TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo telah mengambil keputusan untuk menarik pencalonan Komisaris Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI. Keputusan ini kemungkinan akan diumumkan Jokowi hari ini. “Belum ada arahan baru dari Presiden. Kemungkinan tetap minggu ini,” kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Istana Negara, Kamis, 12 Februari 2015.
Menurut Andi, Jokowi bisa saja mengumumkannya pada hari ini. Jokowi hari ini menggelar pertemuan dengan sejumlah kepala daerah di Istana Bogor. Menjelang sore, dia terbang ke Solo untuk menghadiri acara Partai Hanura. “Bisa kan diumumkan di Solo atau Bogor, tidak ada masalah,” katanya. Pada Senin lalu, Jokowi juga mengatakan nasib Budi Gunawan segera diputuskan. “Insya Allah pekan ini.”
Kepada Tim 9 yang dibentuk untuk melerai kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri, Jokowi telah mengatakan akan membatalkan pelantikan Budi Gunawan. Namun Jokowi belum mengumumkan keputusannya secara resmi ke khalayak. Informasi inilah yang akan disiarkan langsung oleh Jokowi. Adapun nama pengganti Budi masih disimpan rapat-rapat.
Jokowi berencana mengumumkan nama baru calon Kepala Polri menjelang diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk disetujui. Nama itu tak langsung disetorkan lantaran mulai Kamis pekan depan Dewan menjalani reses. DPR bakal kembali bersidang pada 23 Maret mendatang.
Mendapat sinyal bahwa Budi Gunawan ditarik, Komisi Kepolisian Nasional menjaring enam komisaris jenderal untuk menggantikannya. “Sudah kami berikan kepada Presiden Jokowi,” kata komisioner Komisi Kepolisian, Syafriadi Cut Ali. Mereka adalah Kepala Badan Reserse Kriminal Budi Waseso, Inspektur Pengawasan Umum Dwi Priyatno, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Putut Bayu Seno, Wakil Kepala Polri Badrodin Haiti, Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional Suhardi Alius, dan Kepala Badan Narkotika Nasional Anang Iskandar.
Namun Komisi Kepolisian paling serius menjajaki Budi Waseso, Dwi Priyatno, Badrodin, dan Putut. Komisi Kepolisian sudah mewawancarai mereka berempat. Dari empat orang itu, Budi Waseso dan Badrodin dianggap memiliki kelemahan. Budi belum pernah menjabat kepala kepolisian daerah tipe A yang dipimpin seorang inspektur jenderal. Adapun Badrodin memiliki masa dinas kurang dari dua tahun seperti disyaratkan Undang-Undang Kepolisian.
Dari nama yang tersisa, menurut sumber Tempo di Istana, Jokowi lebih condong ke Dwi. Lulusan Akademi Kepolisian 1982 itu dianggap berhasil mengamankan Jakarta pada saat pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden 2014. Pada saat itu, Dwi menjabat Kepala Polda Metro Jaya. “Saat jadi Kapolda Metro bagus, saat jadi Kapolda Jawa Tengah juga bagus,” ujar M. Nasser, juga anggota Kompolnas.
Andi Widjajanto menyanggah Jokowi sudah menjatuhkan pilihan. “Belum ada kabar apa-apa. Informasi dari siapa itu?” ujarnya. Adapun Dwi Priyatno enggan mengomentari peluangnya menjadi Kapolri. “Saya belum tahu. Tunggu keputusan dan proses hukum yang sedang berjalan,” ujarnya.
ANANDA TERESIA | REZA ADITYA | PRIHANDOKO | MUHAMMAD MUHYIDDIN | ANTONS