TEMPO.CO, Surabaya – Dukungan terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini agar tidak mundur terus mengalir. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta Risma menuntaskan masa jabatannya hingga 2015. “Pokoknya maju terus, jangan mundur,” kata Saifullah Yusuf saat dihubungi kemarin.
Saifullah mengingatkan, Risma sebaiknya mempertimbangkan dukungan yang telah diberikan warga Surabaya dalam pemilihan wali kota pada 2010. Dia khawatir pengunduran diri Risma bakal menyakiti hati publik Kota Pahlawan. Risma sempat berniat mundur setelah Wisnu Sakti Buana dilantik sebagai wakil wali kota, menggantikan Bambang Dwi Hartono. Risma tak hadir dalam pelantikan Wisnu dengan alasan sakit.
Dukungan terhadap Risma juga datang dari masyarakat asal Maluku yang tergabung dalam Komite Perekat Persaudaraan Maluku. Ketua Komite, Frans Huwae, mengatakan sekitar 3.000 orang asal Maluku yang tinggal di Surabaya meminta Risma tetap memimpin Kota Surabaya.
“Bu Risma telah berkinerja nyata. Dia menjadikan Surabaya tak banjir, kotanya bersih dan nyaman. Ini sangat berarti bagi penduduk, termasuk warga Maluku yang tinggal di sini,” kata Frans, yang menemui Risma di Balai Kota.
Salah seorang mahasiswa, Muhammad Rizal Haqiqi, menganggap Risma sebagai sosok kepala daerah yang banyak menciptakan perubahan di Surabaya. “Bu Risma iku sama seperti Margareth Thatcher, yang punya julukan “The Iron Lady” kata Rizal Haqiqi. “Warga Surabaya akan kehilangan dia kalau jadi mundur.”
Sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Surabaya pun meminta Risma bertahan sebagai wali kota. Sochidi, salah satu kader PDIP di Kalibokor, mengaku bangga atas kinerja Risma, yang sering blusukan ke berbagai tempat untuk melihat kekurangan yang ada di lingkup masyarakat.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yakin Risma tidak bakal mundur dari jabatan wali kota. Sebagai teman baik, Jokowi memberi semangat kepada Risma, “Yang sabar ya Bu. Santai saja, Bu, semua masalah pasti ada solusinya.”
Mendapat sanjungan dan dukungan, Risma mengucapkan terima kasih. “Saya ini biasa jadi pegawai negeri. Mungkin tak cocok kerja di jabatan politik seperti wali kota.” Dia mengaku tekanan yang ia hadapi akhir-akhir ini berimbas pada keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
Ketua PDIP Djarot Saiful Hidayat memastikan tak ada perubahan pada posisi Wakil Wali Kota Surabaya. Menurut dia, surat pengangkatan Djarot telah ditandatangani Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo. Pengangkatan Wisnu pun didasari usul dari daerah. “Ada keputusan bulat dari partai terkait dengan diusulkannya Wisnu,” kata Djarot.
EDWIN FAJERIAL | DEWI SUCI RAHAYU | AMRI MAHBUB | PRAM