TEMPO.CO, Jakarta - Desakan terhadap Presiden Joko Widodo agar tidak memperpanjang masa jabatan Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti semakin menguat. Dorongan paling kuat muncul dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Seiring dengan itu, sejumlah nama perwira tinggi bintang tiga di kepolisian disebut memiliki peluang mengisi posisi Trunojoyo Satu.
Bila Badrodin benar-benar pensiun bulan depan, ada delapan polisi berpangkat Komisaris Jenderal di Markas Besar Polri yang berpeluang menggantikannya. Mereka adalah Noer Ali, Budi Gunawan, Budi Waseso, Dwi Priyatno, Putu Eko Bayuseno, Suhardi Alius, Syafruddin, dan Tito Karnavian. Peluang Noer Ali dianggap kecil karena ia juga akan segera pensiun.
Dari tujuh orang yang tersisa, Budi Gunawan dan Dwi Priyatno dinilai paling senior, di samping memenuhi kriteria Undang-Undang Kepolisian serta ketentuan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Polri. Selain keduanya, Budi Waseso dan Syafruddin dianggap sebagai calon yang cukup kuat.
"Budi Gunawan tetap ranking pertama, lalu ada Budi Waseso,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane, ketika dihubungi Kamis, 2 Juni 2016. Namun Neta tidak menjelaskan secara rinci dasar pendapatnya itu.
Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia Edi Hasibuan, Budi Gunawan memiliki cukup banyak pendukung. Ia juga dianggap berprestasi saat menjadi Kepala Polda Bali dan Kapolda Jambi. Budi Gunawan, kata dia, dinilai sukses saat menjadi Wakil Kepala Polri. “Mereka (Badrodin dan Budi) terlihat kompak,” kata Edi. Kekompakan itu dinilai menyebabkan kondisi Polri lebih kondusif saat ini.
Dwi Priyatno juga dinilai memiliki rekam jejak yang baik ketika menjadi Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Metro Jaya. “Dwi bagus dalam hubungan internasional saat di Malaysia,” kata Edi. Dwi pernah menjadi Atase Kepolisian (SLO) di Kedutaan Besar RI Malaysia.
Adapun Budi Waseso, kata Edi, dinilai berhasil sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional. “Banyak penegakan hukum yang terkait dengan narkotik akhir-akhir ini,” ujar Edi.
Prestasi Syafruddin juga tidak kalah mentereng. Ia dianggap sukses ketika menjabat Kepala Polda Kalimantan Selatan. “Syafruddin juga dikenal tegas,” kata Edi. Ia pula yang berperan besar dalam revolusi mental kepolisian untuk meningkatkan citra polisi. Polisi didorong untuk mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. “Ia berinovasi mengubah citra polisi, yang biasanya lawan, menjadi kawan masyarakat.”
Menurut Edi, siapa pun nanti yang akan menjadi Kepala Polri akan mengusung beban berat, terutama dalam meningkatkan kualitas pelayanan polisi kepada masyarakat. Sebab, “Di mata masyarakat, polisi belum sepenuhnya bagus. Jadi siapa pun yang jadi Kapolri, harus meningkatkan pelayanan polisi,” tuturnya.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Yotje Mende, enggan mengomentari para kandidat. “Kompolnas belum membicarakan secara khusus masalah Kapolri,” ujar dia. Begitu pula Jenderal Badrodin Haiti, yang mengatakan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi belum mengadakan rapat untuk mengusulkan nama calon Kepala Polri. "Saya masih di luar negeri. Nanti saya pulang (baru rapat Wanjakti)," kata Badrodin, saat dihubungi Tempo, kemarin.
ABDUL AZIZ | MITRA TARIGAN | REZKI ALVIONITASARI
Berita lainnya:
3 Tipe Bos dan Kiat Menghadapinya
9 Hal Buruk yang Selalu Anda Lakukan pada Kulit
OTW Food Street Meruya, Tongkrongan Baru di Jakarta Barat