Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli: Perang Diplomasi Rusia -- Barat Mengkhawatirkan

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Donald Trump, berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat berjalan menuju sesi foto dalam acara KTT APEC di Danang, Vietnam, 11 November 2017. REUTERS/Jorge Silva
Presiden Donald Trump, berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat berjalan menuju sesi foto dalam acara KTT APEC di Danang, Vietnam, 11 November 2017. REUTERS/Jorge Silva
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusiran sejumlah diplomat Rusia dari Amerika Serikat, Australia, Kanada dan negara-negara Eropa, dianggap menciptakan situasi yang lebih mencekam dari pada Perang Dingin.

Pengusiran sekitar 115 staf diplomatik Rusia dari 22 negara Barat dilakukan sebagai bentuk protes terhadap insiden racun syaraf eks agen mata-mata Rusia di Inggris. Seperti dilansir Reuters, bekas anggota intelijen Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, terkapar di sebuah mal di Salisbury, Inggris selatan, pada 4 Maret 2018.

Baca: Amerika Serikat Usir 60 Diplomat Rusia

 

Skripal dan putrinya terkena racun syaraf bernama Novichok, yang menempel di koper yang dibawa korban. PM Inggris merespon dengan mengusir 23 orang diplomat dan anggota intelijen Rusia. Ini dibalas Rusia dengan mengusir 23 diplomat Inggris dan menutup kantor British Council di St. Petersburg..

Terkait pengusiran besar-besaran terbaru ini, pemerintah Rusia bersumpah untuk membalas tindakan itu yang dianggapnya sebagai langkah provokatif.

Baca: 115 Diplomatnya Diusir Negara Barat, Rusia Bakal Balas, Caranya?

Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun, dalam kondisi kritis di rumah sakit saat ini.l [Rex Features]

Ketegangan hubungan antara Barat dan Rusia dalam beberapa tahun belakangan termasuk konflik proksi di Timur Tengah dan risiko perang nuklir saat ini, telah diperburuk oleh serangan racun saraf tadi.

Menurut Ivan I. Kurilla, seorang ahli di Hubungan Amerika-Rusia situasi saat ini mengingatkan kembali para era 1917 saat Revolusi Bolshevik.

"Jika Anda mencari persamaan dengan apa yang terjadi, bukan Perang Dingin yang dapat menjelaskan peristiwa tetapi rezim revolusioner pertama Rusia, yang secara teratur membunuh lawan di luar negeri," kata Kurilla, seorang sejarawan di Universitas Eropa di St. Petersburg.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurilla mengatakan Presiden Rusia, Vladimir V. Putin, tidak tertarik menyebarkan ideologi baru dan mengobarkan revolusi dunia, tidak seperti Bolshevik awal. Tetapi Rusia di bawah Putin telah menjadi rezim revolusioner dalam kont3eks hubungan internasional.

Seperti dilansir New York Times pada 26 Maret 2018, Kurilla mengatakan Rusia saat ini tidak menyukai aturan global, yang didominasi Amerika. Apalagi Presiden George W. Bush menarik Amerika Serikat dari perjanjian Rudal Antibalistik, sebuah perjanjian Perang Dingin yang penting, pada tahun 2002.
Theresa May dan Vladimir Putin. AP

Vladimir Inozemtsev, seorang cendekiawan Rusia di Institut Studi Lanjut Polandia di Warsawa mengatakan situasi saat ini diperparah oleh sikap Putin, yang dinilai tidak mengikuti ideologi atau aturan tetap tetapi melakukan "kebijakan predator," tidak peduli seberapa ilegalnya itu.

Sikap itu, menurut Inozemtsev, tidak pernah dimiliki pemimpin Rusia di era Perang Dingin. Ini akan meruntuhkan tatanan yang ada di Eropa yang justru akan mengorbankan Rusia.

Politisi, penyiar, dan penulis terkemuka Inggris, George Galloway, yang mengecam keputusan Donald Trump dan pemimpin Barat lainnya untuk mengusir lebih dari 100 diplomat Rusia dan menutup konsulat Rusia di Seattle, menganggapnya sebagai "deklarasi perang."

Menurutnya pengusiran besar-besaran itu adalah pendahuluan dari kemerosotan hubungan yang sangat tajam.

Para ahli juga menyebutkan di era Perang Dingin, negara-negara yang terlibat masih menunjukkan rasa hormat terhadap Perjanjian Kontrol Senjata Nuklir yang dicapai sejak 1970-an. Namun kini terlihat perjanjian nuklir sudah tidak dihormati lagi terutama sejak Bush keluar dari perjanjian Rudal Antibalistik 1972, yang dikenal sebagai Perjanjian ABM pada 2002.

Dalam pidato kenegaraan pada bulan Februari, Presiden Rusia, Putin, mengungkapkan apa yang dia sebut sebagai generasi baru rudal nuklir jarak jauh, yang "tak terkalahkan". Dia menyalahkan Washington, yang sebelumnya juga mengumumkan pembangunan rudal nuklir baru yang lebih canggih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

13 jam lalu

Jet tempur Sukhoi Su-35 melaju di sepanjang lapangan terbang selama forum teknis militer internasional
Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih


Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

18 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota Dewan Keamanan melalui panggilan konferensi video di Moskow, Rusia, 9 September 2022. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS/File Photo
Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.


Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

2 hari lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

2 hari lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

2 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

2 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

2 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

2 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

2 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024