Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Filipina Dukung Perang Narkoba, Tolak Praktek Pembunuhan

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Elvira Miranda, ibu dari Leover Miranda dari korban tewas akibat narkoba menangis dekat peti mati anaknya saat upacara pemakaman di Manila, Filipina, 20 Agustus 2017. AP
Elvira Miranda, ibu dari Leover Miranda dari korban tewas akibat narkoba menangis dekat peti mati anaknya saat upacara pemakaman di Manila, Filipina, 20 Agustus 2017. AP
Iklan

TEMPO.CO, Manila - Perang narkoba, yang menjadi program Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menimbulkan dilema bagi para pendukungnya sendiri.

Baca:

 
 

Ini dialami Bitoy Paras, bukan nama sebenarnya, yang merupakan seorang pengguna narkoba dan sedang menjalani hukuman di penjara di ibu kota Manila.

Paras merasa bersemangat saat bercerita mengenai dukungannya kepada program perang melawan narkoba, yang menjadi janji kampanye Duterte. Namun, dia mengaku berkeberatan dengan jatuhnya korban jiwa dari kalangan masyarakat akibat perang narkoba ini.

“Duterte bicara keras, mengatakan dia akan menyingkirkan para pecandu. Saya bahagia dia melakukan itu sekarang,” kata Paras seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 14 Oktober 2018.

Baca:

 

“Tapi saya merasa tidak senang dengan pembunuhan-pembunuhan itu,” kata Paras, 22 tahun, yang tadinya berprofesi sebagai penarik becak.

Sikap mendua Paras ini mencerminkan sikap jutaan warga Filipina, yang menurut survei mendukung program antinarkoba tapi menolak berbagai pembunuhan para pemakai dan bandar, yang mendominasi program ini, oleh aparat.

Loreta Amancera, saudara daru Wilson Castillo, yang tewas karena diduga pengguna atau pengedar narkoba menangis dekat peti matinya saat upacara pemakaman di metro Manila, Filipina, 19 Agustus 2017. REUTERS/Romeo Ranoco

Misalnya, Katherine Bautista, yang awalnya mendukung operasi antinarkoba namun belakangan mengecam cara kekerasan yang dilakukan polisi. Perubahan ini terjadi setelah anak tirinya John Jezreel David tewas dalam sebuah operasi antinarkoba polisi.

Baca:

 

Bautista berkukuh putra tirinya itu bukanlah seorang pemakai narkoba. “Tadinya saya mengatakan air mata keluarga-keluarga yang anggotanya terbunuh sebagai palsu. Tapi ketika itu terjadi pada diri kita, saya bisa merasakan sakit yang mereka alami,” kata Bautista.

Banyak orang menolak cara kekerasan dalam perang narkoba ini karena merasa khawatir dirinya atau anggota keluarganya bakal menjadi korban operasi polisi dan aparat lainnya hanya karena berada di tempat yang salah dan bukan karena terlibat dalam narkoba.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Orang-orang merasa takut keluarga atau saudara mereka bakal berada dalam situasi yang membuat mereka menjadi target,” kata Randy David, seorang sosiolog dan penulis kolum di Manila.

Seorang wanita menangis sambil menggendong anaknya saat melihat suamnya tewas ditembak saat operasi anti narkoba di Metro Manila, Filipina, 17 Agustus 2017. REUTERS/Erik De Castro

Duterte menjanjikan program antinarkoba ini saat berkampanye. Dia juga terang-terangan meminta para pemakai dan bandar narkoba untuk berhenti jika tidak ingin tewas dalam operasi antinarkoba.

Baca:

 

Sejak Duterte terpilih pada Juni 2016 dan menggelar perang narkoba, polisi Filipina mengatakan 4.854 pengguna narkoba dan pengedar tewas dalam operasi. Polisi mengatakan para korban tewas karena mencoba melawan saat akan ditangkap. Para aktivis HAM memperkirakan jumlahnya mencapai setidaknya tiga kali versi resmi.

