TEMPO.CO, Jakarta - Polisi kesulitan mengidentifikasi puluhan korban tewas akibat ledakan petasan di pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang, Banten. Sebanyak 47 orang tewas dalam tragedi pada Kamis, 26 Oktober 2017 ini. “Kondisi jasad hangus dan bagian tubuhnya sudah terpisah-pisah. Sulit diidentifikasi,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono.
Rangkaian ledakan yang berujung kebakaran hebat itu menewaskan 47 orang dan melukai 43 orang lainnya. Polisi masih mencari 13 orang yang selama ini bekerja di pabrik tersebut. Jenazah korban kini berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk keperluan identifikasi. Sementara itu, korban luka bakar dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang, Rumah Sakit Mitra Husada, dan Rumah Sakit Ibu dan Anak BUN Tangerang.
Baca: Detik-detik Ledakan Petasan dan Terbakarnya Pabrik Kembang Api di Kosambi
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kebakaran gudang di Jalan Raya Salembarang itu bermula pada pukul 08.30. Warga sekitar mendengar suara ledakan besar dari dalam gudang yang berjarak belasan meter dari SMP Negeri 1 Kosambi itu. Ledakan besar yang meruntuhkan atap gudang diikuti ledakan-ledakan lebih kecil. “Gudangnya kan memang berisi bahan mudah terbakar,” ujar Argo.
Ketika api terus membesar, pekerja pabrik petasan itu tak bisa menyelamatkan diri. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang, Agus Suryana, satu-satunya pintu gerbang gudang tersebut dikunci. “Saat kami tiba di lokasi, kami langsung mendobrak pintu yang tergembok,” ujar Agus.
Begitu pintu terbuka, menurut Agus, pekerja yang berada di bagian depan pabrik berlarian keluar. Meski akhirnya selamat, sebagian besar dari mereka telah terluka. “Ada yang keluar diseret temannya,” ujar Agus.
Baca: Cerita Keluarga Korban Kebakaran Pabrik Kembang Api Serbu RSUD Tangerang
Api baru padam pada pukul 14.00, setelah Dinas Pemadam Kebakaran mengerahkan 11 unit mobil pemadam. Korban tewas, menurut Agus, ditemukan bertumpuk di bagian belakang gudang. Agus menduga korban berlari ke belakang gudang untuk menyelamatkan diri. Tapi di sana mereka malah terjebak dan terbakar.
Agus menerangkan, sebagian karyawan bekerja di bagian depan yang merupakan luar bangunan. Di bagian tengah bangunan terdapat mesin dan gudang bahan baku kembang api. Adapun bagian belakang bangunan, yang tertutup rapat, merupakan tempat pengepakan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Nico Afinta, mengatakan penyidik telah meminta keterangan sejumlah saksi dari pengelola gudang milik PT Panca Buana Cahaya Sukses itu. “Kami juga akan segera memeriksa pemilik gudang,” kata dia. Menurut polisi, pemilik pabrik yang baru dua bulan memproduksi kembang api kawat itu bernama Indra Liyono, 40 tahun. “Ada di Malaysia, tapi sudah dalam perjalanan ke Indonesia,” kata Nico. Ledakan petasan dan terbakarnya pabrik kembang api ini juga menimbulkan kerugian materi.