Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengerem Laju Defisit Neraca Perdagangan

Reporter

image-gnews
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kedua kanan) didampingi Menteri Perdagangan Enggar Lukito (kiri), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri) dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melakukan peninjauan gudang beras milik Perum Bulog di divre DKI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 10 Januari 2019. Selain mengecek ketersediaan beras, Jokowi juga menyaksikan kegiatan operasi pasar beras Bulog. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kedua kanan) didampingi Menteri Perdagangan Enggar Lukito (kiri), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri) dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melakukan peninjauan gudang beras milik Perum Bulog di divre DKI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 10 Januari 2019. Selain mengecek ketersediaan beras, Jokowi juga menyaksikan kegiatan operasi pasar beras Bulog. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mendorong ekspor nonmigas agar neraca perdagangan tidak lagi mengalami defisit yang terlalu lebar.

Baca juga: Neraca Perdagangan Defisit, Rizal Ramli Ingatkan Jokowi Soal Janji

"Yang perlu betul kita lakukan adalah mendorong ekspor nonmigas," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Selasa, 16 Januari 2019.

Selasa kemarin, Badan Pusat Statistik merilis data neraca perdagangan Indonesia selama Januari–Desember 2018 yang mengalami defisit sebesar US$ 8,57 miliar. Defisit kali ini tercatat yang terbesar jika dibandingkan dengan defisit pada 2014 yang sebesar US$ 2,20 miliar dan US$ 4,08 miliar. Bahkan terbesar sejak 1975 berdasarkan data BPS. Penyebab besarnya defisit neraca perdagangan adalah defisit migas sebesar US$ 12,4 miliar

Karena itu, Darmin mengingatkan perlunya upaya mendorong ekspor nonmigas. Pemerintah telah melakukannya terutama ke pasar nontradisional seperti Afrika yang sedang tumbuh meski hasilnya tidak terlihat dalam waktu cepat.

Menurut Darmin, kondisi ekspor nonmigas saat ini ikut terpengaruh kondisi global. "Masalahnya tidak cukup banyak barang yang bisa kita ekspor. Ekspor kita selama ini yang hasilnya bagus malah lambat, negatif pula, seperti CPO," ujarnya.

Selain itu, impor ikut tercatat tumbuh tinggi karena banyak bahan baku maupun modal yang dibutuhkan untuk pembangunan dan barang-barang lainnya yang tidak diproduksi di dalam negeri.

"Ekonomi kita itu tumbuh dengan baik. Tidak seperti tahun-tahun lalu. Sehingga mau tidak mau impornya tumbuh dengan cepat. Kalau ekonomi tidak jalan, impornya tidak akan begitu," kata Darmin.

Dia juga berharap kebijakan untuk mengurangi impor solar dengan kebijakan mandatori B20 bisa mulai memperlihatkan hasil. "Migas bukan sesuatu yang mudah, karena itu kebutuhan kita. Sementara pertumbuhan nonmigas tidak mampu mengimbangi," ujar Darmin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan salah satu upaya untuk mengatasi defisit neraca perdagangan adalah menggalakkan perjanjian perdagangan dengan berbagai negara lain untuk melesatkan ekspor Indonesia. Dia berambisi menyelesaikan 13 perjanjian perdagangan baru tahun ini.

"Sebelumnya kita sudah delapan tahun tidak ada perjanjian perdagangan baru, yang saat ini hanya menghidupkan yang lama-lama," kata Mendag di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa waktu setempat atau Rabu pagi WIB.

Menurut dia, ada berbagai kerugian dengan minimnya langkah Indonesia dalam melakukan perjanjian perdagangan dengan negara lain. Ia mencontohkan Vietnam telah memiliki perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) sehingga sejumlah komoditas dari Vietnam bisa mengungguli komoditas yang sama dari Indonesia.

Adapun Center of Reform on Economics (Core) dalam rilisnya menyarankan pemerintah agar  kebijakan PPh 22 impor untuk barang konsumsi, program mandatori B20, maupun kebijakan TKDN, dipertajam dan diperkuat agar lebih terlihat efektivitasnya di tahun 2019.

