TEMPO.CO, Jakarta-Partai Demokrat terancam terdegradasi dari barisan partai papan atas karena terus digelayuti skandal korupsi para petinggi, kader, dan orang-orang dekatnya. Terakhir, Athiyyah Laila, istri Anas Urbaningrum—bekas Ketua Umum Demokrat—diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kaitan dengan kasus Hambalang kemarin.
“Kasus korupsi menjadi faktor utama kemerosotan elektabilitas Demokrat,” ujar peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfarabie, ketika dihubungi Selasa 26 November 2013. "Pada Pemilu 2014, Demokrat diprediksi hanya akan menjadi partai tengah," dia menambahkan.
Partai tengah, ujar Adjie, adalah partai yang 'biasa-biasa saja' dengan perolehan suara di bawah 10 persen.
Ahad lalu, lembaga ini melansir hasil survei elektabilitas partai peserta Pemilu 2014. Survei digelar pada 12 September-Oktober lalu terhadap 1.200 responden dengan rentang kesalahan 2,9 persen. Hasilnya, elektabilitas Demokrat mentok di level 10 persen. Survei ini menegaskan hasil sigi sebelumnya versi lembaga lain. Pada April 2013, misalnya, hasil survei Center for Strategic and Internasional Studies menyebutkan, elektabilitas Demokrat menclok di angka 7,1 persen.
Penurunan popularitas Demokrat, menurut sigi Lingkaran Survei, mulai signifikan sejak Juni 2011, ketika M. Nazaruddin—kala itu Bendahara Umum Demokrat—terjerat suap Wisma Atlet Jakabaring, Palembang. Karena kasus ini terus dipelototi media, elektabilitas Demokrat susut dari 20 persen menjadi 15,7 persen. Elektabilitas partai ini makin limbung setelah sejumlah petingginya turut menjadi tersangka, seperti Angelina Sondakh, Hartati Murdaya, dan Anas Urbaningrum.
Belakangan, nama petinggi Demokrat lain mulai disasar komisi antikorupsi. Ketua Partai Demokrat Sutan Bhatoegana, misalnya, disebut mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini pernah menerima tunjangan hari raya sebesar US$ 200 ribu dan US$ 300 ribu. Sutan sudah membantah tudingan itu.
Belakangan, kasus korupsi itu menyeret nama Jero Wacik, anggota Dewan Pembina Demokrat serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Kemarin, Jero dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi Rudi, tapi ia mangkir. Jero juga sudah membantah terlibat kasus itu.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengakui kasus korupsi kader partainya turut menjadi biang kerok melorotnya elektabilitas Demokrat. “Tapi jangan karena satu-dua kader kena, kami disebut sarang koruptor,” kata dia.
REZA ADITYA | KHAIRUL ANAM | MUHAMMAD MUHYIDDIN | ANTON A