Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Usulan Kenaikan Anggaran DPR Rp 7,7 Triliun Dikritik

image-gnews
Gedung MPR-DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Gedung MPR-DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengajukan rencana kerja anggaran (RKA) senilai Rp 7,72 triliun untuk 2019. Angka tersebut naik sekitar 26 persen dibandingkan dengan anggaran DPR pada 2018, yang hanya sebesar Rp 5,7 triliun.

Usulan tersebut pun mendapat kritik dari sejumlah pihak. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menolak kenaikan anggaran tersebut karena menilai kinerja DPR belum baik tapi terus meminta kenaikan anggaran.

"Kami konsisten menolak kenaikan anggaran ini," kata Sekretaris Jenderal FITRA Yenny Sucipto pada Ahad, 15 April 2018.

Baca: DPR Ajukan Anggaran Rp 7,7 Triliun pada 2019

FITRA mencatat, pada 2017, DPR hanya mampu mengesahkan lima undang-undang (di luar RUU kumulatif terbuka), dari target Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas yang mencapai 53 RUU. Dengan pencapaian seperti itu, DPR justru meminta kenaikan anggaran. "Hal tersebut tidak sesuai dengan kinerja DPR," kata Yenny.

Usulan kenaikan anggaran juga bukan pertama kalinya terjadi. Yenny mengatakan, pada 2006, 2009, 2014, 2016, dan 2018, DPR juga mengusulkan penambahan gedung baru. "Bahkan di tahun 2009 DPR RI tidak malu menambahkan fasilitas mewah berupa gym dan kolam renang," ujarnya.

Kali ini, DPR meminta kenaikan anggaran, salah satunya untuk pembiayaan penataan Kompleks Parlemen berupa pembuatan gedung baru dan Alun-alun Demokrasi. Nilai anggaran yang diusulkan mencapai Rp 640,86 miliar dari total Rp 7,72 triliun.

Baca: FITRA Minta DPR Fokus kepada Produktivitas, Bukan Fasilitas

Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Anton Sihombing mengatakan pembangunan gedung baru kembali diusulkan karena masih menjadi program prioritas lembaganya. "Kami menganggap usul ini sebagai prioritas. Bila ada ruang fiskal yang cukup, seharusnya tidak ada masalah di lembaga eksekutif untuk menyetujui," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun rincian anggaran Rp 640,86 miliar tersebut terdiri atas dua program, yakni untuk pembangunan gedung kantor baru yang dilengkapi poliklinik sebesar Rp 359,27 juta dan Alun-alun Demokrasi Rp 281,58 juta. Bila disetujui Kementerian Keuangan, tahun depan menjadi tahun kedua anggaran gedung baru disetujui pemerintah. Tahun ini Dewan telah mendapat persetujuan alokasi Rp 601 miliar untuk dua proyek besar tersebut dari Kementerian.

Pembangunan gedung baru DPR dan Alun-alun Demokrasi memang akan dilakukan bertahap selama empat tahun. Anggaran juga diberikan secara bertahap. Total anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 2,8 triliun, terdiri atas Rp 1,6 triliun untuk pembangunan gedung baru Dewan dan Rp 1,2 triliun untuk Alun-alun Demokrasi.

Adapun rencana pembangunan gedung baru dan Alun-alun Demokrasi telah dikemukakan Dewan sejak 2006. Alun-alun ini akan berada di sisi kiri Kompleks Parlemen, yang saat ini menjadi lokasi parkir. Dewan mencontohkan alun-alun seperti halaman Capitol Hill di Washington, DC, Amerika Serikat, dan Hyde Park di London, Inggris. Area demo di depan pagar DPR saat ini dianggap mengganggu lalu lintas karena mepet dengan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Selain karena persoalan kinerja, Yenny menilai rencana pembangunan ini tak patut lantaran tahun ini dan tahun depan adalah tahun politik. Pada tahun ini digelar pemilihan kepala daerah serentak, sedangkan tahun depan dilaksanakan pemilihan legislatif serta pemilihan presiden dan wakil presiden. "Ini waktu yang berisiko untuk melakukan pembangunan berskala besar di DPR," katanya.

INDRI MAULIDAR

Baca: Tolak Kenaikan Anggaran DPR, FITRA Tuntut Sikap Presiden

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

3 jam lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.


Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

19 jam lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.


Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

20 jam lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto: Arief/vel
Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).


Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

20 jam lalu

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi di Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta, Sabtu (20/4/2024). Foto : Oji/Novel
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.


Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

1 hari lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto : Dok/Andri
Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.


DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

1 hari lalu

Ilustrasi aborsi. TEMPO
DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.


MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

1 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang diajukan dalam sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat
MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.


Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

1 hari lalu

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi saat memimpin pertemuan dengan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) di Palembang, Selasa (17/4/2024). Foto: Agung/vel
Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.


Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

1 hari lalu

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

Anggota Komisi II DPR RI, Arsyadjuliandi Rachman, mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembayaran lahan Tol Pekanbaru-Padang.


Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

2 hari lalu

Pakar hukum tata negara yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar saat di Bandung, Jumat 23 Februari 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

Pakar hukum UGM Zainal Arifin Mochtar menilai putusan MK yang akhirnya memenangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Gibran telah menyisakan pekerjaan rumah cukup berat.