TEMPO.CO, Ankara - Indonesia dan Turki bersepakat meningkatkan kerja sama antiterorisme, terutama dengan berbagi informasi intelijen. Kesepakatan itu tercapai dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. "Kami memutuskan untuk memperkuat kerja sama antiterorisme dengan berbagi (informasi) intelijen,” kata Presiden Jokowi, yang sedang mengadakan lawatan kenegaraan ke Turki, kemarin.
Presiden Erdogan menyambut baik pernyataan Jokowi dan menekankan pentingnya pencegahan limpahan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke negara-negara lain setelah kekalahan kelompok itu di Timur Tengah. “Kita harus lebih berhati-hati dan memaksimalkan (kerja sama) berbagi (informasi) intelijen. Kita harus mencegah teroris Daesh pergi dari wilayah yang mereka duduki ke negara lain," kata Erdogan. Dia menyebut ISIS dalam bahasa Arab, “Daesh”, dalam konferensi pers bersama Jokowi di Ankara kemarin.
Jokowi mengadakan lawatan kenegaraan ke Turki pada 5-6 Juli sebelum menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Hamburg, Jerman, 7-8 Juli 2017.
Sebelum keberangkatan Presiden ke Turki, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Suhardi Alius, mengungkapkan bahwa Indonesia menjajaki kerja sama untuk memilah ribuan warga Indonesia yang kembali dari Timur Tengah. “Kami meminta pemerintah Turki memberikan informasi lebih awal. Dengan begitu, kami bisa tahu kapan mereka pulang,” kata Suhardi, pekan lalu.
Jokowi bertemu dengan Erdogan pada hari kedua lawatannya ke Turki. Kedua kepala negara bertemu empat mata sebelum mengadakan pertemuan bilateral.
Sejumlah nota kesepahaman ditandatangani, antara lain di bidang perdagangan dan kesehatan. Keduanya juga meresmikan peluncuran negosiasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki.
Jokowi dan Erdogan membahas upaya mengurangi hambatan perdagangan serta menciptakan iklim investasi yang menguntungkan. Keduanya juga sepakat bekerja sama di bidang manufaktur kapal selam dan drone, juga pembangkit tenaga listrik apung untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia.
Seusai pertemuan dengan Presiden Erdogan, Jokowi menerima sejumlah pengusaha Turki yang bergerak di bidang pertahanan, industri perkapalan, dan energi di Hotel JW Marriot, Ankara. Sebelum bertemu dengan Erdogan, Jokowi dan ibu negara Iriana mengawali agenda lawatan dengan meletakkan karangan bunga di makam presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk, di Ankara.
Dari sana, Presiden dan rombongan menyinggahi Masjid Kocatepe Jamii, yang merupakan masjid terbesar di kawasan Kocatepe, Ankara. Di masjid itu, Jokowi bertemu dengan sejumlah warga Indonesia yang tinggal di Turki, menunaikan salat tahyatul masjid, serta berdialog dengan imam masjid Mehmet Gormez.
Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius.
ANADOLU NEWS AGENCY | ISTMAN MP | NATALIA SANTI