TEMPO.CO, Washington -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut dengan bersemangat keputusan Komite Intelijen Partai Republik di DPR Amerika, yang menyatakan tidak ada bukti kampanye pemilihan Presiden Trump pada 2016 berkolusi dengan Rusia.
Dia menyatakan dirinya bersih dari tuduhan kolusi dengan Rusia, yang terjadi selama ini. Trump menyebut investigasi atas dirinya sebagai investigasi bernuansa politis untuk kepentingan Demokrat.
Baca: Mueller Dakwa 13 Orang Rusia Soal Pilpres 2016, Trump Bilang Ini
Saking bersemangatnya, Trump mencuitkan keputusan partai pendukungnya itu lewat akun Twitter @realdonaldtrump menggunakan huruf kapital.
"Komite intelejen DPR Partai Republik telah memutuskan, setelah 14 bulan menggelar investigasi mendalam, tidak ada bukti kolusi atau koordinasi antara kampanye Trump dan Rusia untuk mempengaruhi pemilihan Presiden 2016," begitu cuit Trump sekitar enam jam yang lalu, Senin, 12 Maret 2018 waktu setempat.
Baca: Eks Bos CIA Brennan Tuding Trump adalah Seorang ...
Robert Mueller. fivethirtyeigh.com
Keputusan Partai Republik ini disusun dalam dokumen setebal 150 halaman dan sekaligus membantah laporan dari komunitas intelejen Amerika, yang secara tegas menyatakan dalam kesimpulan mereka bahwa Rusia berupaya mendongkrak kampanye Presiden Trump.
Republik juga tidak berkonsultasi dengan koleganya Partai Demokrat dalam penyusunan dan pengumuman investigasi mereka ini. Selama ini, Demokrat meyakini, seperti komunitas intejelen AS, bahwa Trump dan Rusia berkolusi untuk memenangkan pilpres 2016.
"Kami berpikir (tudingan) itu tidak didukung data," kata Mike Conaway, wakil rakyat asal Texas dari Partai Republik, yang memimpin investigasi ini, seperti dilansir media lokal Politico, Senin, 12 Maret 2018.
Ditanya soal adanya pertemuan antara sejumlah anggota tim kampanye Trump dengan orang-orang Rusia terkait dokumen untuk mendeskreditkan kandidat pesaing Trump asal Demokrat yaitu Hillary Clinton, Conaway mengatakan pertemuan itu terjadi karena kekeliruan saja. Tapi pertemuan itu sendiri tidak menghasilkan apapun.
Seperti dilansir Reuters, komite Partai Republik ini juga menyatakan Rusia memang berupaya untuk mempengaruhi pilpres 2016 dengan berbagai propaganda dan berita bohong, yang disebar lewat jejaring sosial.
Namun, Conaway menyatakan Komite ini membantah temuan dari CIA, NSA, dan FBI soal adanya upaya Moskow membantu Trump, yang memenangkan pilpres dengan mengejutkan.
Hope Hicks dipandang media AS sebagai “senjata rahasia” Trump ketika memutuskan maju sebagai calon presiden AS pada pemilu 2016 lalu. REUTERS/Kevin Lamarque
"Kami sudah selesai dengan tahapan wawancara. Kami sedang menyusun laporannya," kata Conaway kepada Reuters.
Pada tahun lalu, komunitas intejelen Amerika melansir intervensi Rusia ini. "Kami menilai Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kampanye untuk mempengaruhi pilpres 2016," begitu bunyi laporan dari kantor Direktur Intelejen Nasional, FBI, CIA dan NSA.
Kesimpulan Partai Republik ini dikecam Partai Demokrat. Politikus Adam Schiff dari Demokrat menyebut,"Pengumuman itu terlalu dini."
Schiff mengatakan,"Dalam rangkaian investigasi ini, pekerjaan kami belum kelar secara fundamental. Sejumlah isu telah diinvestigasi. namun ada isu lain mengenai pencucian uang Rusia yang belum tersentuh."
Saat ini, seperti telah diberitakan, Trump sedang menjalani investigasi oleh penasehat khusus Robert S. Mueller, yang ditunjuk Kementerian Kehakiman AS. Mueller telah memeriksa sejumlah anggota tim sukses Trump dan menemukan sedikitnya tiga orang dari mereka telah menyampaikan informasi keliru.
Pada pekan lalu, Mueller baru saja meningkatkan pengusutan kasus ini. Dia memeriksa bekas anggota kampanye Trump, Sam Nunberg, selama enam jam di depan hakim. Bekas manajer kampanye Trump, Paul Manafort, menyatakan tidak bersalah melakukan pidana dalam pengusutan yang digelar Mueller ini.
Mueller juga telah mengajukan tuntutan kepada 13 orang Rusia, yang diduga kuat mencampuri proses pilpres AS untuk memenangkan Trump. Soal kesimpulan Partai Republik ini, Kedutaan Besar Rusia di Washington, menyatakan,"Semua investigasi terkait Rusia (tidak hanya di Amerika) sudah ditakdirkan berakhir seperti yang disimpulkan secara brilian oleh Conway: hanya Tom Clancy dapat menggunakan informasi mengenai kontak, pertemuan dan apapun itu, dan menjalinnya menjadi sebuah cerita mata-mata yang mencekam."