TEMPO.CO, Jakarta - Tim pengawas haji Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menemukan adanya sejumlah tempat penukaran uang yang merugikan jemaah haji karena pemotongan yang berlebihan. Temuan praktik curang tersebut merupakan hasil inspeksi mendadak tim pengawas terhadap penyelenggaraan perjalanan haji di Sektor 5 Kota Mekah, Arab Saudi.
"Kami kaget. Ternyata selama ini terjadi praktik penukaran uang yang tidak lazim bagi jemaah haji yang ingin menukarkan uang riyal," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Iskan Qolba Lubis, dalam siaran pers di Jakarta, Senin, 28 Agustus 2017.
Baca Juga:
Kasus penukaran uang yang merugikan jemaah ini terjadi pada anggota kelompok terbang 47 Jakarta dan sekitarnya yang ingin menukarkan uang riyal pecahan 500. Untuk setiap satu pecahan 500 riyal, petugas penukaran uang mengenakan potongan 80 riyal atau 16 persen. Dengan demikian, penukaran lima pecahan dikenai potongan 400 riyal.
Baca: Daftar Haji Sekarang, Berangkat ke Tanah Suci 15 Tahun Lagi
Praktik tak terpuji ini juga terjadi di kloter lain, seperti dari Medan. Seorang anggota jemaah calon haji dari kloter Medan mengungkapkan, ketika menukarkan pecahan 500 riyal, ia hanya menerima 450 riyal.
Menurut Iskan, penukaran uang yang merugikan itu diduga dilakukan atas sepengetahuan petugas keberangkatan haji. Dia menyebutkan, hal itu semestinya tidak boleh dilakukan karena, selain bersifat riba, menzalimi jemaah calon haji.
Untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut, Komisi VIII DPR meminta Kementerian Agama melakukan investigasi di semua kloter dan menindak para petugas penukaran uang yang merugikan jemaah tersebut. Selain itu, Komisi VIII akan meminta Bank Indonesia menyediakan pecahan 100 riyal untuk memudahkan penukaran uang.
Selain praktik penukaran uang yang merugikan jemaah calon haji, tim pengawas menemukan sejumlah kekurangan dalam pelayanan haji. Salah satunya adalah adanya 6.400 boks makanan basi di Madinah. “Ini menandakan lemahnya pengawasan makanan yang disajikan, terutama jenis sayuran berkuah," kata Iskan.
Akhir pekan lalu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengecek kesiapan pelayanan bagi jemaah calon haji. Lukman meninjau langsung persiapan tenda-tenda haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“Alhamdulillah, pihak muassasah menjelaskan bahwa hari ini seluruh tenda jemaah haji Indonesia di Arafah sudah berdiri, 100 persen tenda jemaah sudah berdiri tegak,” ujar Lukman seperti dilansir di www.haji.kemenag.go.id, situs resmi Kementerian Agama.
Saat ini, 512 kloter jemaah calon haji Indonesia sudah berada di Arab Saudi. Total ada 203.065 anggota jemaah dan 2.534 petugas kloter. Puncak ibadah haji akan jatuh pada 31 Agustus nanti. Satu hari menjelang wukuf atau pada 30 Agustus mendatang, anggota jemaah akan diberangkatkan dari hotel masing-masing di Mekah menuju maktab di Arafah.
Kerajaan Arab Saudi menjelaskan bahwa jemaah haji yang telah datang mencapai 1.497 juta orang. Jumlah itu masih akan meningkat dan diprediksi lebih dari 2 juta orang.
ANTARA | AGUNG SEDAYU