Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketika Khofifah dan Saifullah Berebut Suara Nahdiyin

Reporter

image-gnews
Khofifah Indar Parawansa bersama para kiai di Jawa Timur di sela-sela pertemuan tertutup di pesantren Tebuireng, Jombang, Ahad, 15 Oktober 2017. Pertemuan itu membahas dukungan kiai pada Khofifah dalam Pilgub Jatim 2018. TEMPO/ISHOMUDDIN
Khofifah Indar Parawansa bersama para kiai di Jawa Timur di sela-sela pertemuan tertutup di pesantren Tebuireng, Jombang, Ahad, 15 Oktober 2017. Pertemuan itu membahas dukungan kiai pada Khofifah dalam Pilgub Jatim 2018. TEMPO/ISHOMUDDIN
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peta pertarungan pilkada Jawa Timur perlahan mulai tergambar jelas setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Saifullah Yusuf, dan Azwar Anas, Ahad lalu.

Gus Ipul dan Anas merupakan calon inkumben yang masing-masing tengah memangku jabatan sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur dan Bupati Banyuwangi. Peluang keterpilihan mereka disebut-sebut bakal menghadapi tantangan serius dari rival lawas yang saat ini menjabat Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawangsa. Apa saja yang sudah mereka lakukan untuk merebut hati pemilih di wilayah yang menjadi basis suara kalangan Nahdiyin tersebut?

Gus Ipul punya peluang keterpilihan yang besar jika merujuk pada hasil survei lembaga Polltrend dan Surabaya Survei Center yang dibuat pada periode Juni-Juli lalu. Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu berada di peringkat pertama meski hasil survei kedua lembaga tersebut memotret angka tingkat keterpilihan yang berbeda cukup mencolok, yakni 72 persen dan 26 persen untuk dirinya.

Faktor penentunya adalah pengalaman selama dua periode mendampingi Gubenur Soekarwo memimpin Jawa Timur. “Elektabilitas keduanya selalu paling tinggi dibanding yang lain,” ujar Pengamat Politik Universitas Airlangga, Hari Fitriyanto, Ahad lalu.

Baca: Survei 61 Kiai, Elektabilitas Saifullah Yusuf Ungguli Khofifah

Meski punya peluang besar, kata Hari, pasangan Saifullah-Azwar masih dianggap sebagai representasi kelompok religius. Anas yang kini berstatus kader PDI-P, masih dianggap kalangan nahdiyin sebagai orang NU lantaran pernah tercatat sebagai Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Faktor tersebut, kata dia, bisa menjadi ganjalan bagi keduanya lantaran preferensi pemilih di Jawa Timur masih menginginkan duet pasangan nasionalis-santri atau santi-nasionalis. “Selain kalangan santri yang didominasi dari Nahdhatul Ulama, di Jawa Timur terdapat kalangan nasionalis yang suaranya tak bisa dianggap kecil,” katanya.

Kesimpulan Hari diperkuat hasil pemilihan Pilkada Jawa Timur yang dimenangkan pasangan Soekarwo-Gus Ipul selama dua periode lalu. Menurut dia, perolehan suara keduanya banyak disumbang para pemilih kalangan abangan di wilayah Mataraman seperti Jombang, Ponorogo, Ngawi, Trengalek, dan Pacitan. Sisanya ia dapat dari kalangan santri yang tersebar di wilayah Tapal Kuda seperti Bondowoso, Probolinggo, hingga Banyuwangi. “Sekarang tinggal bagaimana Gus Ipul-Anas meyakinkan kalangan nasionalis untuk memilih mereka. Jika lengah, PDIP bisa dianggap tidak sedang merepresentasikan politik alirannyanya sendiri,” kata dia.

