TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat aktif melakukan pembicaraan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mendukung presiden terpilih Joko Widodo. Ihwal gerilya partai yang dalam pemilihan presiden 9 Juli 2014 lalu mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa itu dikemukakan Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
Hasto, yang juga anggota tim transisi Jokowi, mengatakan Ketua Harian Demokrat Sjarifuddin Hasan acapkali bertemu dengan Ketua Bidang Politik PDIP Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo membahas kerja sama kedua partai di DPR. ”Bertemu, tapi tak di kantor DPP (Dewan Pimpinan Pusat),” kata Hasto kepada Tempo di Jakarta, Ahad 24 Agustus 2014.
Hasto menjelaskan, pertemuan antara petinggi kedua partai itu terjadi seusai putusan Mahkamah Konstitusi terkait dengan sengketa hasil pemilihan presiden. Pada Kamis 21 Agustus 2014 atau pekan lalu, Mahkamah menolak seluruh dalil gugatan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pesaing Jokowi-Jusuf Kalla. Hasto mengaku tidak mengetahui frekuensi pertemuan antara Sjarif-Tjahjo-Puan. Tapi dia berharap pertemuan tersebut hendaknya tak diikuti dengan bagi-bagi kekuasaan, melainkan ditujukan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Seusai putusan Mahkamah yang menguatkan legitimasi Jokowi-Jusuf Kalla, sejumlah partai pengusung Prabowo-Hatta mulai menjalin komunikasi dengan PDIP. Dalam pemilihan presiden lalu, lima partai menjadi pengusung Prabowo-Hatta, yakni Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Persatuan Pembangunan. Bahkan, menurut Jokowi, komunikasi antara PDIP dan partai pendukung Prabowo sudah terjalin sebelum putusan Mahkamah.
“Saya ngomong apa adanya. Kemungkinan Demokrat dan PAN (yang bergabung)," ujar Jokowi, Selasa lalu. (Baca: Demokrat Minta Jokowi Jembatani SBY dan Mega)