Menurut survei terakhir oleh lembaga polling SWS, publik Filipina masih mendukung program ini dengan jumlah sekitar 78 persen. Jumlah ini tidak berubah dalam setahun terakhir. Namun jumlah yang jauh lebih tinggi yaitu 96 persen menyatakan mereka menolak cara pembunuhan atau extra-judicial killing dalam upaya memberantas narkoba.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. REUTERS

Baru-baru ini, seperti dilansir Reuters, Filipina terpilih kembali sebagai anggota Dewan HAM PBB bersama 47 negara lainnya untuk tiga tahun ke depan. Ini membuat pemerintah Filipina merasa senang.

“Kami merasa mendapat kehormatan besar karena ini membersihkan kami dari tuduhan tak berdasar dan berita bohong yang tidak ada tempat dalam diskusi HAM di dunia moderen,” kata Alan Peter Cayetano, Menlu Filipina.

Sebaliknya, terpilihnya kembali Filipina membuat anggota parlemen Garry Alejano menyebutnya sebagai ironi besar. “Sebuah negara yang memiliki banyak kasus pelanggaran HAM tidak punya tempat di Dewan,” kata Alejano dalam pernyataannya tertulis.

Saat ini, Duterte mendapat dua pengaduan di Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC, yang menudingnya terlibat melakukan kejahatan atas kemanusiaan terkait berbagai pembunuhan dalam perang narkoba. Penanganan kasus ini masih berlansung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

1 hari lalu

Rio Reifan memberikan keterangan saat dihadirkan dalam rilis narkoba di Polres Metro Jakarta Pusat, Rabu, 21 April 2021. TEMPO/Nurdiansah
Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.


Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

1 hari lalu

Barang bukti kasus 10 kilogram narkoba jenis sabu dan ekstasi di Polda Metro Jaya, pada Jumat, 1 Maret 2019.  Tempo/Adam Prireza
Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.


Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

2 hari lalu

Rio Reifan sudah 4 kali tertangkap dalam kasus narkoba. Pada 8 Januari 2015, Rio pertama kali ditangkap karena kedapatan bertransaksi sabu. Rio kembali mendekam di penjara setelah berpesta sabu di tempat hiburan malam di Bekasi pada 13 Agustus 2017. Rio kembali ditangkap polisi pada 13 Agustus 2019 dengan barang bukti 0,0129 gram sabu. Paling anyar, Rio kembali ditangkap polisi karena kembali menggunakan narkoba pada Senin malam, 19 April 2021. TEMPO
Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.


Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

3 hari lalu

Rio Reifan sudah 4 kali tertangkap dalam kasus narkoba. Pada 8 Januari 2015, Rio pertama kali ditangkap karena kedapatan bertransaksi sabu. Rio kembali mendekam di penjara setelah berpesta sabu di tempat hiburan malam di Bekasi pada 13 Agustus 2017. Rio kembali ditangkap polisi pada 13 Agustus 2019 dengan barang bukti 0,0129 gram sabu. Paling anyar, Rio kembali ditangkap polisi karena kembali menggunakan narkoba pada Senin malam, 19 April 2021. TEMPO
Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.


Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

3 hari lalu

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suyudi Ario Seto menunjukkan barang bukti saat konferensi pers kasus Tindak Pidana Narkotika Home Industry Tembakau Sintetis, Ditres Narkoba, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024. Ditres Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap adanya laboraturium yang memproduksi narkotika jenis MDMB-4en-PINACA di kawasan Serpong kota Tangerang, Banten. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.


Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

4 hari lalu

Pemain timnas Filipina, Mike Ott dan Kevin Ingreso melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, 21 November 2023. REUTERS/Eloisa Lopez
Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.


Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

4 hari lalu

Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers pengungkapan laboratorium terselubung (clandestine laboratory) narkotika jenis cannabinoid atau MDMB-4EN-Pinaca di Lapangan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Mei 2024. TEMPO/Han Revanda Putra.
Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.


Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

4 hari lalu

Ilustrasi paracetamol. Shutterstock
Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.


Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Sebuah kapal berbendera Filipina (tengah) dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Cina (kanan)dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran yang dirilis pada 22 Oktober 2023. Penjaga Pantai Cina/Handout melalui REUTERS
Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air


Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.