Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan PDIP Usung Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan

Reporter

image-gnews
Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin (kiri) dan Anton Charliyan (kanan) mengepalkan tangan saat pengumuman cagub-cawagub PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Januari 2018. ANTARA FOTO(kiri) dan Anton Charliyan (kanan) mengepalkan tangan saat pengumuman cagub-cawagub PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Januari 2018. ANTARA FOTO
Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin (kiri) dan Anton Charliyan (kanan) mengepalkan tangan saat pengumuman cagub-cawagub PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Januari 2018. ANTARA FOTO(kiri) dan Anton Charliyan (kanan) mengepalkan tangan saat pengumuman cagub-cawagub PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Januari 2018. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membuat kejutan di hari terakhir sebelum pendaftaran calon kepala daerah di Komisi Pemilihan Umum yang dimulai hari ini, Senin, 8 Januari 2018. Partai berlambang banteng moncong putih ini batal mencalonkan Ridwan Kamil-Anton Charliyan sebagai calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat. PDIP mengusung Mayor Jenderal (Purnawirawan) Tubagus Hasanuddin dan Inspektur Jenderal Anton Charliyan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan keputusan itu diambil partainya setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar pada pernikahan anak Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sabtu pekan lalu. “Mereka sepakat mengusung Uu Ruzhanul Ulum sebagai pendamping Ridwan,” ucap dia di kantornya, Minggu, 7 Januari 2018.

Baca: TB Hasanuddin-Anton Charliyan Akan Pakai Strategi Sangkuriang

Hasto membawa keputusan itu dalam rapat bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pertemuan itu pun akhirnya memutuskan PDIP tidak berkoalisi dengan partai mana pun dalam pilkada Jawa Barat dan mencalonkan Tubagus-Anton. Anton sebelumnya menjabat Wakil Kepala Lembaga Pendidikan Polri. PDIP memang bisa maju sendiri karena punya 20 kursi DPRD, syarat minimal pencalonan.

Seorang politikus PDIP menuturkan sebetulnya kesepakatan itu diambil karena Ridwan menolak dipasangkan dengan Anton. Penyebabnya, menurut dia, Ridwan khawatir akan diserang dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). “Anton pernah bermasalah dengan kelompok Islam ketika menjabat sebagai Kapolda Jabar,” kata sumber ini. Ridwan tak menjawab pertanyaan perihal ini. Sebelumnya, Romahurmuziy menyatakan PPP akan menarik dukungan jika Ridwan berpasangan dengan Anton.

Ketua PDIP Andreas Hugo Pareira tak membantah perihal isu SARA itu. “Tapi, itu sudah lewat, dan sekarang kami fokus untuk memenangkan Tubagus-Anton,” ujar dia. Ia yakin partainya bisa memenangi pilkada Jawa Barat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: TB Hasanuddin Kecup Kepala Anton Charliyan, Megawati Tersenyum

Andreas menyatakan, dalam pilkada 2013 lalu, partainya juga maju tanpa berkoalisi dengan mengusung Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki. Pasangan ini pun mengantongi 5,7 juta suara, namun kalah oleh pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar, yang kini menjadi Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat. “Itu modal sosial, dan bisa dinaikkan dengan lebih menggerakkan mesin partai,” kata dia.

Megawati menuturkan keputusan mengusung Tubagus-Anton bukan hal yang mudah dan ia kerap marah jika berbicara tentang pilkada Jawa Barat. Penyebabnya, kata dia, banyak kalangan yang menyebut PDIP harus berkoalisi. “Saya bilang tidak. Saya ini banteng, kalau sudah keluar kumis dan bilang tidak, sudah enggak ada yang berani ngomong,” ujar dia. “Ini pertarungan, dan pasangan berlatar belakang TNI-Polri ini siap bertarung.”

