Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bisnis Online Kuasai 1,8 Persen Pasar Ritel

image-gnews
Bisnis ritel di Indonesia. Tempo/Seto Wardhana
Bisnis ritel di Indonesia. Tempo/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Stephane Deutsch, mengatakan penetrasi penjualan retail secara online di Indonesia baru 1,8 persen dari total penjualan retail. Penetrasi sebesar itu terbagi menjadi tiga kategori besar, yaitu media, elektronik, dan pakaian. ”Untuk bisnis makanan, angkanya masih sangat minim,” ujar dia, kemarin.

Meski masih kecil, menurut dia, pihaknya akan masuk dalam bisnis online. Hero saat ini sedang mengembangkan bisnis e-commerce dan melakukan ekspansi. Pada paruh pertama 2017, Hero telah membuka dua gerai Giant Ekstra di Manado dan Malang serta meluncurkan konsep baru untuk Hero Supermarket yang menyasar kalangan menengah ke atas.

”Total investasi kami mencapai Rp 302 miliar pada tahun ini. Rinciannya, 41 persen untuk lokasi gerai, 27 persen untuk gerai baru, serta 12 persen untuk peremajaan dan pengelolaan gerai yang ada,” kata Stephane lagi.

Tren belanja online di Indonesia terus meningkat. Menurut Google Indonesia, hingga akhir tahun, jumlah warga Indonesia yang berbelanja melalui e-commerce mencapai 81 juta orang dari 100 juta pengguna Internet. “Angkanya cukup tinggi,” kata Country Industry Head Google Indonesia, Hengky Prihatna. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa.

Dia menuturkan, Indonesia menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk transaksi belanja online. ”Hasil riset kami menunjukkan bahwa pada masa depan belanja online akan semakin marak di Indonesia.”

Baca: Persaingan Kian Ketat, Peretail Konvensional Kebut Bisnis Online 

Manajer Komunikasi Perusahaan PT Matahari Putra Prima Tbk, Fernando Repi, menjelaskan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, khususnya di kota-kota besar. Perubahan itu berpengaruh terhadap perlambatan kinerja industri retail. Konsumen juga mulai menyisihkan uangnya untuk bersenang-senang. 

Namun, perubahan pola itu, kata dia, belum terjadi di daerah lain. ”Untuk kota-kota kecil belum mengarah ke sana. Mereka masih harus menabung untuk belanja kebutuhan pokok.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store, Miranti Hadisusilo, menyatakan penutupan dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai bukan karena kalah bersaing dengan bisnis online. ”Kami belum melihat sejauh itu.”

Ke depan, ujar dia, pihaknya akan lebih selektif dalam memilih lokasi gerai. ”Kami optimalkan penjualan di lokasi potensial dan strategis. Hingga akhir tahun, kami juga masih akan membuka 1-3 gerai lagi, yaitu satu di Jawa dan dua di luar Jawa.”

Baca: Gerai Ditutup, Manajemen Matahari: Bukan Terpukul Bisnis Online

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, mengatakan pangsa pasar yang diambil bisnis online baru sekitar 2 persen dari keseluruhan industri. "Online memang sudah mulai masuk, tapi penetrasinya belum besar. Sifatnya baru barang-barang standar," kata dia.

Berdasarkan catatan Aprindo, pertumbuhan industri retail pada semester pertama tahun ini hanya 3,7 persen, atau melambat dibanding periode yang sama 2016 yang bisa mencapai 9,7 persen. ”Tapi, ke depan, kami optimistis akan membaik,” katanya. Untuk meningkatkan performa industri, menurut dia, dibutuhkan dukungan, khususnya dari pemerintah.

GHOIDA RAHMAH | IMAM HAMDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey saat ditemui di Hypermart Puri Indah, Jakarta Barat pada Rabu, 8 Februari 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.


Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

13 Maret 2023

Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah.  ANTARA/Puspa Perwitasari
Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.


29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

29 November 2022

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Menurut pengamatan bank sentral, inflasi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 4,2 persen yoy. TEMPO/Tony Hartawan
29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.


Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

13 November 2021

Ilustrasi pertokoan atau pusat perbelanjaan di Jakarta. ANTARA/Galih Pradipta
Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

Bisnis ritel menjadi salah satu usaha yang diminati karena biasanya menjual berbagai kebutuhan primer dan langsung kepada konsumen.


Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

12 September 2021

Minimarket Alfamart dan minimarket Indomaret. TEMPO/Prima Mulia
Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

Kerap bersebelahan, ini beberapa perbedaan antara Alfamart dan Indomaret


Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

7 Maret 2021

Ilustrasi bisnis online. shutterstock.com
Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

Salah satu industri yang paling terpengaruh oleh tren terkait pandemi adalah ritel. Simak tips agar bisnis ini bisa bertahan.


Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

3 Januari 2020

Pedagang mengevakuasi barang dagangannya yang terendam banjir di Mal Cipinang Indah, Jakarta Timur, Rabu, 1 Januari 2020. Banjir tersebut akibat luapan sungai Sunter dan tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa malam, 31 Desember 2019. ANTARA/Galih Pradipta
Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

Banjir besar di beberapa wilayah Jabodetabek membuat pengusaha ritel mengeluh rugi dan omzet penjualan melorot.


11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

Pembeli memilih barang belanjaan di Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Ahad, 23 Juni 2019.Toko ritel Giant Ekspress menggelar diskon penutupan gerai di sejumlah tokonya hingga 28 Juli 2019 mendatang. TEMPO/Muhammad Hidayat
11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.


Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

24 Oktober 2019

Logo perusahaan fashion asal Swedia H&M di pertokoan Wina, Austria, 1 Oktober 2016. [REUTERS/Leonhard Foeger]
Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

Sejumlah minimarket atau convenience store nasional punya keinginan untuk berekspansi ke Vietnam.


Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

2 Oktober 2019

Suasana toko ritel Giant Ekspres saat menggelar diskon penutupan gerai di Mampang, Jakarta Selatan, Ahad, 23 Juni 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi
Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen.