TEMPO.CO, Jakarta-Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengakui dia sempat beradu mulut dengan aktor Hollywood Harrison Ford di tengah proses wawancara terkait proyek serial dokumenter Years of Living Dangerously, Senin lalu.
Dalam wawancara itu, kata Zulkifli, selain mengeluhkan rusaknya Taman Nasional Tesso Nilo di Riau, Harrison juga berulangkali menanyakan berbelitnya proses perizinan bagi perusahaan yang ingin merestorasi hutan Indonesia di Kalimantan Tengah. “Tidak mudah menjelaskan kepadanya, dia saat itu emosional,” kata Zulkifli, kemarin.
Menurut Zulkifli, suasana wawancara kian memanas ketika Harrison menyinggung soal kerusakan Taman Nasional Tesso Nillo, Riau. Aktor 71 tahun itu, kata Zulkifli, beberapa kali mendesaknya agar menangkap para perambah hutan liar di sana. "Tesso Nelo sekarang rusak akibat perambah. Kenapa tidak ditangkap? Itu kan taman nasional?" ujar Horrison dengan nada tinggi, seperti ditirukan Zulkifli.
Atas pertanyaan itu, Zulkifli lalu menjelaskan bahwa kerusakan hutan di sana merupakan dampak kebijakan pemerintah Orde Baru. Saat ini, kata dia, pemerintah Indonesia melakukan sejumlah pendekatan persuasif untuk memindahkan perambah hutan secara damai. Belum selesai menuntaskan penjelasannya, Harrison lalu memotong, “Tapi kan mereka tidak datang dengan sendirinya? Kenapa tidak ditangkap saja?" Kesal karena merasa diserang, Zulkifli balik menghardik, “Ini bukan Amerika.”
Akhir pekan lalu, ditemani Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto, Harrison memang sudah melihat sendiri kawasan hutan Tesso Nilo. Hutan seluas 83 ribu hektare itu kini tinggal 20 ribu hektare akibat pembalakan dan perkebunan sawit. Harrison juga datang ke satu kampung perambah yang hidup dari menanam sawit di tengah taman nasional.
Menurut Direktur Konservasi World Wild Fund (WWF)-Indonesia, Nazir Foead yang turut menemani Harrison ke Riau, amarah Harrison Ford sudah meletup di Tesso Nilo. Menurut Nazir, Harrison gemas melihat kerusakan kawasan konservasi itu dijadikan kebun kelapa sawit untuk mensuplai kebutuhan bahan baku sejumlah perusahaan besar. “Dia cukup kaget melihat siutuasi hutan di sana,” kata Nazir.
Usai menemani Harrison di Riau, kepada Tempo, Kuntoro juga mengaku sedih dan geram melihat kerusakan Tesso Nilo. Apalagi kawasan itu adalah proyek percontohan program Reducing Emission from Deforestation and Forest Defradation (REDD+). Selama ini, program REDD digadang-gadang sebagai solusi final untuk memberikan insentif ekonomi bagi pelestarian hutan Indonesia. “Bagaimana mungkin taman nasional dijaga petugas yang terbatas dengan satu kendaraan operasional saja? Ini menyedihkan,” kata Kuntoro.
Harrison sendiri dikabarkan sempat naik ke atas meja di Kementerian Kehutanan. “Apakah mereka sedang berlatih (film) atau Horrison memperbaiki AC karena mungkin pendinginnya mengalami masalah. Saya tidak tahu,” kata Juru Bicara Kementerian Kehutanan, Sumarto Suharno.
Adu mulut Harrison dengan Menteri Zulkifli ini sempat sampai ke telinga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karena itu, satu jam sebelum wawancara dengan Harrison, Presiden memanggil Zulkifli dan meminta laporan dari Menteri Lingkungan Hidup Bhaltasar Kambuaya, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo, serta Kuntoro sendiri.
“SBY ingin mendapat laporan dan masukan dari pejabat yang hadir ihwal penanganan masalah lingkungan dan kehutanan,” kata juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha. Akibat pertemuan itu, pertemuan SBY dan Harrison, yang dijadwalkan pukul 10.00 WIB, terpaksa mundur setengah jam.
FRANSISCO ROSARIANS | ERWAN HERMAWAN | WAHYU DHYATMIKA | IRA GUSLINA| ANTON A
Berita Terkait
Sebelum Wawancara, Harrison Ford Kirim Surat ke SBY
Harrison Ford Sopan Saat Bertemu SBY
Istana Akan Ajukan Deportasi Harrison Ford
Harisson Ford Naik Meja Menteri untuk Betulkan AC
Menhut Bantah Aksi Naik Meja Harrison Ford