TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, menyatakan Pertamina bakal mengebor 69 sumur Blok Mahakam, Kalimantan Timur, pada tahun ini. Pengeboran tersebut dilakukan untuk menahan laju penurunan produksi.
Menurut Syamsu, target produksi gas ladang gas Mahakam mencapai 1.041 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada tahun ini. Target ini turun 20 persen dari rencana produksi rata-rata 2017 yang sebesar 1.309 MMSCFD.
Baca juga: Kembalinya Blok Mahakam ke Anak Negeri
Penurunan target juga diterapkan pada produksi minyak dan kondensat, yang hanya dipatok 36,1 ribu barel per hari. Tahun lalu, produksi keduanya diperkirakan 46,2 ribu barel per hari. "Kami berhasil mendapatkan potensi penambangan cadangan hingga 120 persen dan penambahan ketebalan reservoir 115 persen," ucap dia, seperti dikutip Koran Tempo, Rabu, 3 Januari 2018.
Direktur PT Pertamina Hulu Indonesia, Bambang Manumayoso, menimpali, selain mengebor 69 sumur, perusahaan melakukan 132 aktivitas kerja ulang dan perbaikan 5.623 sumur. Pertamina pun mengajukan permintaan pengembangan lanjutan di lima lapangan Blok Mahakam supaya produksi terus berlanjut. Kegiatan ini akan menghabiskan dana hingga US$ 1,7 miliar.
Bambang menantikan harga minyak membaik. Sebab, berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan, asumsi harga minyak hanya US$ 48 per barel. Jika harga minyak dunia naik, Pertamina bakal mengajukan permintaan pengeboran tambahan hingga 120 sumur. Perusahaan juga berkesempatan mencari cadangan minyak di area lepas pantai. "Masih labilnya harga minyak mentah dunia menjadi salah satu pertimbangan kenapa realisasi pengeboran hanya 69 sumur," kata Bambang.
Per 1 Januari 2018, kepemilikan Blok Mahakam 100 persen beralih ke Pertamina. Konsesi sebelumnya dipegang Total E&P Indonesie sejak 1974. Kepemilikan saham terbagi sama rata antara perusahaan migas asal Prancis, Total; dan perusahaan Jepang, Inpex.
Tanpa pengeboran tambahan, kata Bambang, produksi gas Mahakam hanya sebesar 934 MMSCFD, sementara minyak 25,7 ribu barel per hari. Dia mengklaim perusahaan sudah mencatatkan prestasi lantaran adanya penghematan biaya pengeboran sebesar 23 persen. Aktivitas juga lebih cepat 25 persen dari rencana semula. "Kami bisa mengebor sumur hanya dalam waktu 4,3 hari. Itu termasuk yang tercepat di dunia," katanya.
Bambang menjanjikan produksi gas pada 2019 bakal meningkat hingga 1.207 MMSCFD. Adapun minyak yang bakal disedot mencapai 42 ribu barel per hari. Penambahan produksi bakal berlanjut pada 2020.
Meski begitu, Bambang melanjutkan, sulit bagi Pertamina untuk mencapai volume produksi seperti 2017. Sebab, sumur tersebut tergolong tua dan perawatannya memakan biaya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan meminta Pertamina mempertahankan produksi Blok Mahakam Jonan bahkan mempersilakan Pertamina melakukan kerja sama pengelolaan dengan Total jika tujuannya adalah menambah produksi.
ROBBY IRFANY | S.G. WIBISONO (BALIKPAPAN)
Mengelola Sumur Tua
Pertamina mendapat tugas dari pemerintah untuk menjaga produksi gas dan minyak Blok Mahakam. Tapi pekerjaan ini tidak mudah lantaran area tersebut tergolong tua dan produksinya sudah menyusut.
Profil Blok Mahakam
Masa kontrak: 2018-2037
Pemilik: Pertamina
Cadangan:
- Minyak 57 juta barel
- Gas 4,9 triliun kaki kubik
Potensi Migas
- Minyak 12,6 juta barel
- Gas 756,95 miliar kaki kubik
Rencana Produksi
Tahun Gas (MMSCFD) Minyak (barel per hari)
2018 1.041 36.168
2019 1.207 42.0095
2020 1.268 43.184
2021 1.267 41.850
2022 1.218 39.451
Sumber: Pertamina
ROBBY IRFANI