Sebelum Prabowo bertemu dengan petinggi tokoh Islam, Jokowi telah lebih dulu menggarap massa Islam. Jokowi mengaku telah bertemu dengan tokoh partai Islam sebagai upaya partainya menjajaki kemungkinan koalisi. Pada akhir Maret lalu, Jokowi sowan ke keluarga mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid yang didampingi Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid. Sebelum mengunjungi keluarga Gus Dur, Jokowi mengunjungi Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dan mendatangi kediaman sesepuh NU, Mustofa Bisri di Rembang, Jawa Tengah. (Baca: Jokowi Akui Gencar Dekati Tokoh Islam)
Hasil sigi lembaga survei menunjukkan elektabilitas partai Islam pada Pemilu tahun ini rendah.Pada pemilu 1999, jumlah suara partai Islam seperti PKB, PPP, PAN, PK dan PKNU mencapai 36,8 persen. Pada pemilu 2004 lalu total suara menjadi 38,3 persen dan pemilu 2009 anjlok menjadi 29,2 persen.
Direktur Eskekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya memprediksi partai Islam turun drastis pada Pemilu 2014 karena dianggap tak punya figur penarik suara. “Ketergantungan partai terhadap sosok penarik suara semakin besar. Mana ada partai Islam punya sosok kunci?” kata Yunarto. (Baca: PDIP Menang, NU dan Muhamadiyah Dapat Peran)
Yunarto menambahkan, partai nasionalis punya figur kuat seperti Jokowi dari PDI Perjuangan dan Prabowo dari Gerindra. Figur ini, kata Yunarto, akan menyedot suara partai Islam. “Pada Pemilu 2009 suara total partai berbasis Islam tinggal 29 persen dan survei terakhir Maret lalu, tinggal 20 persen. Pada 2009 lalu, suara muslim perkotaan banyak beralih ke Demokrat,” kata Yunarto.
Ketua Fraksi PKB, Marwan Ja'far tak gentar suara nahdliyin bakal tergerus karena gerilya Jokowi dan Prabowo. "Saya yakin massa nahdliyin punya semangat ke-NU-an mendarah daging untuk PKB". (Baca: Tak Ada Jagoan Top, Partai Islam Redup)
LINDA TRIANITA | KHAIRUL ANAM | AMRI MAHBUB