TEMPO.CO, Jakarta - Setiap kerusuhan pasti meninggalkan duka, jelaga dan kerugian. Termasuk ketika terjadi kerusuhan 22 Mei yang terangkai dengan demonstrasi menolak hasil pemilu di depan Kantor Bawaslu, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Baca juga:
Setelah Kerusuhan 22 Mei, Pasar Tanah Abang Normal Kembali Hari Ini
Korban tidak hanya berjatuhan di antara aparat dan massa perusuh atau warga lainnya. Ismail atau akrab dipanggil Mail, 68 tahun, seorang pemilik warung kopi dan mi instan, juga turut menjadi korban.
Ditemui di lokasi warungnya yang sudah hangus, Sabtu 25 Mei 2019, Mail mengisahkan kembali kisahnya. Perusakan dan pembakaran atas warungnya dilakukan massa menggunakan ikat kepala dari kain pada Rabu malam, 22 Mei 2019. "Tahu-tahu kerusuhannya udah sampai di depan," ujar Mail.
Ia menuturkan, massa awalnya mengincar kantor Polisi Sub Sektor Sarinah yang bersebelahan dengan warungnya. Massa yang mengamuk, menghujani kantor polisi itu dengan batu dan bom molotov. Termasuk ada beberapa sepeda motor ikut menjadi korban.
Kondisi warung kopi dan mi instan milik Ismail yang dijarah dan dibakar massa kerusuhan 22 Mei. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Mail tak kuasa mencegah massa mulai membakar warung yang ia bangun sejak puluhan tahun silam. Ia juga menjadi saksi mata saat sebuah warung kecil yang ditinggal pemiliknya mudik dijarah. Mail menuturkan warung itu digembok dan dirantai, tapi massa mencongkelnya. Mereka, kata Mail, mengambil rokok, minuman, dan benda-benda lain.
Baca juga:
Korban Tewas Kerusuhan Bertambah Jadi 20 Orang, Anies: Hoax
Buat Mail sendiri hanya baju di badan yang tersisa. "Massa ada yang menghalau massa lain biar ga ngancurin warung saya. 'Kasihan', katanya. Sehabis itu saya dikasih duit Rp 100 ribu buat diganti," ujar ayah dari tiga anak itu.
Vandalisme massa terhadap pagar pembatas Jalan Jati Baru Tanah Abang saat kerusuhan 22 Mei 2019. TEMPO/M. Julnis Firmansyah
Ada juga Abdul Rajab (62), pemilik warung kelontong di lokasi sama mengalami nahas yang sama pula. Lemari etalase pecah, kulkas pecah, dan isinya dijarah habis. Rokok, minuman dingin, semua dagangan diambil. Ada uang tunai juga. "Saya lari, takut. Banyak sekali massa," kata Andri, pegawai Rajab.
Baca juga:
Brimob Brutal Usai Kerusuhan 22 Mei? Ini Kronologis dari Lokasi
Terpisah, Polda Metro Jaya juga sedang menginventarisir pos polisi yang dibakar atau dirusak sepanjang kerusuhan 22 Mei 2019. Setidaknya ada empat titik yang dilaporkan diamuk perusuh. Selain Pos di Sarinah, tiga lainnya disebutkan tersebar di depan Bawaslu, Slipi Jaya, dan Tugu Tani.