Ahad lalu, saat mendeklarasikan dukungan untuk Gus Ipul-Anas, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, menyatakan dukungan terhadap keduanya didasari oleh pengalaman mereka memimpin wilayah masing-masing selama dua periode dan jauh dari kontroversi kasus korupsi. Alasan lain yang cukup diperhitungkan adalah sosok Gus Ipul yang dipandang sebagai keturunan pendiri NU. Ia merupakan keponakan tak langsung mantan Presiden RI, K.H. Abdurrahman Wahid, yang juga cucu pendiri NU. “Keputusan kami tidak didasari pertimbangan suka atau tidak suka, tetapi melalui mekanisme yang terukur,” kata Mega.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses pencalonan pasangan Gus Ipul-Anas dipastikan tak akan menemui ganjalan pascadukungan PDI-P. Apalagi, tiket bagi keduanya telah diperoleh dari Partai Kebangkitan Bangsa, partai pemenang pemilu legislatif di Jawa Timur yang menguasai 20 kursi di parlemen. Perlawanan terhadap koalisi kedua partai tersebut kini tengah dirancang Partai Golkar, Nasdem, Hanura, dan Partai Persatuan Pembangunan, yang telah menyatakan dukungannya untuk Khofifah. Adapun Demokrat, Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional, belum menentukan sikap apakah bakal melahirkan penantang baru atau berkoalisi.

Ini merupakan palagan ketiga bagi Khofifah setelah kalah bertarung pada pemilihan 2008 dan 2013. Di tahun 2008, Khofifah yang kala itu berpasangan degnan Mudjiono nyaris meraup suara mayoritas warga Jawa Timur. Selisih perolehan suaranya dengan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf hanya terpaut 0,22 persen setelah bertarung dalam tiga putaran pemilihan. Ambisinya untuk merebut kursi Jawa Timur-1 itu ia perlihatkan dengan menyambangi sejumlah kyai NU dalam beberapa bulan terakhir. Ahad lalu, bersamaan dengan deklarasi dukungan PDI-P, Khofifah menghadiri pertemuan dengan sejumlah kyai NU di Pondok Pesantren Tebuireng.

Baca: Ini Alasan Khofifah Gugat Hasil Pilgub Jawa Timur

Pertemuan yang dihadiri tokoh NU seperti Salahuddin Wahid. K.H. Mas Mansur,  dan K.H. Asep Saifudin Chalim itu, melahirkan kesepakatan untuk melahirkan Tim Sembilan yang salah satu tugasnya adalah mencari pendamping Khofifah. Asep menyatakan tim terdiri dari para kyai yang bertugas menyerap masukan dari kalangan NU. Masukan dari para kyai tersebut, kata Asep, tidak bersifat mutlak, melainkan akan dibahas kembali dengan pengurus partai pengusung Khofifah. “Tentu kami tidak dominan,” kata dia. Menurut Asep, para kyai sepuh, mencukung pancalonan Khofifah karena memiliki kapasitas dan berpengalaman di bidang pemerintahan.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien, Kediri, K.H. Anwar Iskandar, menilai pertemuan Tebuireng tidak merepresentasikan suara mayoritas kalangan Nahdiyin. Sebab, kata dia, mayoritas kyai sepuh dan pondok pesantren besar telah membuat kesepakatan untuk mendukung pencalonan Gus Ipul-Anas. Ia memperkirakan suara kalangan nahdiyin dalam pilkada Jawa Timur bakal terpecah oleh pertarungan Gus Ipul dan Khofifah. Ia tak mempersoalkan jika kalangan NU mendukung keterpilihan Anas yang dianggap mewakili kalangan nasionalis. “Anas itu anak kita sendiri yang kita sekolahkan di PDIP,” kata dia.

ARTIKA RACHMI FARMITA | DIAS PRASONGKO | ISHOMUDDIN | HARITRI | RIKY FERDIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Gibran dan Bobby Nasution, Khofifah Disebut Juga Bakal Terima Penghargaan Satyalancana

2 hari lalu

Khofifah Indar Parawansa bertemu dengan calon presiden Prabowo Subianto Sabtu, 17 Februari 2024/dok tim media Khofifah
Selain Gibran dan Bobby Nasution, Khofifah Disebut Juga Bakal Terima Penghargaan Satyalancana

Jokowi dikabarkan akan memberikan penghargaan kepada kepala daerah berprestasi, mulai dari Gibran, Bobby Nasution, hingga Khofifah.


Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

2 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang diajukan dalam sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat
Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.


Golkar Sebut Kemenangan di Pilkada 2024 Jadi Modal untuk Pileg dan Pilpres 2029

11 hari lalu

Erwin Aksa. ANTARA/ Dhoni Setiawan
Golkar Sebut Kemenangan di Pilkada 2024 Jadi Modal untuk Pileg dan Pilpres 2029

Erwin Aksa menekankan soal target suara dan mengembalikan kejayaan Golkar lima tahun ke depan pada Pilkada 2024.


Khofifah Mau Maju Pilkada Jawa Timur, Rayuan PDIP hingga Peluang Risma dalam Persaingan

22 hari lalu

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Khofifah Mau Maju Pilkada Jawa Timur, Rayuan PDIP hingga Peluang Risma dalam Persaingan

Khofifah Indar Parawansa ingin maju lagi untuk duduk di pucuk pemerintahan Jawa Timur


Inilah 6 Tokoh yang Masuk Bursa Calon Gubernur Jawa Timur 2024

23 hari lalu

Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa berbicara dalam Debat Publik I Pilgub Jatim di Gedung Dyandra Convetion Center, Surabaya, Jawa Timur, 10 April 2018. ANTARA/Zabur Karuru
Inilah 6 Tokoh yang Masuk Bursa Calon Gubernur Jawa Timur 2024

Lembaga survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) mencatat ada enam tokoh yang masuk dalam daftar bursa calon Gubernur Jawa Timur 2024.


Respons Hasto Soal Upaya PDIP Berkomunikasi dengan Khofifah Perihal Pilkada 2024

24 hari lalu

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin,  25 Maret 2024. ANTARA/HO-PDIP
Respons Hasto Soal Upaya PDIP Berkomunikasi dengan Khofifah Perihal Pilkada 2024

Sekjen PDIP mengatakan komunikasi politik dilakukan untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang terbaik di Pilkada 2024.


Nama Khofifah, Risma, dan Cak Imin Muncul di Bursa Pilkada Jatim 2024, Siapa Unggul?

24 hari lalu

Mensos Tri Rismaharini menyapa anak-anak panti asuhan di Batam setelah menyerahkan kartu identitas anak (KIA) di Kantor Kejaksaan Negeri Batam, Rabu, 24 Januari 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Nama Khofifah, Risma, dan Cak Imin Muncul di Bursa Pilkada Jatim 2024, Siapa Unggul?

Survei Acurrate Research and Consulting Indonesia ini menyebutkan peluang Khofifah, Risma, Cak Imin di bursa Pilkada Jatim 2024.


Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Jatim Bantah Partainya Rayu Khofifah

25 hari lalu

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Dok Muslimat NU
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Jatim Bantah Partainya Rayu Khofifah

Said Abdullah mengaku tengah merayu Khofifah. Namun, hal itu dibantah oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Jatim. Begini katanya.


Ketua DPD PDIP Jawa Timur Said Abdullah Emoh Maju di Pilkada Jatim: Bajunya Tidak Pas

25 hari lalu

Said Abdullah memulai karier menjadi anggota DPR/MPR RI pada periode 2004-2009 dan berlanjut hingga periode 2009-2014 serta periode 2019-2024. Politisi PDIP ini juga pernah menjadi Calon Wakil Gubernur Jawa Timur pada 2013 lalu. Dok. DPR
Ketua DPD PDIP Jawa Timur Said Abdullah Emoh Maju di Pilkada Jatim: Bajunya Tidak Pas

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah enggan maju di Pilkada Jatim. Namun, politikus partai banteng ini mengaku malah tengah merayu Khofifah.


Khofifah Bersiap Maju Pilkada Jawa Timur 2024, Dukungan TKD Prabowo-Gibran hingga Relawan Tapal Kuda

31 hari lalu

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Khofifah Bersiap Maju Pilkada Jawa Timur 2024, Dukungan TKD Prabowo-Gibran hingga Relawan Tapal Kuda

Khofifah Indar Parawansa ingin kembali maju di Pilkada Jawa Timur 2024