TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tengah menghadapi dilema menjelang Rapat Pimpinan Nasional, yang akan digelar pekan depan. Dia mendapat mandat sebagai calon presiden, tapi sejauh ini belum mendapatkan koalisi. Ia pun sempat menyatakan rela menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan kandidat partai lain, termasuk Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto.
Akibat pernyataannya itu, politikus dari organisasi sayap dan organisasi masyarakat Golkar mendesak agar rapat pimpinan nasional, yang digelar pada 15 Mei mendatang, menjadi evaluasi terhadap Aburizal karena dinilai gagal dalam pemilihan legislatif lalu.
Menurut Ketua Angkatan Muda Partai Golkar Yorrys Raweyai, dalam pernyataan yang disampaikan kepada Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung, mereka akan menagih janji Aburizal, termasuk perolehan suara Golkar yang jauh dari target 30 persen dalam pemilihan legislatif lalu. Mereka meminta agar hasil Musyawarah Nasional Pekanbaru 2012 dievaluasi bersama dengan organisasi masyarakat, organisasi sayap, ataupun pengurus daerah.
Selama ini Aburizal mendapat mandat dari Rapat Pimpinan Nasional III Golkar untuk menjadi calon presiden. Namun elektabilitas Aburizal dalam berbagai survei selalu di bawah kandidat dari partai lain, yakni Joko Widodo (PDI Perjuangan) dan Prabowo.
Saat bertemu dengan Jokowi, Aburizal menegaskan bahwa dirinya akan bersaing dengan Jokowi sebagai calon presiden. Namun sampai kini belum ada partai lain yang siap bergabung dengan Partai Golkar untuk mengusung Aburizal sebagai calon presiden. Setelah bertemu dengan calon presiden Partai Gerindra, Prabowo, Aburizal justru menyatakan kesediaannya menjadi calon wakil presiden.
WAYAN AGUS PURNOMO | TRI SUHARMAN | IRA AGUSLIA SUFA | PUR