TEMPO.CO, Washington - Sekitar satu juta warga Amerika Serikat, terutama perempuan, menggelar “Women March” di Washington, DC, Ahad 22 Januari 2017. Unjuk rasa ini merupakan dukungan bagi hak-hak perempuan sekaligus mengekspresikan ketidakpuasan mereka atas pelantikan Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump.
Joanne Gascoyne, pensiunan guru dari Albany, New York, menempuh perjalanan hampir 350 kilometer bersama putri dan dua cucunya untuk ikut pawai Women March di Washington, DC. “Saya berunjuk rasa demi anak perempuan saya dan untuk mengilhami cucu perempuan saya sebagai generasi mendatang,” ujar nenek 78 tahun itu.
Baca juga:
Jokowi Ucapkan Selamat ke Donald Trump, Ini Harapannya
Pidato Inaugurasi Donald Trump Mirip Dialog Film Batman
Sejumlah artis dan selebritas juga hadir, seperti bintang film Ashley Judd, America Ferrera, Jessica Chastain, Chloe Graze Moretz, Rossie Perez, Bella Thorne, dan penyanyi Cher. Ada pula supermodel Chrissy Teigen, sutradara Michael Moore, hingga aktivis feminis Gloria Steinem.
Sophie Walker, pemimpin Kesetaraan Perempuan, mengatakan pengunjuk rasa berkumpul di jantung ibu kota Amerika Serikat itu untuk menunjukkan persatuan mereka. “Kami memprotes kebencian dan perpecahan yang disorongkan Donald Trump sebagai alat politik,” ujar Walker. Tak hanya perempuan, banyak pula laki-laki yang ikut aksi tersebut, seperti Jonas, lelaki berperawakan tinggi besar yang mengaku dari Prancis.
Pengunjuk rasa membawa sejumlah spanduk dengan tulisan-tulisan seperti “Hak-hak Perempuan adalah Hak Asasi Manusia”, “Pecahkan Tembok, Jangan Bangun Tembok”. Istilah pembangunan tembok itu mengacu pada kebijakan Donald Trump yang berencana membangun tembok pembatas antara Amerika Serikat dan Meksiko untuk menahan masuknya imigran Meksiko.
Kantor berita Associated Press melaporkan, hingga pukul 11.00 siang, lebih dari 275 ribu orang tumpah ruah dari berbagai stasiun kereta api di kota tersebut. Itu belum termasuk sekitar 1.800 bus yang digunakan pengunjuk rasa dan diparkir di taman-taman. Jumlah pengunjuk rasa ini lebih banyak daripada penonton pelantikan Donald Trump pada Jumat, 20 Januari 2017.
Aksi para perempuan ini tidak hanya terjadi di Washington. Menurut CNN, yang mengutip laporan polisi, aksi serupa juga terjadi di sejumlah kota. Di New York jumlah pesertanya mencapai 100 ribu. Para pendemo di New York berbaris menuju Trump Tower, kediaman Trump. Tapi polisi memblokade jalan menuju gedung di Fifth Avenue itu.
Unjuk rasa serupa juga terjadi di negara lain, seperti London, Inggris; Tel Aviv, Israel; Melbourne, Australia; Pristina, Kosovo; Moskow, Rusia; Berlin, Jermah, dan Kota Meksiko, Meksiko. Aksi tersebut digelar di depan kantor kedutaan besar Amerika Serikat di masing-masing negara.
Adapun Donald Trump, yang biasanya rajin mencuit lewat Twitter, tidak berkomentar soal Women March. Satu-satunya cuitan Donald Trump hanya dari akun resmi @realDonaldTrump yang isinya tidak menyinggung aksi tersebut. “Saya merasa terhormat untuk melayani Anda, rakyat Amerika yang besar, sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45.”
Jajak pendapat terbaru oleh ABC News/Washington Post menunjukkan bahwa hanya 40 persen orang Amerika yang menyetujui Trump. Ini menjadi peringkat popularitas terendah dari setiap presiden sejak era 1970-an.
Sementara Donald Trump didemo, sehari setelah penyerahan tampuk kekuasaan kepresidenan Amerika Serikat, cuitan muncul dari Barack Obama. Cuitan ini berbeda dari sebelumnya, yang menggunakan akun @POTUS, akun resmi Presiden Amerika Serikat. Obama berkicau lewat @BarackObama, akun yang sempat dipakainya delapan tahun lalu. Dia kini menulis sebagai warga biasa Negeri Abang Sam.
Barack Obama menulis: “Hai semuanya! Kembali ke akun Twitter semula. Apakah ini masih (ada yang mengikuti? Michelle dan saya sedang liburan singkat, setelah itu kami akan kembali bekerja.”
Menurut The Desert Sun, Barack Obama dan keluarga memilih berlibur ke Palm Spring untuk bermain golf. Mereka berangkat dari Pangkalan Udara Andrew pada Jumat malam, 20 Januari 2017. Namun hujan dan badai memaksa pesawat mereka mendarat di pangkalan cadangan March di Riverside, sekitar 80 kilometer sebelah barat Palm Spring.
Pukul 3.30, mereka tiba di Rancho Mirage, dekat Palm Springs. Iring-iringan mobil mereka berlanjut ke Thunderbird Heights, kawasan berbukit yang menjadi lokasi bermain golf. ”Iring-iringan kendaraan lebih sedikit. Hanya empat kendaraan. Lalu lintas berjalan normal seperti biasa,” tulis The Desert Sun. Tapi belum diketahui berapa lama Barack Obama dan keluarga berlibur di sana dan rencana perjalanan liburan mereka selanjutnya.
Seusai berlibur, Barack Obama mengatakan akan kembali saat memasuki masa yang disebutnya sebagai masa keheningan dan refleksi bersama keluarga. “Saya ingin menulis,” kata Barack Obama seperti dilansir Los Angeles Times. “Saya ingin tenang sedikit dan tidak ingin berbicara terlalu banyak. Saya ingin menghabiskan waktu berharga saya bersama anak-anak gadis saya.”
Barack Obama dan istrinya, Michelle, berencana untuk berkiprah di yayasan yang didirikannya, Obama Foundation. Yayasan itu berfokus pada proyek-proyek pembangunan yang belum bisa diwujudkan, seperti mendirikan perpustakaan dan museum yang menyimpan arsip-arsip kepresidenan. Salah satunya adalah membangun perpustakaan di South Side Chicago.
NEW JERSEY | ALJAZEERA | DESERT SUN | LOS ANGELES TIMES | SUKMA LOPPIES
Berita lainnya:
SBY Keluhkan Hoax, Jokowi: Jangan Banyak Keluhan
Rizieq Diperiksa, Massa Akan Penuhi Masjid Al Azhar Lagi
Kasus Dana Bansos, IPW Desak Polri Minta Maaf ke Sylviana