sepakat soal harga sewa. TEMPO/Subekti.
H-1 Pembongkaran Tenda Dekat JIS, Polisi Datangi Eks Warga Kampung Bayam

Polisi tampak mendatangi eks warga Kampung Bayam yang bertahan tinggal di tenda dekat JIS. Mereka harus mengosongkan tenda paling lambat besok.


Petugas Damkar Siaga di Museum Nasional, Ada Mobil Pemadam hingga Tenda

3 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran masih berjaga di area Museum Nasional, Selasa, 19 September 2023. Terpantau pengamanan ini sudah memasuki hari ketiga pemeriksaan sejak kebakaran pada Sabtu lalu. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Petugas Damkar Siaga di Museum Nasional, Ada Mobil Pemadam hingga Tenda

Petugas pemadam kebakaran bersiaga di Museum Nasional, Jakarta Pusat pasca kebakaran pekan lalu. Polisi meminta damkar untuk stand by.


Geger Kabar Abdul Somad Ditangkap, Polisi Pastikan Hoaks dan Buru Penyebar Berita

5 hari lalu

Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram lama Ustaz Abdul Somad, @ustadzabdulsomad, yang memuat poster tentang Tahun Baru 2019.
Geger Kabar Abdul Somad Ditangkap, Polisi Pastikan Hoaks dan Buru Penyebar Berita

Polda Kepri meminta masyarakat untuk tak terus meneruskan berita hoaks soal penangkapan Abdul Somad.


Operasi Zebra Jaya di Jakarta Molor karena KTT ASEAN 2023

6 hari lalu

Polda Metro Jaya lakukan Apel Gerakan Pasukan Operasi Zebra Jaya 2023 di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 18 September 2023. Tempo/Novali Panji
Operasi Zebra Jaya di Jakarta Molor karena KTT ASEAN 2023

Operasi Zebra Jaya 2023 di Jakarta harus molor karena perhelatan KTT ASEAN 2023.