Dalam jangka menengah panjang, untuk mengurangi defisit neraca perdagangan, Core menyarankan revitalisasi industri manufaktur. Revitalisasi industri manufaktur diharapkan mendongkrak daya saing produk-produk manufaktur dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekspor manufaktur.

Sedangkan langkah jangka pendek untuk menekan defisit neraca perdagangan, Core menyarankan pemerintah mendorong diversifikasi ke negara-negara tujuan ekspor non tradisional, sehingga ketergantungan terhadap pasar ekspor utama tidak terlalu besar. 

ANTARA | DIAS PRASONGKO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

2 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.


Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

24 hari lalu

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

Kementerian Perdagangan mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Mesir surplus Rp 18,2 triliun.


BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

32 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.  Namun nilai ekspor mengalami penurunan secara tahunan. Tempo/Tony Hartawan
BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Nilainya mencapai US$ 2,02 miliar.


Analis Ungkap Sentimen Penentu Pergerakan Rupiah vs Dolar AS Pekan Depan

37 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di sebelah uang rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Analis Ungkap Sentimen Penentu Pergerakan Rupiah vs Dolar AS Pekan Depan

Analis mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh beberapa sentimen. Apa saja?


Sri Mulyani Bidik Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen, Indef: Sepertinya Sulit Tercapai, karena...

47 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat, 19 Januari 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Sri Mulyani Bidik Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen, Indef: Sepertinya Sulit Tercapai, karena...

Sri Mulyani berharap agenda Pemilu dapat berdampak positif pada aktivitas konsumsi pemerintah dan masyarakat.


Surplus Neraca Perdagangan Menyusut karena Harga Komoditas Kembali Normal

53 hari lalu

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
Surplus Neraca Perdagangan Menyusut karena Harga Komoditas Kembali Normal

Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus namun menyusut dibandingkan tahun sebelumnya. Apa penyebabnya?


Neraca Perdagangan Indonesia Catatkan Surplus di Desember 2023

17 Januari 2024

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan
Neraca Perdagangan Indonesia Catatkan Surplus di Desember 2023

Surplus perdagangan pada Desember 2023 menjadi penutup neraca perdagangan sepanjang 2023


IHSG Awal Pekan Ditutup Melemah di Tengah Berita Positif BPS Surplus Neraca Perdagangan

15 Januari 2024

Pergerakan Indek Harga Saham Gabungan atau IHSG yang melemah atau terlihat di ruang utama Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
IHSG Awal Pekan Ditutup Melemah di Tengah Berita Positif BPS Surplus Neraca Perdagangan

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah di tengah surplus neraca perdagangan periode Desember 2023.


Neraca Perdagangan Surplus 44 Bulan Beruntun, Desember 2023 Capai US$ 3,31 Miliar

15 Januari 2024

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
Neraca Perdagangan Surplus 44 Bulan Beruntun, Desember 2023 Capai US$ 3,31 Miliar

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus. Pada Desember 2023, tercatat surplus perdagangan barang mencapai US$ 3,31 miliar.


IHSG Diprediksi Tembus 7.800 pada 2024, Analis Beberkan Faktor Penyebabnya

2 Januari 2024

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman bersama jajaran menutup perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 29 Desember 2023. Sepanjang tahun ini, pasar modal Indonesia kedatangan 79 perusahaan tercatat baru yang telah melangsungkan Initial Public Offering (IPO), dengan berhasil menghimpun dana mencapai Rp 54,14 triliun. Dari pengelolaan investasi, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat mencapai Rp494,56 triliun per 28 Desember 2023, atau menurun 2,04 persen (ytd) dibandingkan akhir  2022 lalu yang senilai Rp504,86 triliun. Tempo/Tony Hartawan
IHSG Diprediksi Tembus 7.800 pada 2024, Analis Beberkan Faktor Penyebabnya

Analis mengatakan IHSG pada 2024 kemungkinan besar akan melesat ke level 7.800. Menurut Ibrahim Assuaibi, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan IHSG melejit ke level tersebut.