TEMPO.CO, Jakarta--Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman mengatakan kelompok terduga teroris pimpinan Nurul Hidayat alias Dayat, yang digerebek di Ciputat, Tangerang Selatan, merupakan pelaku sejumlah aksi penembakan polisi. “Kelompok ini sangat berbahaya,” kata dia ketika dihubungi Tempo Rabu 1 Januari 2013.
Sejak Selasa malam hingga Rabu dinihari kemarin, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI dan Kepolisian Daerah Metro Jaya menggerebek persembunyian kelompok itu di rumah kontrakan milik Zaenab di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. Enam dari tujuh terduga teroris itu tewas ditembak. Mereka yang tewas adalah Dayat, Nurul Haq, Ozi, Rizal, Edo, dan Amril.
Rentetan penembakan terhadap polisi itu terjadi sepanjang 2013. Juli lalu, anggota Kepolisian Jakarta Pusat, Ajun Inspektur Satu Patah Saktiyono, ditembak di Cireundeu, Ciputat. Tapi ia selamat. Dua pekan kemudian, anggota Kepolisian Cilandak, Jakarta, Ajun Inspektur Satu Dwiyatna, ditembak mati di depan Rumah Sakit Ciputat. Dua pekan berselang, dua anggota Kepolisian Pondok Aren, Tangerang Selatan, menemui ajal ditembak di Pondok Aren. Polisi kelima, anggota Propam Kepolisian RI Brigadir Kepala Sukardi, tewas ditembak di depan gedung KPK, September lalu.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, operasi di Ciputat merupakan pengembangan kasus penangkapan Anton Alias Septi di Banyumas, Jawa Tengah, Selasa siang lalu. Anton juga pelaku penembakan polisi di Pondok Aren. Selain dari keterangan Anton, polisi berhasil mengidentifikasi bahwa mereka pelaku penembakan polisi berdasarkan barang bukti sepeda motor milik kelompok itu. “Dari enam motor yang disita, salah satunya milik petugas satuan pengamanan yang dicuri pelaku penembakan polisi di Pondok Aren,” kata Boy.
Di rumah kontrakan kelompok itu, polisi juga menyita uang tunai Rp 200 juta. Di rumah kontrakan Dayat di Rempoa, Ciputat, polisi juga menyita duit Rp 19 juta. Sebelumnya, polisi menyita duit Rp 90 juta saat menangkap Anton. Menurut Sutarman, semua duit yang disita itu diduga hasil perampokan BRI Panongan, Kabupaten Tangerang, akhir Desember lalu. "Hasil rampokan itu akan digunakan untuk membiayai logistik dan operasional terorisme di Poso," ujar dia.
Pengamat teroris Noor Huda Ismail mengatakan terduga teroris yang digerebek di Ciputat adalah teroris generasi baru. Menurut dia, jenis rekrutmen yang dilakukannya juga diawali dari debat di salah satu situs jejaring sosial. "Proses rekrutmen mereka sangat instan, sehingga loyalitas mereka pun sangat kurang," kata Noor.
TIKA PRIMANDARI | ANDI PERDANA | KAIRUL ANAM |LINDA TRIANITA | ANTON A
Baca juga:
Teroris Ciputat Disebut Punya Usaha Optik
Kelompok Teroris Ciputat Punya Rumah di Rempoa
Komnas HAM: Teroris Ciputat Wajar Ditembak Mati
Teroris Ciputat Bikin Pesta Bakar Ayam Batal