Tubagus Hasanuddin menuturkan kesiapannya dalam memenangi pilkada Jawa Barat setelah resmi ditunjuk oleh Megawati. “Di belakang saya, seluruh kader PDIP mendukung,” ujar dia. Adapun Anton menjelaskan akan menggunakan strategi Sangkuriang dan sinergi pensiunan TNI dan Polri. Anton juga menampik kabar adanya masalah dengan pemilih Islam, terutama FPI. “Saya ini masih darah santri.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PDIP Bawa Obor Api Abadi Mrapen dari Semarang ke Lokasi Rakernas

9 jam lalu

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memegang obor untuk menyalakan kembali Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Selasa 20 April 2021. Situs Api Abadi Mrapen yang sempat mati pada 25 September 2020 akibat aktivitas pengeboran sumur oleh warga sekitar yang menyebabkan bocornya aliran gas alam yang mensuplai situs itu dinyalakan kembali dengan membuat aliran gas dari sumur gas yang baru di sekitar situs. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
PDIP Bawa Obor Api Abadi Mrapen dari Semarang ke Lokasi Rakernas

Obor api abadi Mrapen menjadi simbol api perjuangan PDIP.


Misteri 2 Nama Calon Gubernur di Pilkada Jakarta dari PDIP

1 hari lalu

Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga saat Konferensi Pers Rakernas V PDI Perjuangan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis (16/5/2024). (ANTARA/Narda Margaretha Sinambela)
Misteri 2 Nama Calon Gubernur di Pilkada Jakarta dari PDIP

Eriko PDIP mengungkap masih ada 2 nama lain yang masuk bursa calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Siapa mereka?


Disambut Patung Pria Kurus Hidung Panjang, Megawati Singgung Politik Seni

4 hari lalu

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri meninjau instalasi seniman Butet Kertaredjasa di Galeri Nasional Indonesia, kawasan Gambir, Jakarta Pusat, pada Senin, 13 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Disambut Patung Pria Kurus Hidung Panjang, Megawati Singgung Politik Seni

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung politik seni saat meninjau pameran bertajuk Melik Nggendong Lali karya Butet Kartaredjasa.


Sekjen Gerindra dan PDIP Kompak, Bilang Begini soal Persamuhan Prabowo-Megawati

4 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2019. Dalam pertemuan ini Megawati dan Prabowo akan membahas sejumlah hal. TEMPO/Muhammad Hidayat
Sekjen Gerindra dan PDIP Kompak, Bilang Begini soal Persamuhan Prabowo-Megawati

Rencana persamuhan antara Prabowo dan Megawati belum terwujud hingga kini. Sekjen Gerindra dan PDIP bilang begini.


Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

5 hari lalu

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, saat memberikan keterangan di Galeri Nasional Indonesia, kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 13 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

PDIP menyebut 8 nama besar cagub di Pilkada Jakarta sudah ada di kantong Mega. Siapa saja? Bagaimana pula dengan Sri Mulyani?


Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

8 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto saat menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2024. Dalam sambutannya, Prabowo memuji kesetiaan PAN atas dukungannya. Setidaknya PAN sudah mendukung Prabowo selama 15 tahun. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno. Apa kata PDIP dan pengamat?


Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

8 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto saat menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2024. Dalam sambutannya, Prabowo memuji kesetiaan PAN atas dukungannya. Setidaknya PAN sudah mendukung Prabowo selama 15 tahun. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno.


Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

10 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

Sejumlah pakar menilai pembentukan presidential club oleh Prabowo Subianto sulit terbentuk mengingat hubungan antara Megawati, SBY, dan Jokowi.


Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

11 hari lalu

Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers usai acara halalbihalal dan pembubaran Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pakar politik menilai deklarasi Ganjar yang akan jadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran bisa saja mewakili sikap PDIP.


Beda Pendapat Ketum Projo dan Gibran soal Wacana Jokowi Bertemu Mega

30 hari lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi usai acara buka bersama di Lapangan Anatakupa, Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat pada Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Beda Pendapat Ketum Projo dan Gibran soal Wacana Jokowi Bertemu Mega

Gibran berharap masih ada peluang untuk pertemuan Jokowi dan Megawati. Sementara Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi meragukan pertemuan tersebut.