Selama pemilu di era reformasi, kata Yandri, PAN selalu masuk dalam lima besar. “Artinya strategi kami biasa-biasa saja seperti selama ini menggerakan para caleg,” ujar Yandri ditemui Tempo di Komplek Parlemen, Senayan, Senin, 4 Maret 2019.
Menurut Yandri PAN sudah menetapkan isu-isu seperti masalah kesejangan, tenaga kerja asing, dan masalah keumatan. Tapi secara spesifik, PAN menyerahkannya kepada caleg untuk menangkap masalah-masalah di setiap daerah pemilihan masing-masing. “Jadi sekali lagi strategi kami tidak akan pernah kami ubah.” Para caleg akan bersaing dengan sehat dan bersinergi di masing-masing daerah pemilihan.
Baca: LSI Prediksi Hanya Lima Partai Lolos ke ...
Meski demikian diakui oleh Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan bahwa dalam Pemilu 2019 ini isu yang ditawarkan ke publik harus yang lebih berkaitan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Ia sepakat, untuk tidak menekankan terhadap politik identitas agama dalam kampanye. “Kami juga punya tanggung jawab sebagai partai politik untuk tidak menekankan kepada identitas agama dalam kampanye ini.”
Partai Pesatuan Pembangunan (PPP) mengaku tak khawatir dengan temuan Lingkar Survei Indonesia Denny JA, yang menyebut penggunaan agama untuk kampanye sudah tak lagi efektif. PPP menyiapkan program ekonomi dan pendidikan yang akan ditawarkan kepada masyarakat.
"PPP tidak meninggalkan isu-isu Islam dan kepentingan umat Islam, tetapi mengaitkannya dengan sektor pendidikan dan ekenomi," kata Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani kepada Tempo, Senin, 4 Maret 2019.
Arsul mengatakan isu yang saat ini dibawa PPP tidak membawa aspek-aspek yang membangun emosionalitas umat Islam. Ini tercermin dalam konteks pengusungan Joko Widodo - Ma'ruf Amin sebagai pasangan presiden dan calon presiden.