Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisruh Soal Beras, Ketika Setiap Pihak Berkukuh Datanya Benar

image-gnews
Aktifitas bongkar muat beras impor dari Vietnan dari kapal Hai Phong 08 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 11 November 2015. Vietnam akan memasok 1 juta ton beras ke Indonesia dengan kualitas 15 persen patahan yang dikirim mulai Oktober tahun ini hingga Maret tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Aktifitas bongkar muat beras impor dari Vietnan dari kapal Hai Phong 08 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 11 November 2015. Vietnam akan memasok 1 juta ton beras ke Indonesia dengan kualitas 15 persen patahan yang dikirim mulai Oktober tahun ini hingga Maret tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa berharap kisruh data produksi beras yang disebut bermasalah selama 20 tahun belakangan ini dapat segera diselesaikan. "Jangan sampai ini berkelanjutan dan jadi komoditas politik," ujarnya belum lama ini.

Baca: JK: Bukan Hanya Mentan, Saya Juga Salah Soal Data Beras!

Hal senada disampaikan oleh Direktur Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati. Ia menilai dengan adanya data pemerintah akurat, maka sebenarnya tidak akan terjadi keterlambatan untuk menentukan apakah harus melakukan impor atau tidak.

Pernyataan ini menanggapi polemik soal data beras yang kembali muncul. Sebelumnya, dalam rapat koordinasi di kantor Wakil Presiden, Senin lalu, BPS merilis proyeksi produksi beras hingga akhir tahun ini sebanyak 32,42 juta ton.

Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding penghitungan Kementerian Pertanian, yakni 46,5 juta ton. BPS pun menghitung potensi produksi gabah kering giling (GKG) hingga Desember mencapai 56,54 juta ton, jauh di bawah proyeksi Kementerian Pertanian sebanyak 83 juta ton.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan segera merilis detail penghitungan dan data hasil olahan lembaganya hari ini. “Besok (hari ini) akan kami buka,” ujarnya.

Ditemui di kantornya, kemarin, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ada kekeliruan penghitungan yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian. Menurut dia, penghitungan itu tidak mempertimbangkan luas lahan panen yang berkurang. "Luas sawah berkurang terus, tapi tidak dikurangi penghitungan produksinya. Karena itu, data pasokan beras naik terus padahal sebenarnya tidak," tuturnya.

Namun, kata Kalla, kesalahan ini juga melibatkan lembaga lain. “Bukan Menteri Pertanian saja. Kesalahan BPS juga, kesalahan Kementerian Agraria juga, kesalahan bupati. Saya sebagai Wakil Presiden termasuk salah karena tidak segera mengevaluasi,” katanya. Menurut Kalla, data tentang beras sudah keliru sejak 20 tahun lalu.

Untuk menebusnya, kata Kalla, pemerintah memperbaiki metode penghitungan dengan memakai kerangka sampel area (KSA). Metode ini hasil kerja sama BPS, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kementerian Agraria menghitung luas lahan baku sawah nasional, dibantu oleh BIG dan Lapan. BPS dan BPPT kemudian menghitung luas panen. Dari data tersebut, BPS menghitung produktivitas per hektare lahan dan konversi gabah kering menjadi beras. “Penghitungan ini memakai citra satelit. Setelah itu dicek lagi ke lapangan,” kata Kalla.

Dengan metode tersebut, Kalla mengklaim datanya lebih akurat. Beberapa indikator yang ditetapkan adalah luas lahan baku sawah 7,1 juta hektare dan luas lahan panen tahun ini mencapai 10,9 juta hektare.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dengan data yang akurat, pemerintah bisa menyusun kebijakan tepat sasaran. “Keputusan bisa diambil tanpa debat dan polemik,” ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Pertanian mempertanyakan data produksi beras dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menggunakan metode penghitungan baru. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumardjo Gatot Irianto, mengatakan belum ada keterangan rinci dari BPS sehingga lembaganya belum menentukan sikap mengenai data terbaru itu. "Kami menunggu keterangan BPS yang lebih detail," kata dia kepada Tempo, kemarin.

Gatot mengaku belum bisa mengambil sikap ihwal perbedaan data tersebut lantaran tak mengetahui detail penghitungan BPS. Salah satunya, kata dia, metode penghitungan data luas panen dan produktivitas per kecamatan. "Selain itu, bagaimana konversi dari gabah kering panen ke gabah kering giling kemudian menjadi beras," ujar dia.

Baca: Beda Jauh Data Produksi Beras dari BPS dengan Kementan, Kok Bisa?

Terkait hal itu, Dwi juga berharap hasil penghitungan terbaru soal beras bisa lebih dipertanggungjawabkan. Dia menilai selama ini metode penghitungan Kementerian Pertanian belum akurat dan kerap ditumpangi berbagai kepentingan. Kondisinya berbeda dengan data terbaru yang minim intervensi. "Misalnya, basis citra satelit relatif minim intervensi."

VINDRY FLORENTIN | ANDI IBNU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

9 jam lalu

Presiden Jokowi saat ditemui di Pasar Baru Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu siang, 8 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.


Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

9 jam lalu

Presiden Joko Widodo membagikan baju ke warga saat berkunjung ke Pasar Baru Karawang, Jawa Barat, Rabu, 8 Mei 2024. Dalam kunjungannya ke pasar tersebut Presiden Joko Widodo mengecek harga bahan-bahan kebutuhan pokok seperti beras, cabai, bawang merah dan bawang putih. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.


Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

18 jam lalu

Anggota delegasi Jusuf Kalla (JK), Hamid Awaludin, mengatakan bahwa Hamas meminta wakil presiden ke-10 dan 12 Indonesia tersebut untuk memediasi upaya mengakhiri konflik di Palestina. Dok.Delegasi Jusuf Kalla
Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah


Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Ilustrasi belanja. shutterstock.com
Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.


Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Anggota delegasi Jusuf Kalla (JK), Hamid Awaludin, mengatakan bahwa Hamas meminta wakil presiden ke-10 dan 12 Indonesia tersebut untuk memediasi upaya mengakhiri konflik di Palestina. Dok.Delegasi Jusuf Kalla
Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.


Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberi pengarahan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.


Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 hari lalu

Para peneliti telah merekayasa Beras Emas (kiri) agar memiliki manfaat nutrisi yang tidak diperoleh dari nasi putih biasa. REUTERS/ERIK DE CASTRO
Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.


Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat menghindar dari kejaran wartawan kepresidenan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024. Suahasil Nazara tidak menjawab pertanyaan wartawan terkait isu rencana mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan. TEMPO/Subekti.
Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.


Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.


Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

2 hari lalu

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai bertemu dengan Gerakan Nurani Bangsa di rumahnya Jalan Brawijaya Raya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TEMPO/Bagus Pribadi
Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.