TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Kepolisian Nasional Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, Komisaris Jenderal Budi Waseso, yang kini menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI, masuk bursa calon Kepala Kepolisian RI. “Nanti delapan nama yang kemarin kembali diajukan ditambah satu nama baru karena kan jenderal bintang tiganya bertambah,” ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan ini di kantor Wakil Presiden, Kemarin.
Jenderal bintang tiga baru itu adalah Waseso, yang kemarin dilantik sebagai komisaris jenderal oleh Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. Namun pencalonan Waseso ini langsung mendapat penolakan dari sejumlah lembaga pegiat antikorupsi dan HAM, antara lain, Indonesia Corruption Watch, Pusat Kajian Antikorupsi Fakultas Hukum UGM, serta Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Menurut peneliti dari Pukat UGM, Hidfzil Alim, Waseso menjadi pemicu kisruh KPK dengan Kapolri. Waseso adalah bos penyidik Bareskrim yang diduga melakukan kriminalisasi terhadap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan memproses laporan pidana tiga komisioner KPK lainnya. Upaya ini diduga merupakan serangan balik karena Komisaris Jenderal Budi Gunawan, calon Kapolri saat itu, ditetapkan sebagai tersangka dugaan rekening gendut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. “Budi Waseso ini satu klan dengan Budi Gunawan,” kata Hifdzil.
Kemarin, Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikan dugaan pelanggaran HAM atas penangkapan Bambang. Kesimpulannya, penangkapan Bambang oleh anak buah Waseso melanggar HAM. Waseso sudah diperiksa Komnas HAM dalam kasus ini. Karena kesimpulan inilah YLBHI menilai Waseso tak pantas jadi calon Kapolri. “Pelanggar HAM tak bisa jadi Kapolri,” kata Direktur Advokasi YLBHI, Bahrain.
Menurut anggota Kompolnas, M. Nasser, dari sembilan itu, selain Waseso, ada tiga kandidat kuat lain. Mereka adalah Badrodin; Dwi Priyatno, Inspektur Pengawasan Umum Polri; dan Putut Eko Bayuseno, Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri.
Dari empat kandidat itu, Waseso yang paling berpeluang didukung lingkaran kekuasaan, terutama oleh PDI Perjuangan. Dukungan ini karena Waseso adalah orang dekatnya Budi Gunawan. Waseso sudah mengakui ini. Ia juga tampak menemani Budi Gunawan saat Budi menjalani fit and proper test calon Kapolri di DPR. Adapun Budi Gunawan, mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri, disebut-sebut ikut membuat visi-misi Jokowi-Kalla saat kampanye. Kemarin, mantan tim sukses Jokowi, A.M. Hendropriyono, memberikan karangan bunga ucapan selamat atas pelantikan Waseso sebagai komisaris jenderal.
Menurut Tedjo, Kompolnas menyiapkan nama-nama itu untuk mengantisipasi jika akhirnya Jokowi membatalkan pelantikan Budi Gunawan. Selasa lalu, Kepada Tempo, Ketua Tim 9 bentukan Jokowi, Ahmad Syafii Maarif, mengaku ditelepon Jokowi yang memberitahukan keputusannya membatalkan pelantikan Budi.
Waseso mengaku siap jika dirinya diplot menjadi calon Kapolri. “Kita tidak boleh menolak tugas dan tanggung jawab,” ujar Waseso. Terkait dengan tuduhan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK, Waseso mengatakan tuduhan itu tak benar, “Yakinlah 1.000 persen.”
TIKA PRIMANDARI | SINGGIH SOARES| PRIHANDOKO | MUHAMMAD MUHYIDDIN | ANTON A