TEMPO.CO, Jakarta - Perombakan kabinet oleh Presiden Joko Widodo diperkirakan akan dilakukan dalam waktu dekat. Itu sebabnya, koalisi partai pendukung pemerintah berencana menemui Presiden pada pekan depan.
Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Patrice Rio Capella, membenarkan pertemuan itu akan membahas isu-isu aktual, termasuk perombakan kabinet. “Perombakan bisa saja dilakukan pas puasa supaya tidak menimbulkan kegaduhan,” kata Rio, Jumat 19 Juni 2015.
Rio mengatakan, partainya mendukung perombakan, dengan syarat kursi NasDem di kabinet, yang saat ini diisi tiga menteri, tak dikurangi. “Ini demi memperkuat positioning Presiden,” kata dia.
Menurut Rio, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi Presiden untuk mengevaluasi kabinetnya. Apalagi setelah Jokowi menerima laporan kinerja dari setiap kementerian. “Reshuffle harus didasari kebutuhan Presiden.”
Pekan lalu, Jokowi memerintahkan kepada seluruh menterinya untuk membuat laporan pencapaian kinerja selama enam bulan terakhir serta rencana kerja untuk enam bulan ke depan. Setelah menerima laporan tersebut, dua hari lalu, Jokowi akan merujuknya sebagai bahan evaluasi dalam mengukur kinerja para pembantunya. “Saya selalu mengevaluasi, baik lewat laporan, juga saya cek di lapangan dan progress yang ada,” kata Jokowi, Kamis lalu.
Bukan hanya rapor tersebut yang menjadi rujukan Jokowi. Dia pun menerima masukan dari Kantor Staf Presiden mengenai kemajuan program setiap kementerian. Atas dasar bahan pertimbangan tersebut, Jokowi mengaku sudah memiliki penilaian terhadap para menterinya. “Ya, ada merah, kuning, hijau, itu biasa,” katanya.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan rapor para menteri kabinet tak akan dipublikasikan. Laporan itu hanya akan dijadikan pertimbangan Presiden dalam memacu kinerja para menterinya. “Yang paling utama adalah mengetahui pencapaian yang diraih dan mempercepat kinerja selanjutnya,” kata Pratikno, kemarin.
Jokowi sendiri sudah menegaskan bahwa ia tidak segan mencopot pejabat berkinerja buruk. “Berlaku untuk semuanya. Kemarin saya sampaikan, yang di lapangan, yang dirjen, ataupun menteri, kalau performa tidak bisa melayani dengan cepat, ya, seperti yang saya sampaikan,” katanya.
Pengamat politik dari lembaga Populi Center, Nico Harjanto, menilai ada belasan kementerian yang berpotensi berponten merah. Nico menggunakan tiga parameter: kinerja kelembagaan, pelaksanaan program, serta kemampuan berkomunikasi dengan publik. “Ada juga yang kontribusinya kurang dan malah bikin blunder,” ujarnya.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil, yang disangka Nico mengantongi ponten merah, mengatakan penilaian menteri sepenuhnya kewenangan presiden. Kemungkinan penilaian tersebut berujung pada reshuffle, Sofyan tak mempersoalkan. “Kita lihat saja,” kata dia.
INDRI MAULIDAR | DEWI SUCI | TRI ARTINING PUTRI | TIKA PRIMANDARI